Liputan6.com, Jakarta - Kolesterol tinggi sering dianggap sebagai masalah kesehatan serius, tapi banyak orang tidak menyadari bahwa kadar kolesterol yang tinggi tidak selalu menunjukkan gejala langsung, seperti pusing.
Namun, meskipun kolesterol tinggi sendiri tidak menyebabkan pusing, dampaknya terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah bisa menimbulkan kondisi yang berisiko menimbulkan gejala seperti pusing.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dr. Angelica Balingit, MD, kolesterol adalah zat lemak yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah tertentu untuk fungsi sel dan proses tubuh yang sehat.
Advertisement
Kolesterol diangkut melalui darah oleh molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein utama: lipoprotein densitas rendah (LDL) yang sering disebut 'kolesterol jahat', dan lipoprotein densitas tinggi (HDL) yang dikenal sebagai 'kolesterol baik'.
Kolesterol tinggi sering kali tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas, tetapi dapat menyebabkan penumpukan plak lemak di dalam pembuluh darah, suatu kondisi yang disebut aterosklerosis, dikutip dari Medical News Today.
Plak ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang mengurangi aliran darah, termasuk aliran oksigen dan nutrisi yang penting bagi organ tubuh. Jika plak berkembang lebih lanjut, pembuluh darah bisa tersumbat sepenuhnya.
Salah satu dampak dari aterosklerosis adalah peningkatan risiko berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung koroner (PJK), penyakit arteri perifer, aneurisma aorta, stroke, angina, dan serangan jantung.
Beberapa kondisi ini, seperti PJK, serangan jantung, dan stroke, dapat memicu gejala pusing sebagai salah satu tanda peringatan. Meskipun pusing bukanlah gejala langsung dari kolesterol tinggi, kondisi yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke otak atau jantung bisa mengarah pada keluhan tersebut.
Bagaimana Cara Mengecek Kolesterol?
Mendiagnosis kolesterol tinggi biasanya memerlukan tes darah untuk mengukur kadar kolesterol LDL dan HDL dalam tubuh. Masyarakat dianjurkan untuk memantau kadar kolesterol mereka secara teratur, terutama jika ada riwayat keluarga atau faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi keseimbangan kolesterol dalam tubuh.
Menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan merokok serta alkohol dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan menjaga kesehatan jantung serta pembuluh darah.
Penting untuk diingat bahwa kolesterol tinggi adalah kondisi yang dapat berkembang secara perlahan tanpa gejala jelas, namun memiliki potensi dampak yang besar bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Pemantauan yang tepat dan gaya hidup sehat adalah kunci untuk mencegah dampak buruk dari kolesterol tinggi pada tubuh kita.
Advertisement
Apa Saja 5 Tanda Kolesterol Tinggi?
Kolesterol tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas, sehingga sering kali disebut sebagai 'sillent killer'. Meskipun demikian, ada beberapa tanda peringatan yang bisa muncul pada seseorang dengan kadar kolesterol yang sangat tinggi.
Menurut Dr. Angelica Balingit, MD, berikut adalah lima tanda yang bisa menunjukkan adanya masalah kolesterol tinggi:
1. Benjolan Lemak pada Kulit
Salah satu tanda yang paling mencolok adalah munculnya benjolan lemak pada kulit. Benjolan ini, yang dikenal sebagai xantoma, bisa terlihat di sekitar sendi-sendi atau di area tubuh tertentu. Benjolan ini merupakan akumulasi lemak yang terjadi karena kadar kolesterol yang sangat tinggi.
2. Lingkaran Putih keabu-abuan di Sekitar Kornea Mata
Orang dengan kolesterol tinggi mungkin juga menunjukkan tanda berupa lingkaran putih atau keabu-abuan di sekitar kornea mata. Tanda ini disebut sebagai arcus senilis, dan meskipun sering kali terjadi pada orang yang lebih tua, ini juga bisa menjadi indikator kolesterol tinggi.
Advertisement
3. Pemeriksaan Kolesterol yang Terlewat
Kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga pemeriksaan kadar kolesterol secara rutin sangat penting. Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, pemeriksaan lipid harus dilakukan setiap lima tahun untuk orang yang berusia 19 tahun ke atas dan dimulai pada usia 9 hingga 11 tahun. Bagi pria berusia 45–65 tahun dan wanita berusia 55–65 tahun, pemeriksaan disarankan setiap 1-2 tahun.
4. Gejala Penyakit Jantung
Kolesterol tinggi dapat berkontribusi pada pengembangan penyakit jantung. Jika seseorang mengalami nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan yang tidak biasa, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah yang lebih serius, termasuk penyakit jantung akibat kolesterol tinggi.
Advertisement
5. Riwayat Keluarga dengan Kolesterol Tinggi
Meskipun ini bukan gejala langsung, memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi meningkatkan risiko Anda untuk mengalami hal yang sama. Pemeriksaan rutin sangat disarankan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor genetik tersebut.
Melalui pemeriksaan rutin dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda tersebut, kita dapat mengelola kesehatan dengan lebih baik dan mencegah dampak buruk kolesterol tinggi pada tubuh. Dr. Angelica Balingit, MD, mengingatkan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan kolesterol secara teratur.
Penting untuk diingat bahwa meskipun tanda-tanda ini dapat muncul pada beberapa orang dengan kolesterol tinggi, tidak semua orang mengalaminya. Oleh karena itu, menjaga pola hidup sehat dan menjalani pemeriksaan medis secara rutin adalah langkah terbaik untuk mencegah risiko yang lebih besar.