Liputan6.com, Jakarta Muhammad Khudori adalah petani yang berani menantang arus urbanisasi dan berhasil mengembangkan pertanian modern di kampung halamannya.
Lahir di Garut, Jawa Barat, awalnya Khudori tak pernah membayangkan dirinya menjadi seorang petani.
Bagi banyak orang, profesi petani masih dipandang sebelah mata, penuh tantangan, berpenghasilan rendah, dan tanpa masa depan cerah. Namun, berkat dorongan dan doa ibu, Khudori mantap menempuh pendidikan di Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Mojokerto. Kemudian melanjutkan studi di Balai Latihan Kerja (BLK) di Wonojati, Malang.
Advertisement
“Keluarga saya itu benar-benar miskin, sejak kecil saya tahu betul bagaimana rasanya hidup dalam keterbatasan. Bisa makan dua kali saja sudah bersyukur, untuk sekolah juga sering terlambat bayar SPP, jadi kami sekeluarga sudah langganan untuk menunggak hampir tiap semester bahkan hingga saya SMP,” kenang Khudori mengutip keterangan Niat Baik Hasil Baik yang mengangkat kisah sang petani dalam bentuk film dokumenter, Rabu (12/2/2025).
Selepas menamatkan pendidikannya pada 1997, Khudori bekerja di perusahaan pembibitan kentang di Garut. Melalui pengalaman tersebut, Khudori mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana mengelola usaha pembudidayaan. Pengalaman ini akhirnya mengubah pola pikir dan menumbuhkan tekadnya untuk mempunyai perusahaan sendiri.
Pada 2010, Khudori bersama sang istri memutuskan untuk memberanikan diri memulai bisnis pertanian. Berbekal modal Rp5 juta, keduanya mendirikan perusahaan untuk mengembangkan bibit kentang dengan fasilitas greenhouse sederhana.
Terjang Rintangan Saat Rintis Bisnis Pertanian
Berbagai tantangan pun dilalui, mulai dari cuaca buruk hingga kualitas produk yang belum stabil. Meski begitu, Khudori tidak menyerah.
“Awal membuka usaha sendiri sulit, banyak sekali tantangannya. Kadang kentang kita gagal panen karena tidak ada pengairan yang cukup. Kualitas produknya masih belum konsisten, tapi saya terus berusaha mencari solusi. Perlahan, kualitas produk mulai stabil, dan kami pun mulai berkembang,” jelas Khudori.
Dengan tekad kuat untuk meningkatkan kualitas produknya, Khudori mulai melakukan berbagai pembenahan, mulai dari pengembangan bibit unggul hingga pembenahan sumber daya manusia (SDM).
Perjuangan Khudori dan istri berbuah manis, bisnis perusahaannya melejit dan kini telah berkembang menjadi perusahaan pertanian dengan reputasi yang solid. Kini, perusahaannya dikenal sebagai perusahaan lokal yang menghadirkan produk sayur-mayur berkualitas tinggi.
Advertisement
Raih Sertifikasi Global Produk Pangan Berkelanjutan
Salah satu pencapaian terbesar Khudori dan istri adalah terjalinnya kemitraan dengan gerai makanan ternama.
Perusahaannya telah menjadi pemasok selada untuk produk burger yang biasa disantap warga Indonesia. Melalui kemitraan ini, perusahaannya juga mendapat berbagai pendampingan untuk memperoleh sertifikasi kepatuhan bertaraf internasional dalam bidang pertanian.
Saat ini, perusahaannya menjadi salah satu dari sedikit perusahaan pangan yang tersertifikasi Global G.A.P Plus dalam bidang produksi pangan berkelanjutan.
“Alhamdulillah kami terus dapat pendampingan serta arahan dari pihak McDonald’s Indonesia sehingga produk kami bisa memenuhi standar internasional yang ketat,” ujarnya.
Cetak Generasi Petani Muda Masa Depan
Kesuksesan perusahaan Khudori tidak membuatnya melupakan tujuan utama, yakni memajukan industri pertanian lokal serta mencetak generasi petani muda Indonesia masa depan.
Saat ini, perusahaannya tidak hanya mempekerjakan 130 karyawan tetap, tetapi juga rutin membuka program pendidikan kerja nyata (magang).
Khudori telah mendidik lebih dari 300 siswa serta mahasiswa untuk belajar secara langsung tentang praktik pertanian modern. Bahkan, Khudori juga aktif mengajar di 4 perguruan tinggi untuk menginspirasi anak muda agar terjun menjadi petani modern.
“Berkaca dari pengalaman saya dari awal meniti karier hingga sekarang, saya ingin mencetak generasi-generasi petani masa depan. Latar belakang saya sebagai seorang petani membuat saya merasa terpanggil untuk membuka akses pendidikan dalam bidang pertanian, tidak hanya di kelas tetapi juga melalui praktik langsung bagi generasi muda,” harap Khudori.
Advertisement
Sajikan Sudut Pandang Lain dari Profesi Petani
Kisah Khudori diangkat menjadi film dokumenter yang dapat disaksikan di saluran YouTube @niatbaikhasilbaik_id.
Film ini disutradarai Wisnu Surya Pratama yang menyajikan sudut pandang lain dari profesi seorang petani.
"Pada episode ini, saya memperkenalkan kisah luar biasa dari seorang pria biasa, yakni kisah Pak Khudori, seorang petani sayuran dari Jawa Barat. Tak bisa dipungkiri, terkadang kita menganggap remeh profesi petani,” kata Wisnu dalam keterangan yang sama.
“Namun pada kenyataanya, petani memiliki peran vital dalam memenuhi kebutuhan pangan kita dan semakin sedikit anak muda yang berminat untuk terjun ke dunia pertanian. Melalui kisah beliau, saya berharap bisa mengubah pandangan itu," imbuhnya.
Dalam dokumenter ini, Wisnu mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat Khudori dan tergerak mengangkat kisah kegigihan Khudori sebagai bagian dari kisah inspiratif ‘Sosok Baik Indonesia’.
"Saat pertama kali bertemu, saya melihat seseorang yang tak hanya gigih, tapi juga pintar dalam melihat peluang. Beliau lahir dalam keterbatasan ekonomi, tapi itu tak menghalangi langkahnya untuk menjadi petani dan menginspirasi ratusan anak muda untuk mencintai pertanian sebagai profesi yang mulia dan menjadi petani masa depan," tambah Wisnu.
Dia menilai, kisah Muhammad Khudori adalah contoh nyata bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan semangat pantang menyerah, seseorang bisa mengubah nasibnya dan membawa dampak besar bagi orang lain.
“Saksikan dokumenter yang penuh inspirasi ini, mengisahkan sosok luar biasa yang membuktikan bahwa niat baik akan membawa hasil yang baik,” pungkasnya.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)