Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang tua pasti ingin melihat anaknya tumbuh dengan baik, termasuk dalam perkembangan bicara dan bahasanya. Namun, ada kalanya anak mengalami keterlambatan dalam berbicara, yang dikenal dengan istilah speech delay. Ini adalah kondisi di mana anak mengalami perkembangan bicara yang lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya.Â
Mengutip laman RS Pondok Indah, anak dengan speech delay kemungkinan kesulitan mengucapkan kata, merangkai kalimat, atau bahkan memahami dan meniru bunyi. Meski kondisi ini tidak selalu menandakan masalah serius, penting untuk memeriksakan ke dokter atau terapis jika anak terlihat mengalami lambat bicara.
Advertisement
Adapun cara mudah mengetahui apakah kemampuan berbicara anak terlambat atau tidak yakni dengan melakukan screening perkembangan secara berkala. Di Indonesia, jadwal screening tumbuh kembang yang disarankan adalah setiap 3 bulan sekali hingga anak berusia 2 tahun. Setelahnya, screening dilanjutkan setiap 6 bulan sekali hingga usia 6 tahun.
Advertisement
Ketika screening, bukan hanya perkembangan bicara yang diperiksa, melainkan juga pertumbuhan fisiknya,seperti pertambahan berat badan, Panjang/tinggi badan, serta lingkar kepala. Pemeriksaan juga meliputi perkembangan gerak kasar, gerak halus, serta kemampuan sosial kemandirian. Dengan demikian, diharapkan tanda-tanda speech delay atau ke arah penyimpangan perkembangan lainnya dapat terdeteksi sedini mungkin.
Mengenai usia berapa speech delay bisa terdeteksi, ini tergantung dari instrumen apa yang digunakan untuk pemeriksaan. Pada fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama, instrumen yang disarankan dari Kementerian Kesehatan adalah Stimulasi, Deteksi, dan Invervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
Instrumen tersebut bisa mendeteksi masalah tumbuh kembang anak sejak usia 3 bulan.
Lalu, bagaimana kita bisa mengenali ciri-ciri speech delay pada anak? Mari kita bahas lebih lanjut.
Ciri-Ciri Speech Delay Berdasarkan Usia
Setiap usia memiliki indikator tertentu yang bisa menjadi tanda adanya speech delay. Mari kita lihat ciri-ciri ini berdasarkan kelompok usia:
- Usia 12 bulan: Anak tidak menggunakan gerakan seperti menunjuk atau melambaikan tangan. Ini adalah tahap awal di mana anak seharusnya mulai menunjukkan komunikasi non-verbal.
- Usia 18 bulan: Anak lebih memilih menggunakan gerak tubuh untuk berkomunikasi dan mengalami kesulitan dalam meniru suara serta memahami ucapan sederhana.
- Usia 2 tahun: Anak hanya bisa meniru ucapan atau tindakan tanpa menghasilkan kata atau frasa secara spontan. Mereka juga sering mengulang kata atau suara berulang kali dan tidak mampu mengucapkan setidaknya 25 kata.
- Usia 2,5 tahun: Anak kesulitan menggunakan frasa dua kata atau kombinasi kata serta tidak mampu menyebutkan nama anggota badan dengan benar.
- Usia 3 tahun: Anak tidak mampu menggunakan 200 kata dan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat.
Dengan memahami ciri-ciri ini, orang tua dapat lebih waspada terhadap perkembangan bicara anak.
Advertisement
Ciri-Ciri Umum yang Perlu Diwaspadai
Tidak hanya berdasarkan usia, ada juga beberapa ciri umum yang bisa menjadi tanda adanya speech delay, antara lain:
- Jarang mencoba berbicara atau meniru perkataan orang lain.
- Tidak bereaksi saat dipanggil namanya.
- Menghindari kontak mata saat diajak berbicara.
- Kesulitan menyebutkan benda-benda di rumah.
- Belum bisa merangkai dua atau tiga kata menjadi kalimat sederhana.
- Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana.
- Kesulitan merespons saat diajak berbicara.
- Lebih sering menunjukkan gestur tubuh daripada berbicara saat meminta sesuatu.
- Kesulitan meniru suara.
Ciri-ciri ini bisa menjadi petunjuk awal bahwa anak mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicaranya.
Pentingnya Deteksi Dini dan Penanganan yang Tepat
Sangat penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda. Adanya beberapa ciri di atas bukan berarti anak pasti mengalami speech delay. Namun, jika orang tua menemukan beberapa ciri tersebut, sebaiknya segera melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak atau terapis wicara. Diagnosis dan penanganan yang tepat sangat penting untuk membantu anak mengejar perkembangan bicaranya.
Deteksi dini menjadi kunci untuk memberikan penanganan yang efektif. Dengan pendekatan yang tepat, anak bisa mendapatkan bantuan yang dibutuhkan untuk mengatasi keterlambatan bicaranya. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan, karena setiap anak berhak mendapatkan dukungan terbaik dalam perkembangan mereka.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)