Kurang Yodium, Anak Bisa Pendek dan Bodoh

Seharusnya, dalam sehari satu orang mengonsumi garam beryodium satu gram.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 21 Mei 2013, 15:13 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2013, 15:13 WIB
garam-130521b.jpg
Anak-anak yang sekarang kekurangan yodium akan mengalami masalah di masa yang akan datang. Gangguan yang muncul antara lain tubuh pendek (stunting), kerusakan pada otak (bodoh), dan kekurangan energi. Konsumsi yodium seharusnya satu gram sehari agar tidak kekurangan.

Sayang, konsumsi yodium di masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Kabarnya, sebesar 30 persen orang tidak mendapatkan garam yang beryodium.

"Di sini banyak sih, yang jual. Tapi, kandungan garamnya tidak beryodium, hanya label saja," kata ahli gizi dan Direktur Micronutrient Initiative Indonesia (MII), Dr. Elvina Karyadi, M. Sc, Ph.D, SpGK, dalam acara 'Ayo, Melek Gizi: Menumbuhkan Kecintaan Anak Pada Gizi Sejak Dini', di Kembang Goela, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Sumber yodium sebenarnya terkandung di dalam banyak jenis makanan, seperti makanan laut, salmon dalam kaleng, es krim, keju, telur, sapi, apel, jeruk, dan seaweed atau rumput laut. Hanya saja, untuk mendapatkan itu semua tidaklah mudah. Karena itu, diperlukan bahan tambahan.

"Tambahan paling murah adalah garam beryodium," tambah Elvina.

Tambahan ini sangatlah penting dan berguna untuk beberapa golongan masyarakat. Misalnya, penduduk yang tinggal di pegunungan yang membutuhkan yodium, dengan mudah mendapatkannya di dalam garam.

Kasus kekurangan garam beryodium ini, lanjut Elvina, layaknya gunung es. Sepertinya gampang mengatasinya, padahal tidak. Dalam setahun, kita hanya butuh 3 kilogram asupan garam beryodium. "Jika dihitung, sehari hanya butuh 1 gram per orangnya," katanya.

(Adt/Mel/*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya