Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak suka gorengan? Camilan renyah ini memang menggoda, masyarakat, khususnya individu dengan kolesterol tinggi, harus bijak dalam mengonsumsinya.
Menurut dr Melyarna Putri dari Klikdokter, memasak dengan cara menggoreng akan menambah kalori pada bahan makanan yang diolah.
Advertisement
Baca Juga
"Makanan yang digoreng akan jauh berbeda kalorinya bila dibandingkan dengan makanan yang dikukus atau direbus. Perlu diketahui bahwa minyak merupakan sumber lemak. Lemak sendiri ada yang bersifat 'baik', namun ada pula yang bersifat 'jahat'," tulisnya.
Advertisement
Lebih lanjut dia menjelaskan, ada dua jenis lemak "jahat" yakni saturated fatty acid (asam lemak jenuh) dan lemak trans. Ketika bahan makanan diolah dengan cara deep frying atau digoreng dengan direndam dalam minyak panas, lemak yang dikandung oleh bahan makanan itu berubah menjadi asam lemak jenuh dan lemak trans. Inilah yang membuat gorengan jadi berbahaya dan menyebabkan kolesterol tinggi.
Lemak trans umumnya terdapat pada sumber makanan lemak olahan seperti mentega dan margarin. Mirip seperti makanan yang digoreng, mentega dan margarin dibuat dengan proses pemanasan suhu tinggi. Sementara makanan dengan sumber asam lemak jenuh diantara yakni gajih pada sapi, babi, kambing serta makanan olahan daging seperti sosis, pizza, dan burger. Terlalu banyak mengonsumsi asam lemak jenuh dan lemak trans akan meningkatkan kolesterol "jahat" (LDL) dalam tubuh.
Lalu bagaimana cara aman makan gorengan tanpa khawatir kolesterol melonjak? Jawabannya terletak pada pilihan minyak goreng, teknik penggorengan, dan tentu saja, kontrol porsi. Dengan menerapkan beberapa tips sederhana, Anda bisa mengurangi risiko peningkatan kolesterol akibat konsumsi gorengan.
Memilih Minyak Goreng yang Tepat
Pertama, kunci utama adalah memilih minyak goreng yang tepat. Hindari minyak tinggi asam lemak jenuh seperti minyak kelapa sawit, karena dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL). Sebagai alternatif, pilihlah minyak zaitun, minyak kanola, atau minyak jagung. Minyak kelapa yang tidak terhidrogenasi juga bisa menjadi pilihan yang lebih sehat.
Pastikan Anda selalu memperhatikan kualitas minyak goreng. Ganti minyak jika sudah berwarna gelap atau berbau tengik. Minyak goreng yang berkualitas buruk dapat mengandung senyawa berbahaya yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan.
Ingatlah, meskipun menggunakan minyak sehat, tetap batasi jumlah gorengan yang dikonsumsi. Gorengan tetap tinggi kalori dan lemak, meskipun jenis lemaknya lebih sehat.
Advertisement
Teknik Penggorengan yang Sehat
Selain memilih minyak, teknik penggorengannya juga penting. Pastikan minyak benar-benar panas sebelum memasukkan makanan untuk meminimalkan penyerapan minyak berlebih. Suhu yang tepat akan menghasilkan gorengan yang renyah tanpa menyerap terlalu banyak minyak.
Anda juga bisa menggunakan baking soda saat menggoreng. Baking soda membantu mengurangi penyerapan minyak dengan menciptakan gelembung gas. Hindari metode 'deep frying' (merendam makanan dalam minyak panas) dan lebih baik gunakan metode 'shallow frying' (menggoreng dengan sebagian makanan terendam minyak) atau menumis.
Dengan mengontrol suhu dan teknik penggorengan, Anda dapat mengurangi jumlah lemak yang terserap oleh makanan, sehingga lebih aman bagi penderita kolesterol.
Konsumsi Gorengan dengan Bijak
Meskipun sudah menerapkan tips di atas, tetap batasi porsi gorengan yang Anda konsumsi. Gorengan, bagaimanapun juga, tetap tinggi kalori dan lemak. Seimbangkan konsumsi gorengan dengan makanan sehat lainnya seperti buah, sayur, dan biji-bijian.
Pola makan seimbang sangat penting untuk mengontrol kolesterol. Jangan hanya fokus pada menghindari gorengan, tetapi juga perhatikan asupan nutrisi secara keseluruhan. Konsumsi makanan kaya serat, antioksidan, dan lemak sehat untuk mendukung kesehatan jantung.
Periksa kadar kolesterol secara rutin untuk memantau kondisi kesehatan Anda. Namun, pemeriksaan rutin bukan berarti Anda bisa makan gorengan sesuka hati. Pola makan sehat tetap penting!
Advertisement
Konsultasi dengan Dokter
Terakhir, konsultasikan pola makan Anda, termasuk konsumsi gorengan, dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat memberikan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, terutama jika Anda memiliki riwayat kolesterol tinggi atau penyakit jantung.
Mengonsumsi gorengan bagi penderita kolesterol bukanlah hal yang sepenuhnya dilarang, tetapi harus dilakukan dengan bijak dan hati-hati. Dengan menerapkan tips di atas dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan, Anda dapat mengurangi risiko peningkatan kolesterol dan tetap menikmati kelezatan gorengan.
Kesimpulannya, dengan memilih minyak yang tepat, teknik penggorengan yang benar, membatasi porsi, dan mengimbanginya dengan pola makan sehat, Anda dapat mengurangi risiko peningkatan kolesterol. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan untuk mendapatkan panduan yang lebih personal dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
