Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang dijalankan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Namun, bagi penderita diabetes, puasa memerlukan persiapan khusus agar tetap aman dan tidak membahayakan kesehatan. Dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Cikarang, dr. Angie Shabira Permata menekankan bahwa penderita diabetes boleh berpuasa, tetapi harus melakukan konsultasi medis terlebih dahulu guna mengontrol kadar glukosa darah selama menjalani ibadah ini.
Persiapan Puasa untuk Penderita Diabetes
Persiapan yang baik sangat penting bagi penderita diabetes sebelum menjalani puasa Ramadhan. Menurut dr. Angie, persiapan sebaiknya dilakukan satu hingga dua bulan sebelum Ramadhan dengan melakukan konsultasi dokter untuk memastikan kondisi kesehatan pasien cukup stabil.
Selain itu, latihan puasa sunnah juga dianjurkan agar tubuh dapat beradaptasi dengan perubahan pola makan dan aktivitas fisik. Hal ini dapat membantu penderita diabetes dalam mengenali pola makan yang sesuai agar kadar gula darah tetap terkontrol selama berpuasa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan puasa bagi penderita diabetes antara lain:
- Konsultasi dokter untuk menilai risiko dan menyesuaikan pola makan serta pengobatan.
- Latihan puasa sunnah guna membiasakan tubuh dengan pola makan saat sahur dan berbuka.
- Pemantauan kadar gula darah sebelum Ramadhan agar mengetahui kondisi kesehatan terkini.
- Menyesuaikan pola makan, seperti memilih karbohidrat kompleks untuk sahur dan menghindari makanan tinggi gula saat berbuka.
Advertisement
Risiko dan Cara Mencegah Komplikasi Saat Puasa
Penderita diabetes yang berpuasa berisiko mengalami hipoglikemi (kadar gula darah rendah) dan hiperglikemi postprandial (gula darah tinggi setelah makan). Untuk itu, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Mencegah Hipoglikemi
Hipoglikemi dapat terjadi akibat kurangnya asupan makanan atau efek samping obat diabetes tertentu. Gejala hipoglikemi meliputi pusing, lemas, keringat dingin, dan gemetar. Untuk mencegahnya:
- Konsumsi makanan yang cukup saat sahur dan berbuka.
- Hindari aktivitas fisik berat menjelang waktu berbuka.
- Pantau kadar gula darah secara berkala, terutama sebelum berbuka dan setelah sahur.
- Jika kadar gula darah di bawah 70 mg/dL, segera batalkan puasa dengan makanan manis.
2. Mencegah Hiperglikemi
Hiperglikemi postprandial bisa terjadi jika konsumsi makanan saat berbuka tidak terkontrol. Gejalanya meliputi haus berlebihan, sering buang air kecil, dan kelelahan. Cara mencegahnya:
- Batasi konsumsi makanan manis dan tinggi lemak saat berbuka.
- Pilih makanan yang bergizi seimbang, termasuk protein, sayuran, dan karbohidrat kompleks.
- Hindari makan berlebihan dalam satu waktu, lebih baik makan dalam porsi kecil namun sering.
Pengaturan Obat dan Konsultasi Berkala
Bagi penderita diabetes yang mengonsumsi obat atau insulin, konsultasi dengan dokter sangat diperlukan untuk menyesuaikan dosis selama puasa. Beberapa obat diabetes dapat meningkatkan risiko hipoglikemi, sehingga perlu pengaturan waktu konsumsi yang tepat.
Selain itu, pemantauan kadar gula darah secara mandiri harus dilakukan secara rutin untuk mendeteksi dini adanya perubahan yang berpotensi membahayakan kesehatan. Penderita diabetes juga perlu mengenali tanda-tanda hipoglikemi dan hiperglikemi serta mengetahui langkah penanganannya.
Advertisement
Kesimpulan
Penderita diabetes dapat menjalani puasa Ramadhan dengan aman asalkan melakukan persiapan yang matang dan berkonsultasi dengan dokter secara berkala. Pengaturan pola makan, pemantauan kadar gula darah, serta pemahaman akan risiko hipoglikemi dan hiperglikemi sangat penting untuk menjaga kesehatan selama berpuasa. Dengan strategi manajemen diabetes yang tepat, penderita diabetes tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman.Â
