Paus Fransiskus dalam kata-kata yang paling menghibur dari seorang bapa suci, mengatakan bahwa kaum homoseksual janganlah dihakimi atau dipinggirkan melainkan harus dirangkul dalam masyarakat, tetapi paus mengingatkan bahwa dalam ajaran gereja, perilaku homoseksual adalah dosa.
Dalam percakapan 80 menit bersama wartawan di atas penerbangan pulang setelah melawat seminggu ke Brasil, pemimpin gereja Katolik Roma itu juga mengatakan bahwa untuk masalah perempuan sebagai rohaniawan di gereja Katolik aturannya sudah pasti.
Meskipun demikian Paus Fransiskus menghendaki kaum perempuan lebih meningkatkan kepemimpinan dan tugas administratif pastoral.
Fransiskus membela para homoseksual dari tindakan pembedaan dalam jumpa pers yang pertama sejak terpilih sebagai bapa suci umat Katolik sedunia pada Maret.
Ia mengatakan, orientasi homoseksual bukan dosa, tetapi perilaku homoseksual adalah dosa.
"Jika seseorang adalah homo dan ia mencari Tuhan serta punya niat baik, siapakah saya ini yang menghakiminya?" kata paus seperti dikutip Reuters, Selasa (30/7/2013).
"Dalam ajaran gereja katolik dijelaskan dengan gamblang. Disebutkan bahwa mereka tidak boleh dipinggirkan hanya karena orientasinya, tetapi mereka harus menyatu ke dalam masyarakat," katanya dalam percakapan bahasa Italia.
"Masalahnya adalah bukan pada orientasi seksual. Kita harus bersaudara, masalahnya adalah bagaimana membicarakan orientasinya, melobi orang tamak, melobi politisi, banyak lobi. Ini masalah yang buruk," katanya.
Fransiskus menanggapi pertanyaan mengenai laporan adanya "lobi kaum homo" di Vatikan.
"Anda lihat sudah banyak ditulis tentang lobi homo. Saya belum melihat seorangpun di Vatikan yang memakai kartu pengenal menyebutkan mereka homo," paus bercanda.
Menanggapi masalah rohaniawan perempuan, paus mengatakan "Gereja telah berbicara dan jawabnya ... tidak... pintu ditutup. ini adalah pertamakalinya paus mengomentari masalah tersebut di depan umum.
"Kita tidak dapat membatasi peran perempuan di gereja, ada putri altar, ada kepala badan amal dan masih banyak lagi tentunya," katanya dalam menjawab pertanyaan secara terbuka bersama para wartawan Vatikan.
"Tetapi mengenai pentahbisan perempuan, gereja mengatakan ’tidak’. Paus Yohanes Paulus sudah mengatakan tidak. Pintu tertutup."
Ajaran gereja tidak mentahbiskan perempuan untuk menjadi pemimpin umat karena Yesus Kristus juga memilih rasul dari kaum laki-laki.
Dalam percakapan 80 menit bersama wartawan di atas penerbangan pulang setelah melawat seminggu ke Brasil, pemimpin gereja Katolik Roma itu juga mengatakan bahwa untuk masalah perempuan sebagai rohaniawan di gereja Katolik aturannya sudah pasti.
Meskipun demikian Paus Fransiskus menghendaki kaum perempuan lebih meningkatkan kepemimpinan dan tugas administratif pastoral.
Fransiskus membela para homoseksual dari tindakan pembedaan dalam jumpa pers yang pertama sejak terpilih sebagai bapa suci umat Katolik sedunia pada Maret.
Ia mengatakan, orientasi homoseksual bukan dosa, tetapi perilaku homoseksual adalah dosa.
"Jika seseorang adalah homo dan ia mencari Tuhan serta punya niat baik, siapakah saya ini yang menghakiminya?" kata paus seperti dikutip Reuters, Selasa (30/7/2013).
"Dalam ajaran gereja katolik dijelaskan dengan gamblang. Disebutkan bahwa mereka tidak boleh dipinggirkan hanya karena orientasinya, tetapi mereka harus menyatu ke dalam masyarakat," katanya dalam percakapan bahasa Italia.
"Masalahnya adalah bukan pada orientasi seksual. Kita harus bersaudara, masalahnya adalah bagaimana membicarakan orientasinya, melobi orang tamak, melobi politisi, banyak lobi. Ini masalah yang buruk," katanya.
Fransiskus menanggapi pertanyaan mengenai laporan adanya "lobi kaum homo" di Vatikan.
"Anda lihat sudah banyak ditulis tentang lobi homo. Saya belum melihat seorangpun di Vatikan yang memakai kartu pengenal menyebutkan mereka homo," paus bercanda.
Menanggapi masalah rohaniawan perempuan, paus mengatakan "Gereja telah berbicara dan jawabnya ... tidak... pintu ditutup. ini adalah pertamakalinya paus mengomentari masalah tersebut di depan umum.
"Kita tidak dapat membatasi peran perempuan di gereja, ada putri altar, ada kepala badan amal dan masih banyak lagi tentunya," katanya dalam menjawab pertanyaan secara terbuka bersama para wartawan Vatikan.
"Tetapi mengenai pentahbisan perempuan, gereja mengatakan ’tidak’. Paus Yohanes Paulus sudah mengatakan tidak. Pintu tertutup."
Ajaran gereja tidak mentahbiskan perempuan untuk menjadi pemimpin umat karena Yesus Kristus juga memilih rasul dari kaum laki-laki.