Mengatasi Gangguan Irama Jantung pada Para Atlet

Untuk memonitor irama jantung dan meningkatkan detak jantung ketika melambat dapat menggunakan Implantable Cardioverter Defibrilator (ICD).

oleh Kusmiyati diperbarui 31 Jul 2013, 21:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2013, 21:00 WIB
icd-130731b.jpg
Untuk memonitor irama jantung dan meningkatkan detak jantung ketika melambat, pada dokter biasanya menggunakan alat yang disebut Implantable Cardioverter Defibrilator (ICD).

Alat ini dapat digunakan para atlet atau orang pada umumnya yang memiliki risiko irama jantung bermasalah seperti ventrikular takikardia atau ventrikular febrilasi dan aritmia .

"ICD digunakan ketika seseorang mengalami masalah pada jantung. Cara bekerja ketika detak jantung melambat maka alat ini akan membantu meningkatkannya" jelas  Spesialis Jatung dan pembuluh Darah Eka Hospital, Dr. Muhammad Yamin, Sp.JP(K), FACC, FSCAI saat diwawancarai Liputan6.com, Rabu (31/7/2013).

Pada Atlet yang saat pemeriksaan keseluruhan telah terdeteksi berisiko Aritmia dapat menggunakan ICD.

"Saat di lapangan, ketika detak jantung melemah selepas latihan atau bertanding maka ICD dapat membantu menormalkan detak jantung menghindari Kematian mendadak," jelas dr. Muhammad Yamin.

ICD dicangkokkan di bawah kulit seperti alat pacu jantung dapat mengurangi risiko serangan jantung karena alat ini terus-menerus memantau debaran jantung dan menimbulkan sengatan listrik yang terkalibrasi secara tepat untuk memulihkan ke debaran jantung yang normal.

Setelah ICD dicangkokkan, dokter akan memprogram untuk mengatasi masalah irama denyut jantung yang spesifik.

(Mia/Abd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya