Veronica Valdez Bangun dengan Kumis di Wajahnya Usai Operasi

Veronica Valdez sangat marah begitu terbangun usai operasi. Tiba-tiba saja ia memiliki `kumis`.

oleh Melly Febrida diperbarui 09 Sep 2013, 09:30 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2013, 09:30 WIB
wanita-kumis-130909a.jpg
Veronica Valdez sangat marah begitu terbangun usai operasi jarinya di Torrance Memorial Medical Center. Tiba-tiba saja ia memiliki `kumis`.

Veronica yang bekerja di Torrance Memorial Medical Center tak menyangka adanya kumis di wajahnya itu ulah teman-teman sekantornya.  Seorang Ahli Anestesi Dr Patrick Yang, menempelkan label berwarna sehingga berbentuk kumis dan stiker berbentuk tetesan air mata di wajah pasien ketika ia belum sadarkan diri usai operasi.

"Saya pikir dia akan berpikir itu lucu dan akan menghargainya," kata Dr Yang seperti dikutip HuffingtonPost, Senin (9/9/2013).

Namun, wanita berusia 27 tahun yang sudah bekerja di Torrance Memorial Medical Centerdi Los Angeles, California, selama 13 tahun tak bisa menerimanya karena sudah sangat terhina.

"Klien saya tak menganggap itu lucu. Dia menganggapnya sebagai pelanggaran martabat dan statusnya di rumah sakit," ujar Kuasa Hukum Valdez, Andrew Ryan.
 
Kejahilan tersebut membuat Valdez mengajukan gugatan ke pengadilan. Valdez menuntut Torrance Memorial Hospital karena ahli anestesi dengan bebasnya mendekorasi wajahnya dengan air mata dan kumis saat ia tak sadarkan diri. Usai melukis wajahnya, seorang perawat kemudian memfoto wajah Valdez dan foto tersebut menyebar di Facebook.

Valdez mengatakan, foto tersebut sangat menghinanya. Ia akhirnya memutuskan mundur dari pekerjaannya. Ia menuntut agar rumah sakit tak mengulangi hal serupa ke pasien lainnya.

Seorang perawat, Patricia Golmez, tak tahu mengapa foto Valdez bisa menyebar. Ia bersaksi di pengadilan tak mengemail atau memposting foto Valdez. Ia mengaku menghapus foto itu usai menunjukkannya ke Valdez. Namun, perawat lain bersaksi melihatnya di Facebook.

Dr Yang bersama perawat lain yang ikut terlibat dikenai hukuman. Dr Yang diskors selama dua minggu dari pekerjaannya. Ia masih diperkenankan bekerja di rumah sakit karena performanya yang baik.

Seorang juru bicara rumah sakit mengakui ada pelanggaran profesionalisme. Pihak rumah sakit sebenarnya sudah menempatkan pengamanan untuk melindungi keselamatan dan kerahasiaan pasien selama operasi. Ahli anestesi dan perawat yang mengambil foto meski dekat dengan pasien tetap menunjukkan penilaian yang buruk. Keakraban pasien dengan petugas medis belum tentu membuatnya menyetujui kejahilan yang terjadi di ruang operasi.

(Mel)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya