Ortu yang Obsesif pada Karir dan Uang Biasanya Lupa Anak

Orangtua memang memerlukan uang untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Namun, orangtua jangan sampai lupa anak karena uang.

oleh Melly Febrida diperbarui 19 Feb 2014, 17:30 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2014, 17:30 WIB
org-anak-140218a.jpg
Orangtua memang memerlukan uang untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Namun, jangan sampai uang membuat orangtua lupa dengan kehadiran anak.

Orangtua yang terobsesi dengan pekerjaan, kekayaan atau status sosial kurang andil dalam membesarkan anak-anaknya dibandingkan orangtua yang bisa memisahkan keduanya. Parahnya, itu semua paling mungkin dilakukan kaum ibu dengan melupakan tanggung jawabnya sebagai orangtua jika mereka memiliki masalah keuangan.

Bagi orangtua, masalah keuangan membuat hidup menjadi tak mudah. Tapi, menjadi kaya juga bukan hal yang baik jika Anda terlalu berlebihan mengejarnya.

Orangtua yang selalu memikirkan kekayaan bisa melupakan anak-anak mereka. Demikian disampaikan dalam penelitian yang dilakukan University of British Columbia, Canada, seperti dilansir dari Dailymail, Selasa (18/2/2014).

Dalam pertemuan tahunan Society for Personality and Social Psychology peneliti mengatakan uang menciptakan tujuan yang bertentangan terhadap anak-anak. "Orangtua yang kaya melupakan apa yang anak-anak mereka inginkan," begitu isi penelitian.

Tim peneliti melakukan tes dengan memberikan kuesioner kepada orangtua yang mengajak anak-anaknya mengikuti festival keluarga. Mereka meminta satu kelompok orangtua membaca sebuah artikel tentang kesuksesan finansial festival dan prestasi. Kelompok lain membaca artikel tentang seberapa baik hubungannya dengan anak.

Kemudian kedua kelompok ditanyakan tujuan pengasuhan dan makna. Mereka yang membaca artikel tentang menghasilkan uang seakan kurang bermakna dan bahagia menjadi orangtua.

Peneliti Kostadin Kushlev mengatakan hubungan antara orangtua dan kesejahteraan tidak sama untuk semua orangtua. Pasangan yang tujuannya menghasilkan uang merasa menjadi orangtua kurang bermakna dibanding mereka yang tak memiliki tujuan sama.

"Uang tampaknya bermakna bagi ibu tapi tidak untuk ayah ketika mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka," kata Kushlev.

Kushlev mengatakan bekerja tak masalah. Namun, usahakan pisahkan pekerjaan dengan kehidupan keluarga sehingga saat orangtua menghabiskan waktu bersama anak-anaknya nonaktifkan pekerjaan dan tujuan mencari uang.

"Semakin jarang kita mencampur berbagai tujuan dan motivasi, semakin bermakna hidup yang bisa kita jalani dengan berbagai kegiatan sehari-hari," ujarnya.

(Mel/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya