6 Sayuran yang Tidak Boleh Dikonsumsi Mentah, Bisa Racuni Tubuh

Jangan sembarangan makan sayuran mentah.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 08 Jul 2019, 20:55 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2019, 20:55 WIB
Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Memasak sayuran kerap dikaitkan dengan pengurangan nutrisi pada sayuran. Sebagian besar sayuran memang bisa dikonsumsi dalam keadaan mentah bahkan bisa mendapatkan nilai gizi paling banyak dengan cara ini. Banyak pelaku pola makan sehat beralih ke sayuran mentah. Tapi tahukah Anda, tidak semua sayuran cukup aman untuk dimakan mentah?

Dalam beberapa kasus, beberapa sayuran mentah harus dihindari. Bukan karena rasanya, tetapi karena dapat membahayakan kesehatan. Beberapa sayuran, ketika dimakan mentah, dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mengandung sejumlah bakteri. Selain itu sayuran-sayuran ini jauh lebih bergizi saat dimasak.

Nutrisi akan mudah terserap jika jenis sayuran ini dimasak sebelum dikonsumsi. Berikut jenis sayuran yang seharusnya tidak dikonsumsi mentah, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(8/7/2019).

Brokoli dan bunga kol

Sayuran hijau (iStock)
Ilustrasi brokoli dan sayuran (iStockphoto)

Brokoli adalah salah satu sayuran yang memiliki manfaat gizi. Jika dimasak dengan benar, ia dapat meningkatkan senyawa pencegah kanker yang disebut glukosinolat. Meski begitu, brokoli tidak boleh dikonsumsi dalam keadaan mentah. Mengonsumsi brokoli secara mentah hanya akan menyulitkan sistem pencernaan untuk memprosesnya.

Hal yang sama juga berlaku pada kembang kol. Sayuran semacam brokoli dan kembang kol bisa menyakiti pencernaan jika dikonsumsi dalam keadaan mentah. Mengukus ringan atau menumisnya dengan sedikit minyak bisa membantu membuatnya lunak dan mudah dicerna.

Kecambah

[Bintang] Tak Mengandung Susu, tapi 6 Makanan Ini Kaya dengan Kalsium
Kecambah. (Via: maangchi.com)

Kecambah mentah seperti kacang hijau bisa tidak aman karena bakteri patogen dapat masuk ke dalam biji, bahkan sebelum mereka tumbuh. Ini dapat berbahaya bagi wanita hamil dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu. Salah satu masalah yang sering dikaitkan dengan makan kecambah mentah adalah risiko keracunan makanan. Alasan kecambah mentah sangat berisiko adalah karena kecambah harus ditanam dalam kondisi hangat dan lembab di mana bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella juga tumbuh subur.

Kecambah mentah bisa menyebabkan kembung jika dikonsumsi mentah. Sebagai gantinya, cobalah tumis dengan minyak zaitun dan sedikit garam atau mengukusnya untuk meningkatkan rasa dan membuat proses pencernaan lebih mudah.

Terung

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Terung mengandung senyawa solanin, yang menghambat penyerapan kalsium. Karakteristik awal keracunan solanin terutama adalah nuerologis dan gastrointestinal. Terong muda atau yang dipanen awal mengandung senyawa ini dalam jumlah besar. Makan terung mentah dapat menyebabkan masalah pencernaan dan keracunan solanin.

Gejala umum dari keracunan solanin termasuk muntah, kram perut, mual, sakit kepala, pusing dan diare. Jika mengonsumsi terung mentah dan mengalami gejala-gejala ini, Anda harus segera mencari pertolongan medis. Memasak terung akan menetralkan solanin. Plus, sebuah studi dari Food Chemistry menunjukkan bahwa terung dapat memiliki manfaat antioksidan lebih lanjut ketika ditumis dalam minyak zaitun.

Asparagus

5 Manfaat Dahsyat Asparagus
Asparagus, sayuran hijau dengan rasa unik yang kaya manfaat.(Foto: lovingthebike.com)

Asparagus adalah salah satu sayuran yang rasanya lebih enak dan sehat saat dibumbui dan dimasak dengan benar. Penelitian dari Institute of Food Technologists telah menemukan bahwa memasak asparagus hijau meningkatkan kandungan antioksidannya dibandingkan dengan mengonsumsinya secara mentah.

Asparagus adalah sayuran rendah kalori yang merupakan sumber vitamin dan mineral penting, terutama folat dan vitamin A, C, dan K. Asparagus kaya akan senyawa penangkal kanker. Tidak berbahaya mengonsumsinya dalam keadaan mentah, tapi memasak sayuran satu ini akan membantu tubuh menyerap lebih banyak nutrisi pencegah kanker dan nutrisi lainnya dengan baik. Cobalah untuk mengukus atau ditumis dengan sedikit minyak zaitun dan jus lemon.

Kentang

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Kentang, seperti terung, juga mengandung solanin. Indikator yang berguna tentang jumlah solanin dalam umbi kentang adalah pigmen. Warna hijau dapat berarti jumlah tinggi solanin dan toksin chaconine yang menyertainya. Kentang mentah dan hijau, yang tidak boleh dimakan, dapat mengandung senyawa beracun yang disebut glycoalkaloids yang dapat memperburuk sistem pencernaan.

Kentang mengandung pati yang tahan dalam pencernaan. Memasak membantu memecahkan pati yang membuatnya lebih mudah dicerna. Kentang mentah dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung. Kentang mentah tidak hanya mengandung racun dan anti-nutrisi yang dapat membahayakan tubuh, tetapi juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan. Rebus, panggang, atau coba teknik memasak lainnya sebelum mengonsumsi bahan ini.

Bayam

Sayuran yang Paling Sehat
Bayam / Sumber: iStockphoto

Bayam yang dimasak mengandung lebih banyak kalsium, zat besi dan magnesium. Ketika dikukus, Anda mungkin bisa mencernanya lebih baik dan menyerap zat besi dan kalsium lebih mudah. Bayam mentah mengandung asam oksalat, senyawa alami yang berikatan dengan kalsium dan dapat mengganggu penyerapan kalsium dan zat besi.

Menurut National Kidney Foundation, kandungan oksalat dalam bayam dapat menimbulkan masalah jika seseorang rentan terkena batu ginjal. Ketika oksalat mengikat kalsium, mereka biasanya diekskresikan. Tetapi dalam kondisi tertentu, mereka dapat menumpuk di ginjal dan membentuk fragmen kalsium-oksalat. Fragmen ini dapat membentuk kristal yang lebih besar, atau batu ginjal.

Asam oksalat dalam bayam bisa berkurang saat dipanaskan. Oksalat dipecah ketika dipanaskan, berarti bayam yang dimasak tidak memiliki jumlah asam oksalat yang sama. Jadi dengan memasaknya akan membantu tubuh meningkatkan tingkat nutrisi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya