5 Tingkat Kematangan Pisang, Ketahui Masing-Masing Manfaatnya

Tingkat kematangan pisang ternyata juga memengaruhi manfaatnya

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 27 Okt 2019, 15:42 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2019, 15:42 WIB
ilustrasi pisang
ilustrasi pisang (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Pisang adalah buah yang paling populer di dunia. Buah ini dapat ditemui di sepanjang musim. Pisang menyediakan banyak nutrisi yang penting untuk kesehatan. Pisang relatif rendah kalori dan tinggi serat. 

Tidak seperti buah-buahan yang perlu matang di pohon, pisang dapat matang dengan sendirinya saat sudah dipanen. Begitu buah dipetik dari pohon, asam amino di dalamnya mulai berubah menjadi gas etilen. Gas ini akhirnya mematangkan pisang. Enzim melunakkan pisang, mempermanis buah dan mengubah warna dari hijau menjadi kuning.

Siklus hidup pisang cukup berwarna. Ini dimulai dari warna hijau tua, berubah menjadi kuning yang lezat, dan berakhir pada warna cokelat yang tidak menggugah selera. Tingkat kematangan pisang bisa bervariasi dari hijau keras, kuning, hingga lebih lunak dengan banyak bintik-bintik cokelat.

Secara umum, pisang dengan tingkat kematangan apa pun memiliki manfaat yang serupa. Namun, mengetahui tingkat kematangan dapat menentukan jenis pisang apa yang dibutuhkan tubuh. Misalnya, penderita diabetes tidak dianjurkan untuk mengonsumsi pisang yang terlalu matang karena kandungan gulanya yang tinggi.

Tingkat kematangan pisang ternyata juga memengaruhi manfaat yang dikandung. Berikut tingkat kematangan pisang dan manfaatnya yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (27/10/2019).

Hijau

ilustrasi pisang mentah
ilustrasi pisang mentah (sumber; Pixabay)

Pisang hijau sudah dapat dikonsumsi. Pisang hijau memiliki tekstur keras, bertepung, dan tidak memiliki rasa khas pisang. Pisang ini lebih banyak mengandung pati resisten. Ini ini adalah karbohidrat yang akan masuk ke usus i mana ia bertindak sebagai makanan prebiotik untuk pertumbuhan bakteri usus yang menguntungkan.

Bakteri usus bermanfaat ini memfermentasi pati dalam usus besar, menghasilkan asam lemak rantai pendek. Asam lemak rantai pendek bermanfaat dapat berperan dalam pencegahan penyakit kronis termasuk kolitis dan penyakit Crohn. Ulasan Juni 2018 di Nutrition Research menunjukkan pati resisten juga memiliki efek menurunkan total kolesterol dan kolesterol jahat LDL.

Pectin adalah jenis serat sehat lain yang ditemukan di pisang mentah. Kandungan ini dapat meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi gula darah. Pisang hijau adalah pilihan yang baik bagi penderita diabetes. Sebuah studi review Mei 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients, menemukan bahwa orang yang makan pisang hijau memiliki kontrol glukosa yang lebih baik dan metabolisme insulin yang lebih baik.

Hijau-Kuning

Ilustrasi Pisang
Ilustrasi pisang (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Ketika suatu buah bersentuhan dengan gas etilen, asam-asam dalam buah itu mulai rusak, menjadi lebih lunak, dan pigmen klorofil hijau dipecah dan berganti ke warna kekuningan. Pada tahap ini, pisang hampir matang dan lebih mudah dicerna.

Pisang ini sudah mulai mengandung gula tapi tak sebanyak pisang yang matang sempurna. Pisang dengan warna hijau kekuningan ini cocok diolah menjadi pisang goreng atau dimakan langsung.

Kuning

Buah Pisang
Ilustrasi Buah Pisang (iStockphoto)

Ini adalah tahap ketika pisang benar-benar matang. Pisang mulai melunak tetapi masih tetap pada bentuknya. Pada tahap ini pisang mulai mengeluarkan aroma manis khasnya. Etilena dalam pisang menyebabkan buah berubah dari keras dan padat menjadi lunak dan lembek di dalamnya.

Buah pisang juga akan menjadi lebih manis saat matang, menyebabkan pisang memiliki gula hingga 80%. Pada tahap ini belum ada bintik-bintik pada kulitnya. Karena lebih mudah bagi tubuh untuk mencerna, pisang kuning adalah camilan yang tepat bagi orang yang menderita masalah pencernaan.

Antioksidan yang ditemukan dalam pisang kuning, termasuk dopamin, mengurangi risiko penyakit jantung dan juga penyakit degeneratif. Namun, penderita diabetes sebaiknya membatasi konsumsi pisang yang matang sempurna ini karen kandungan gulanya yang cukup tinggi.

Kuning dengan bintik-bintik coklat

pisang terlalu matang
ilustrasi buah pisang/Photo by Elena Koycheva on Unsplash

Pada titik ini, pisang telah menjadi sangat matang. Buahnya menjadi lebih manis dan empuk. Buah ini menjadi tahap ideal untuk smoothie, puding, dan makanan penutup. Semakin banyak bintik-bintik cokelat yang dimiliki pisang, semakin banyak gula yang terkandung dalam pisang.

Pisang kuning berbintik agak lebih tua tetapi masih mengandung banyak antioksidan. Saat pisang bergerak melampaui tahap matangnya, pisang mengandung lebih banyak gula dan antioksidan. Antioksidan memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk peningkatan kekebalan, efek anti-penuaan, dan sifat anti-inflamasi.

Anda mungkin pernah mendengar tentang sesuatu yang disebut pisang TNF, di mana TNF adalah singkatan dari Tumor Necrosis Factor. Cerita-cerita telah beredar di internet bahwa bintik-bintik coklat pada pisang mengandung TNF yang membantu memperbaiki sel-sel abnormal pada manusia seperti kanker.

Namun, dilansir Liputan6.com dari Livestrong, National Cancer Institute di Amerika menolak ini dengan menjelaskan bahwa TNF adalah protein yang dibuat oleh sel darah putih sebagai respons terhadap infeksi. Pisang tidak memiliki sel darah putih dan tidak dapat menghasilkan TNF sama sekali.

Cokelat

Cokelat
Cokelat (sumber: Pixabay)

Pisang menjadi terlalu matang saat sebagian besar berwarna coklat. Buahnya menjadi sangat lunak dan beraroma kuat. Banyak orang tidak akan makan pisang pada tahap ini, tetapi beberapa orang masih menikmatinya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Research Research Journal edisi Desember 2013 menilai perubahan yang terjadi pada kandungan antioksidan dan komposisi kimia pisang selama pematangan.

Pisang berwarna cokelat mengandung tryptophan yang membantu mengurangi stres dan kecemasan. Nutrisi di dalamnya juga secara khusus meningkatkan kesehatan otot dan tulang.

Kadar antioksidan dan vitamin C meningkat pada tahap matang sepenuhnya dan aktivitas antioksidan lebih tinggi pada pisang matang. Pada tahap ini, pisang memiliki kandungan gula jauh lebih tinggi daripada pada tahap sebelumnya, sehingga pisang harus dihindari oleh penderita diabetes atau mereka yang perlu mengawasi kadar gula darah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya