Liputan6.com, Jakarta Sejak pertengahan Januari 2020, dunia masih dihadapkan dengan fenomena virus Corona Covid-19. Berbagai negara tengah berupaya menyembuhkan para pasien yang terjangkit virus asal Kota Wuhan ini. Salah satu negara yang cukup besar terkena dampaknya adalah Jepang.Â
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Tercatat jika Jepang terdapat lebih dari 18.000 kasus Corona Covid-19. Akibat fenomena virus ini banyak orang yang menghabiskan waktu untuk berkegiatan dari rumah. Selama beraktivitas di rumah, seorang wanita asal Jepang bernama Yuki Tsukamoto akui semakin intensif mengerjakan tugas bersih-bersih rumahnya.
Meski membersihkan seluruh area rumahnya, Yuki Tsukamoto hanya berdiri setiap kali berada di depan sebuah kamar di lantai dua rumah tersebut. Selama bertahun-tahun, wanita 53 tahun yang tinggal di Takarazuka, Prefektur Hyogo, Jepang ini terlalu takut untuk masuk dan membersihkan satu kamar itu.
Namun akibat pendemi Corona Covid-19, pikiran Yuki Tsukamoto berbubah. Dirinya akhirnya mau masuk ke kamar yang hampir dibiarkan kosong sekitar hampir 19 tahun.
Tak Berani Masuk Kamar Mendiang Putrinya
Dilansir dari The Asahi Shimbun oleh Liputan6.com, Minggu (28/6/2020) Yuki Tsukamoto selama bertahun-tahun tak berani masuk ke dalam salah satu kamar tidur di lantai dua rumahnya. Diketahui jika kamar tresebut adalah kamr mendiang putri sulungnya yang sudah meninggal dunia.Â
Kamar itu berisi barang-barang milik Kana, putri sulungnya yang menjadi salah satu dari 8 korban pembunuhan pada 19 tahun yang lalu di Sekolah Dasar Ikeda di Ikeda, Prefektur Osaka. Tsukamoto mulai berani membersihkan kamar dan barang-barang milik Kana yang meninggal pada 2001 silam.
Advertisement
Pikirannya Berubah Akibat Adanya Corona Covid-19
Pada tahun 2020 ini dimana muncul fenomena pandemi Corona Covid-19, segalanya terasa berbeda bagi Tsukamoto. Perlahan-lahan, dirinya mulai berani melakukan hal yang selama ini tak mampu ia lakukan. Ia membersihkan buku-buku, aksesoris, pakaian, foto, dan mainan yang mulai usang di ruangan itu.
Tsukamoto mengatakan bahwa dibenaknya, ia sudah lama berpikir untuk membersihkan kamar Kana. Tetapi ia selalu mengurungkan niatnya karena tak bisa melupakan rasa kehilangan putrinya itu.Â
Namun pandemi virus Corona Covid-19 telah membuka pikiran wanita yang bekerja menjadi pengasuh di pusat penitipan anak dengan sebuah pertanyaan, 'Jika saya meninggal karena Covid-19, siapa yang akan mengurus barang-barang Kana?', dikutip dari The Asahi Shimbun.
Selain itu, Tsukamoto tidak ingin barang-barang putrinya itu disentuh orang lain. Untuk mengurangi kesedihannya, Tsukamoto membuang sebagian barang-barang milik Kana. Dia hanya menyisakan piyama yang dipakai Kana di pagi hari sebelum terbunuh. Selain piyama, meja belajar dan kursi milik Kana tetap disimpan oleh Tsukamoto dan sekarang dipakai anak laki-lakinya.Â
Pembunuhan Keji di SD Ikeda 19 Tahun Silam
Kenangan tentang Kana membuat Tsukamoto tenggelam dalam kesedihan saat mulai memutuskan untuk membersihkan kamar tersebut. Pada tanggal 8 Juni 2001, terjadi kasus dimana seorang pria memasuki sekolah dasar dengan pisau. Pria itu menebas dan menikam siapa saja yang ada di hadapannya.
Tujuh anak perempuan kelas dua dan satu anak laki-laki kelas satu terbunuh. Selain itu, 15 siswa dan guru terluka. Kana yang saat itu masih berusia 7 tahun, menjadi salah satu korban dan meninggal dunia. Pelaku pun akhirnya dihukum mati pada 2004.
Advertisement