Liputan6.com, Jakarta Kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya sungguh tiada batasnya. Perjuangan ibu tanpa kenal lelah merawat dan membesarkan sang buah hati, bahkan ketika menghadapi persoalan hidup dan mati, seorang ibu akan selalu mengutamakan anaknya. Bahkan ibu selalu mengusahakan apa saja asalkan sang anak bahagia dan tidak kesusahan.
Baca Juga
Advertisement
Seperti perjuangan ibu asal Tiongkok yang berusaha keras berkerja demi membiayai sekolah sang anak. Kisah seorang ibu bernama Li Yaomei berusia 55 tahun diketahui telah menyentuh hati dan perhatian netizen. Li Yaomei adalah seorang ibu tunggal yang telah membuat 20.000 sapu lidi demi membiayai sekolah anaknya, seperti yang Liputan6.com China Daily, Jumat (28/6/2019).
Usaha kerja Li Yaomei didasari dari keinginannya untuk bisa menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. Di samping untuk membiayai sekolah sang anak, ibu ini juga berusaha keras untuk membayar utang biaya pengobatannya.
Telah Membuat 20.000 Sapu Lidi
Pada 2013, Li Yaomei, yang tinggal di Wuzhong, wilayah Ningxia didiagnosis menderita tumor perut. Dua tahun kemudian, dia mengalami kecelakaan lalu lintas. Kondisi dan cedera Li membuatnya tidak punya pilihan selain meminjam sekitar $ 30.000 atau kurang lebih Rp 423 juta. Selain memiliki tanggungan utang yang besar, Li Yaomei juga tidak ingin anaknya putus sekolah.
Dengan kondisi yang tidak sama seperti sebelumnya Li Yaomei berusaha keras membuat sapu untuk membantu perekonomian keluarganya. Dalam tiga tahun Li Yaomei telah menghasilkan lebih dari 20.000 sapu lidi untuk melunasi utang dan membayar pendidikan anaknya.
Diketahui Li Yaomei sudah mejadi pembuat sapu lidi sejak 2008 setelah bercerai dengan suaminya. Selama itu lah sapu-sapu tersebut menjadi sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari Li Yaomei selalu berjalan ke toko-toko untuk menawarkan sapunya. Tetangganya bahkan menggambarkan Li Yaomei bekerja keras seperti laki-laki.
Advertisement
Selalu Bekerja Keras
Li Yaomei bangun pukul lima pagi dan tidur tengah malam, hal itu ia lakukan demi membuat sapu sepanjang hari. Selain itu ia juga bertenak domba dan ayamnya. Dengan kerja keras, Li Yaomei tidak hanya berhasil membiayai universitas putrinya dan biaya medis, tetapi juga memperluas bisnisnya dengan membuka lokakarya.
"Hidupku terus menjadi lebih baik dan lebih baik," katanya sambil tersenyum.
Walaupun kini usahanya telah berkembang dan ia telah memiliki karyawan, Li Yaomei tetap memilih untuk tetap berkerja membuat sapu.
"Saya bisa merasa sakit jika tetap di tempat tidur sepanjang hari, tetapi saya lebih suka bekerja karena itu membuat saya merasa lebih energik dan lebih sehat," imbuhnya.