4 Fakta Unik Cara Pemakaman Tak Lazim di Dunia, Ada yang Dikirim ke Luar Angkasa

Negara-negara maju sudah mulai mengadaptasi cara pemakaman tak biasa berikut ini agar dapat mengatasi krisis lahan.

oleh Mardella Savitri Murtisari diperbarui 08 Mei 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2021, 07:00 WIB
4 Cara Pemakaman Tak Lazim Di Dunia, Solusi Untuk Atasi Krisis Lahan
4 Cara Pemakaman Tak Lazim Di Dunia, Solusi Untuk Atasi Krisis Lahan. (Sumber: Eternal Reefs dan iStock)

Liputan6.com, Jakarta Ketika manusia meninggal dunia maka jasadnya biasanya akan dikuburkan. Namun ada pula yang memilih cara dengan kremasi sehingga jasad yang telah berbentuk abu dapat disimpan di dalam guci.

Biasanya, baik jasad yang dikuburkan atau jasad yang dikremasi dalam guci, disemayamkan di tempat khusus. Misalnya seperti tanah pemakaman atau gedung khusus untuk menyimpan abu seperti halnya di Korea Selatan. 

Kini, di beberapa negara maju, ada tren pemakaman yang unik dan bisa dibilang tidak lazim. Beberapa tren ini di antaranya yakni mengubah jasad menjadi bola terumbu karang hingga menaburkan abu di luar angkasa. Hal ini disebut-sebut sebagai solusi ramah lingkungan yang dapat atasi krisis lahan pemakaman.

Berikut fakta unik cara pemakaman yang dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Jumat (7/6/2021).

1. Pemakaman terumbu karang

Pemakaman terumbu karang
Pemakaman terumbu karang. (Sumber: Eternal Reefs)

Di Amerika Serikat, baru-baru ini tengah ada tren pemakaman terumbu karang. Jasad orang yang sudah meninggal dunia akan dikremasi kemudian dibentuk menjadi bola-bola terumbu karang yang ditempatkan pada beton ramah lingkungan. 

Jasa ini telah dijalankan oleh sebuah perusahaan bernama Eternal Reefs yang berbasis di Florida, Amerika Serikat sejak tahun 1998. Setelah jasad dijadikan sebagai bola-bola terumbu karang, kemudian diharapkan dapat menjadi rumah-rumahan bagi biota laut.

2. Pemakaman Manik-manik Korea Selatan

[Fimela] Manik-manik
Manik-manik | unsplash.com/@joannakosinska

Di Korea Selatan selain jasad dikremasi dan dimasukkan ke dalam guci, ada pula cara lain yang tengah menjadi tren, yakni dengan menaruh abu ke dalam wadah manik-manik seperti liontin.

Manik-manik ini kemudian disimpan dalam toples, bahkan ada pula yang menjadikannya sebagai dekorasi rumah.

 

3. Abu dikirim ke luar angkasa

Ilustrasi roket
Ilustrasi (iStock)

Terdengar cukup tidak lazim, namun sebenarnya ide pemakaman di luar angkasa ini telah berlangsung selama 20 tahun. Perusahaan yang menjalankan jasa ini di Amerika Serikat yakni Celestis.

Dilansir dari website Celestis, ada empat paket yang mereka tawarkan, yakni Earth Rise, Earth Orbit, Luna, dan Voyager. Harga yang ditawarkan pun beragam mulai dari $2,495 atau senilai dengan Rp 35 Juta hingga $12,500 atau senilai dengan Rp 178 Juta.

Pada salah satu paket termahal, yakni Voyager, abu yang telah dikremasi akan ditaburkan ke luar angkasa dan tidak kembali lagi ke bumi. Paket ini dilakukan dengan menumpang pada misi luar angkasa yang disediakan oleh engembangan operator ruang komersial, seperti SpaceX milik Elon Musk.

Berdasarkan keterangan dari Charles Chafer, salah satu pendiri dan kepala eksekutif Celestis, saat ini perusahaannya telah meluncurkan abu sebanyak dua hingga tiga kali setahun. 

4. Kompos Manusia

pupuk kompos
Ilustrasi/copyrightshutterstock/Oksana_Slepko

Cara pemakaman unik yang terakhir yakni kompos manusia. Berbeda halnya dengan proses kremasi, jasad akan diolah oleh perusahaan Recompose yang berbasis di Seattle. Jasa dari perusahaan ini yakni mengubah jasad manusia menjadi tanah kompos.

Pertama jasad akan dibaringkan dalam siliner baja tertutup bersama jerami, serpihan kayu, dan potongan dari tumbuhan polong-polongan yang disebut alfalfa. Kemudian tingkat karbondioksida, nitrogen, oksigen, panas dan kelembaban di dalam tabung kemudian dikontrol untuk memungkinkan mikroba dan bakteri berkembang biak.

Proses tersebut memakam waktu selama kurang lebih 30 hari hingga kompos terbentuk dengan sempurna. Setelah selesai, tiga kaki kubik tanah dipindahkan dari tabung untuk kemudian diawetkan dan diangin-anginkan selama beberapa pekan.

Kemudian sebagian tanah kompos tersebut akan disebarkan di beberapa hutan konservasi yang ada di negara bagian Washington dan dirawat dengan baik. Sebagian tanah kompos lainnya dapat dirawat oleh keluarga sesuai dengan permintaan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya