Cuan Adalah Keuntungan, Ketahui Maknanya dalam Budaya Tionghoa

Cuan termasuk bahasa gaul masa kini.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 27 Mei 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2022, 12:00 WIB
ilustrasi uang
ilustrasi uang (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta Cuan adalah istilah yang kini kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ketika kamu sedang membicarakan bisnis, cuan adalah istilah yang dipakai untuk menyebut uang atau keuntungan. Cuan adalah kata yang memang identik dengan uang.

Sebenarnya, cuan adalah istilah yang berasal dari bahasa Hokkian. Tapi, kini cuan adalah kata yang digunakan secara umum di Indonesia, bahkan menjadi bahasa gaul anak muda. Ini sebabnya, mengetahui arti cuan adalah cara penting memahami bahasa sehari-hari.

Mengetahui arti cuan adalah cara menambah kosakata dala bahasa sehari-hari. Berikut arti dari cuan dan istilah lain yang juga berasal dari bahasa Hokkian, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (27/5/2022).

Apa arti cuan?

Mulai Mengatur Anggaran Keuangan
Ilustrasi Anggaran Keuangan Credit: pexels.com/Breakingpic

Cuan adalah kata yang berasal dari bahasa Hokkien, yang berarti keuntungan. Cuan juga disebut zhuan atau choan. Menurut KBBI, cuan adalah untung. Dalam penggunannya kini, kata cuan dikaitkan dengan keuntungan dalam keuangan.

Bahasa Hokkien sendiri adalah bahasa Min Selatan yang berasal dari wilayah Minnan di bagian tenggara Provinsi Fujian di Tiongkok Daratan Tenggara dan digunakan secara luas di sana. Hokkien juga digunakan secara luas oleh para diaspora Tionghoa di Malaysia, Singapura, Indonesia, Filipina, dan bagian lain Asia Tenggara. Ini sebabnya, banyak kata serapan bahasa Indonesia berasal dari bahasa Hokkien.

Simbol keberuntungan dalam budaya Tionghoa

Ilustrasi Imlek
Ilustrasi Imlek (dok. pexels)

Pintu warna merah

Pintu warna merah bagi masyarakat Tionghoa dianggap sebagai pembawa keberuntungan dan kemakmuran, terutama bagi pemilik bisnis. Warna merah memiliki makna bagi masyarakat Tionghoa yang artinya lambang kebahagiaan. Warna merah merupakan unsur dari “yang”. Warna merah yang juga warna panas, warna matahari, api diharapkan dapat memberikan suasana kebahagiaan.

Kucing emas Maneki Neko

Maneki Neko sebenarnya berasal dari Jepang. Tapi ia juga populer di Tiongkok sebagai lambang keberuntungan. Maneki Neko adalah jimat yang dipercaya dapat menarik keberuntungan dan rejeki bagi pemiliknya. Oleh karena itu, sangat umum untuk menemukan Maneki Neko yang dipajang di toko, restoran, dan bisnis lainnya.

Bambu hoki

Bambu hoki merupakan simbol kemakmuran dalam budaya Tionghoa. Dua tangkai bambu melambangkan cinta. Tiga tangkai melambangkan Fu (kebahagiaan), Lu (kekayaan), dan Soh (panjang umur). Lima tangkai mewakili bidang kehidupan yang memengaruhi kekayaan. Enam batang melambangkan keberuntungan dan kekayaan.

Ikan koi

Ikan koi dan ikan emas adalah salah satu simbol keberuntungan Cina yang paling sering digunakan. Ikan koi adalah jenis ikan mas yang sering dipelihara untuk tujuan dekoratif di kolam luar ruangan. Hal yang sama berlaku untuk ikan emas. Ikan-ikan ini melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan. Sepasang ikan juga merupakan salah satu dari Delapan Simbol Buddhis. Ikan koi (dalam bahasa Cina tradisional: ), baik hitam atau merah, juga melambangkan kekayaan dan kesuksesan. Seperti kebanyakan simbol Cina, ikan mas memiliki legenda yang melekat padanya.

 

Istilah lain dari bahasa Hokkien

Imlek
Ilustrasi hiasan Imlek | unsplash - hiep dai

Angpau

Dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa dan Asia, angpau adalah bingkisan dalam amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut tahun baru Imlek atau perayaan lainnya. Istilah angpao dalam kamus berbahasa Mandarin didefinisikan sebagai "uang yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah; bonus bayaran; uang bonus yang diberikan kepada pembeli oleh penjual karena telah membeli produknya; sogokan"

Bokek

Bokek artinya tidak punya uang. Kata ini ternyata berasal dari bahasa Hokkien 'bo khek' yang menjadi istilah umum untuk menyebut orang yang tidak memiliki uang. Bokek juga digunakan dalam percakan sehari-hari di Indonesia bahkan termasuk dalam bahasa gaul anak muda.

Tahu

Nama "tahu" merupakan serapan dari bahasa Hokkian (tauhu) yang secara harfiah berarti "kedelai terfermentasi". Penemunya adalah Liu An (Hanzi: 劉安) yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan dinasti Han.

Bakso

Bakso berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging giling'. Hal ini menunjukkan bahwa bakso berasal dari masakan Indonesia Tionghoa. Memang tekstur bakso cukup mirip dengan bakso sapi Cina , cukup empuk dan teksturnya homogen.

Becak

Becak berasal dari bahasa Hokkien be chia yang berarti kereta kuda. Ini adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia.

Cukong

Cukong adalah menunjuk kepada pengusaha-pengusaha pemilik perusahaan besar di Indonesia. Kata ini sendiri berasal dari bahasa Hokkien yang lazim dilafalkan di Indonesia oleh suku Tionghoa-Indonesia. Cukong Hokkien atau bahasa Mandarin berarti pemimpin, ketua, pemilik atau bos.

Goceng

Goceng berasal dari bahasa Hokkien dialek Xiamen 五千 gō͘ chheng yang berarti 'lima ribu'. Istilah ini kerap digunakan oleh penduduk Tionghoa yang sebagian berdagang ke Indonesia yang kemudian digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Gopek

Goceng berasal dari bahasa Hokkien dialek Zhangzhou 五百 gō͘ peh yang berarti 'lima ratus'. Istilah ini kerap digunakan oleh penduduk Tionghoa yang sebagian berdagang ke Indonesia yang kemudian digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Gocap

Goceng berasal dari bahasa Hokkien dialek Xiamen 五十 gō͘ tsap yang berarti 'lima puluh'. Istilah ini kerap digunakan oleh penduduk Tionghoa yang sebagian berdagang ke Indonesia yang kemudian digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Cepek

Goceng berasal dari bahasa Hokkien dialek Zhangzhou 一百 chi̍t peh yang berarti 'seratus'.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya