Liputan6.com, Jakarta Konteks adalah istilah yang mungkin sudah sering kamu dengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kata ini mungkin belum begitu dipahami oleh sebagian orang. Penggunaannya memang cukup luas dalam berbagai bidang.
Baca Juga
Advertisement
Konteks biasanya digunakan membicarakan suatu topik dan kamu tidak memahaminya. Biasanya seseorang akan bertanya tentang konteks dari pembicaraan tersebut, sehingga akan lebih mudah memahami topik pembicaraan.
Advertisement
Konteks adalah istilah yang berkaitan dengan latar belakang suatu pembicaraan. Tidak hanya dalam pembicaraan, kamu juga bisa menemui konteks ini dalam teks atau bacaan. Memahami konteks dalam bacaan bisa kamu lakukan dengan membaca teks secara keseluruhan.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/9/2022) tentang konteks adalah.
Konteks adalah
Konteks adalah istilah yang diserap dari bahasa Inggris “context”. Kata ini berasal dari bahasa Latin yaitu contextus atau contexere. Kata ini berasal dari kombinasi dua kata dalam bahasa yang sama, yaitu con- yaitu "bersama" dan texere yang berarti "menenun". Konteks adalah kondisi ketika suatu keadaan terjadi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konteks adalah situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Dalam ilmu linguistik, konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian.
Ada beberapa jenis konteks, yaitu konteks fisik dan konteks menurut faktor sosio-psikologis. Konteks fisik meliputi ruangan, objek nyata, pemandangan, dan lain sebagainya. Sementara itu, konteks menurut faktor sosio-psikologis menyangkut faktor-faktor seperti status orang-orang yang terlibat dalam hubungan komunikasi, peran mereka, dan tingkat kesungguhannya. Dimensi pemilihan waktu atau tempo suatu konteks meliputi hari dan rentetan peristiwa yang dirasakan terjadi sebelum peristiwa komunikasi.
Advertisement
Konteks Verbal
Memahami tentang konteks tentunya tidak lengkap tanpa memahami jenis-jenisnya. Salah satu jenis konteks adalah konteks verbal. Konteks verbal adalah konteks yang terkandung dalam sebuah kalimat yang mana sebenarnya makna dari kalimat tersebut masih ditentukan oleh teks sebelumnya, baik yang bersifat lisan maupun yang tertulis.
Konteks verbal adalah jenis konteks yang dapat ditemui dalam beberapa penggalan paragraf atau kalimat yang biasanya hanya menampilkan satu atau dua kalimat atau kata, yang hal tersebut masih bersifat ambigu dan dapat dijelaskan dengan rangkaian kalimat berikutnya atau sebelumnya.
Konteks verbal pada umumnya berguna dalam mengetahui suatu kutipan yang sulit dimengerti atau menghasilkan penafsiran yang bermacam-macam, dan konteks tersebut terdapat dalam kalimat sebelum maupun sesudahnya.
Contohnya bisa kamu lihat dalam kalimat berikut ini:
"Kupukul kepalanya dengan palu sampai hancur"
Untuk memahami kalimat tersebut tentunya diperlukan pemahaman konteks yang jelas. Dalam kasus di atas, konteksnya adalah Budi dan Joko sedang memburu tikus yang mengganggu rumah mereka. Joko pun menemukan tikus itu dan Budi menanyai Joko dengan pertanyaan "Apa yang kau lakukan terhadap tikus itu?" dan Joko menjawabnya dengan kalimat yang ada di atas.
Jadi, kalimat pertanyaan yang Budi sampaikan untuk ditujukan kepada Joko adalah konteks verbal dari jawaban Joko. Tanpa konteks verbal, maka kalimat tersebut sangat berpotensi untuk ditafsirkan dalam makna lain, misalnya kata "kepalanya" ditafsirkan sebagai kepala manusia sehingga Joko dianggap telah melakukan pembunuhan.
Konteks Situasional
Selain konteks verbal, kamu juga perlu memahami tentang konteks situasional. Jenis konteks satu ini mungkin juga masih membuat bingung sebagian orang. Konteks situasional adalah situasi atau keadaan lingkungan yang menjadi tempat lahirnya sebuah teks. Kalman dan Tron mendefinisikan konteks situasional sebagai situasi komunikasi. Hal ini berarti keseluruhan keadaan di mana suatu komunikasi berlangsung.
Menurut Mulyana, konteks situasional dianggap sebagai penyebab terjadinya suatu dialog atau pembicaraan itu sendiri. Jenis konteks satu ini biasanya dianggap sebagai jenis konteks yang sesungguhnya sesuai definisi. Konteks situasional bisa sangat kompleks dalam hal komponennya. Menurut Coșeriu, komponen tersebut bisa terdiri atas komponen fisik, empiris, alami, praktis, historis, budaya.
Di antara komponen konteks situasional seperti status sosial, peran sosial, tradisi, pengalaman, keakraban, umur, jenis kelamin, pengetahuan yang dimiliki, dan tujuan pembicaraan, umumnya dapat menentukan laras bahasa yang digunakan oleh pembicara. Laras yang memanifestasikan dirinya melalui kosakata dan juga melalui fitur-fitur kebahasaan lainnya.
Dalam latar belakang sosial budaya yang tinggi, komunikasi yang sangat sopan, pidato, dan lain sebagainya, ada kemungkinan seseorang akan mengadopsi ragam bahasa yang bersifat formal. Antara orang-orang yang tidak saling kenal, orang-orang yang kontak dalam kehidupan sehari-hari (kontak dengan administrasi, hubungan profesional, dan lain-lain), atau antara orang-orang yang saling mengenal tetapi tidak dekat satu sama lain, baik mereka berada atau tidak di tingkat hierarki yang sama, mereka memilih ragam bahasa formal sebagai gantinya. Konteks adalah penggunaan bahasa yang menyesuaikan dengan tempat dan orang yang sedang berkomunikasi dengan kamu dalam hal ini.
Advertisement