Bahaya Pestisida dalam Makanan, Bisa Menyebabkan Kanker Hingga Gangguan Kesuburan

Dampak buruk bagi kesehatan karena paparan pestisida adalah gangguan kesuburan, meningkatkan potensi kanker, hingga risiko alzheimer.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 29 Sep 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2022, 15:30 WIB
Bahaya Pestisida dalam Makanan, Bisa Menyebabkan Kanker Hingga Gangguan Kesuburan
Ilustrasi Pestisida

Liputan6.com, Jakarta Departemen Makanan dan Kebersihan Lingkungan atau Center for Food Safety (CFS) menemukan kandungan pestisida etilen oksida (EtO) dalam olahan produk mi instan kemasan asal Indonesia. Produk tersebut adalah Mie Sedaap varian Goreng Korean Spicy Chicken.

Meski begitu, Marketing Manager Noodle Category Wings Food, Katria Arintya Anindyantari memberikan penjelasan perihal kabar yang beredar mengenai produknya.

"Mie Sedaap memastikan tidak ada penggunaan Etilen oksida (EtO) dan telah mengantongi persyaratan BPOM sehingga aman untuk dikonsumsi.” kata Katria Arintya Anindyantari, Marketing Manager Noodle Category Wings Food dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Rabu (28/9/2022).

Lantas apa itu pestisida etilen oksida dan bahaya pestisida dalam makanan? Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian pestisida etilen oksida dan bahaya pestisida dalam makanan yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/9/2022).

Mengenal Pestisida Etilen Oksida

Bahaya Pestisida dalam Makanan, Bisa Menyebabkan Kanker Hingga Gangguan Kesuburan
Ilustrasi mi instan. (Photo KamranAydinov Copyright by Freepik)

Seperti yang kita ketahui, pestisida adalah bahan kimia yang digunakan petani untuk menjauhkan tanamannya dari serangan hama. Pestisida ini memiliki beberapa jenis yang masing-masingnya juga mempunyai kandungan dan manfaat yang berbeda-beda, salah satunya pestisida etilen oksida.

Mengutip dari CDC, pestisida etilen oksida adalah pestisida antimikroba terdaftar EPA yang digunakan untuk mensterilkan peralatan medis dan rempah-rempah. Pestisida jenis ini bilsa terlalu berlebihan dapat membahayakan kesehatan tubuh, namun bahaya yang ditimbulkan tergantung pada situasinya.

Bahaya Pestisida dalam Makanan

Bahaya Pestisida dalam Makanan, Bisa Menyebabkan Kanker Hingga Gangguan Kesuburan
Ilustrasi Penyakit Kanker Credit: pexels,com/Tom

Mengutip dari Healthline, kandungan pestisida dalam makanan baik itu biopestisida sintetik atau organik memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Salah satu yang dapat ditimbulkan dari paparan bahan kimia tersebut adalah gangguan kesuburan, meningkatkan potensi kanker, hingga risiko alzheimer.

Selain itu, paparan yang tinggi pada anak-anak berdampak negatif seperti gangguan perkembangan neurologis, ADHD, hingga autisme. Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan batas penggunaan residu pestisida dalam bahan pangan dan diawasi ketat.

Berikut ini penjelasan mengenai bahaya pestisida dalam makanan, antara lain:

1. Gangguan reproduksi

Bahaya pestisida dalam makanan dapat menyebabkan gangguan reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Pada pria, pestisida dapat menyebabkan gangguan hormon yang kemudian bisa mengakibatkan penurunan produksi sperma. Sementara itu, wanita yang sering terpapar pestisida berisiko mengalami gangguan kesuburan dan melahirkan secara prematur.

2. Gangguan kehamilan dan perkembangan janin

Pestisida mengandung bahan kimia yang dapat merusak sistem saraf. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menghindari paparan pestisida, terutama pada trimester pertama kehamilan. Pasalnya, pada 3 bulan pertama kehamilan, sistem saraf janin sedang berkembang pesat. Bila ibu hamil terpapar pestisida pada masa ini, risiko terjadinya komplikasi kehamilan, cacat pada janin, dan keguguran bisa meningkat.

3. Penyakit parkinson

Dengan paparan pestisida diduga mampu meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit Parkinson, terutama bila paparannya tinggi dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Bahkan dapat mengubah gen spesifik yang terlibat dalam perkembangannya. Hal ini disebabkan oleh racun di dalam pestisida yang dapat merusak saraf tubuh.

4. Pubertas dini

Pubertas dini juga merupakan bahaya pestisida dalam makanan lainnya. Bahan kimia pada pestisida diduga dapat meningkatkan produksi hormon testosteron yang dapat menyebabkan pubertas dini pada anak laki-laki.

5. Penyakit kanker

Dikutip dari Healthline, dalam beberapa penelitian menunjuklkan bahwa penggunaan pestisida secara berlebih dapat menyebabkan penyakit kanker tertentu. Seperti kanker ginjal, kulit, otak, limfoma,  payudara, prostat, hati, paru-paru, ovarium, dan leukimia. Para pekerja pertanian adalah yang paling rentan terhadap risiko ini.

6. Penyakit Alzheimer

Dikutip dari Healthline, bahaya pestisida dalam makanan dalam jumlah berlebih akan menyebabkan peningkatan risiko penyakit alzheimer. Penyakit alzheimer adalah penyakit yang menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya.

Bahaya Pestisida dalam Makanan bagi Anak-Anak

Mengutip dari Healthline, studi menunjukkan bahwa penggunaan pestisida mungkin memiliki beberapa efek negatif pada anak-anak. Faktanya, paparan pestisida tingkat tinggi yang tidak disengaja pada anak-anak dapat menyebabkan kanker, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan autisme. Bahkan, paparan pestisida tingkat rendah dapat berdampak negatif pada perkembangan neurologis dan perilaku pada anak-anak.

Gejala Keracunan Pestisida

Bahaya Pestisida dalam Makanan, Bisa Menyebabkan Kanker Hingga Gangguan Kesuburan
Ilustrasi Diare Credit: freepik.com

Paparan pestisida dalam makanan dalam jangka waktu yang cukup lama bisa memicu beberapa gangguan kesehatan tubuh. Bahkan akan muncul gejala keracunan jika jumlah pestisida yang terkonsumsi cukup banyak.

Seperti dilansir dalam laman Medical News Today, tanda-tanda keracunan pestisida bisa bermacam-macam tergantung dari jumlah paparannya. Keracunan dalam kadar ringan biasanya memiliki gejala pusing, gelisah, diare, insomnia, iritasi pada mata, hidung, kulit dan tenggorokan.

Sedangkan keracunan dalam kadar sedang dapat menimbulkan tanda-tanda pandangan yang kabur, kebingungan, mual hingga muntah, dan detak jantung yang meningkat. Untuk keracunan dalam kadar berat, penderita bisa mengalami kehilangan kesadaran, gangguan pernapasan, atau luka bakar pada kulit. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya