Cara Menghitung Usia Kehamilan yang Wajib Diketahui, dari HPHT hingga USG

Cara menghitung usia kehamilan dapat dilakukan dengan melihat HTPT hingga USG.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 25 Okt 2022, 16:54 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2022, 16:40 WIB
Cara Menghitung Usia Kehamilan yang Wajib Diketahui, Dari HPHT hingga USG
Ilustrasi mimpi hamil besar/Copyright unsplash/Volodymyr Hryshchenko

Liputan6.com, Jakarta Cara menghitung usia kehamilan sangat penting diketahui oleh para calon orang tua. Usia kehamilan merupakan salah satu cara untuk memantau perkembangan bayi di dalam kandungan dan bisa mengetahui kapan bayi akan lahir.

Cara menghitung usia kehamilan dapat dilakukan dengan melihat HTPT hingga USG. Secara umum, cara menghitung usia kehamilan ini dijadikan standar oleh banyak dokter kandungan maupun bidan.

Seorang wanita akan mengalami kehamilan sekitar 280 hari atau 40 minggu sejak HTPT atau hari pertama haid terakhir. Dengan mengetahui cara menghitung usia kehamilan, orang tua bisa segera mempersiapkan kebutuhan bayi.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai cara menghitung usia kehamilan yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (25/10/2022).

Cara Menghitung Usia Kehamilan

Cara Menghitung Usia Kehamilan yang Wajib Diketahui, Dari HPHT hingga USG
Ilustrasi Pemeriksaan Kehamilan Credit: pexels.com/Mart

1. HPHT

Cara menghitung usia kahamilan yang pertama yakni menggunakan HPHT atau hari pertama haid terakhir. HPHT adalah hari pertama siklus menstruasi pada wanita. Di hari ini wanita akan mengalami menstruasi hari pertamanya.

Cara menghitung kehamilan dengan HPHT menjadi standar perhitungan bagi banyak dokter kandungan dan bidan. HPHT juga berkaitan dengan HPL atau Hari Perkiraan Lahir. Dari HPHT, dokter bisa menghitung akan perkiraan bayi akan lahir.

HPHT adalah hari pertama haid pada bulan terakhir sebelum wanita tidak haid lagi dan dinyatakan hamil. Dengan HPHT usia kehamilan dapat diketahui dalam hitungan minggu. Dokter akan menghitung usia kehamilan sesuai dengan hari pertama wanita mengalami hari pertama haid terakhir. HPHT dianggap sebagai hari pertama usia kehamilan. Untuk mengetahui berapa usia kehamilan, cukup mengingat kembali kapan hari pertama haid terakhir.

Misalnya, HPHT terjadi pada 4 Oktober, maka jika sekarang tanggal 25 Oktober, kehamilan saat ini berada pada usia 3 minggu. Perlu diingat bahwa sangat penting mengetahui hari pertama haid terakhir anda.

2. Tanggal Ovulasi

Cara menghitung usia kehamilan yang berikutnya adalah menggunakan patokan tanggal ovulasi alias pelepasan sel telur. Sebab, pembuahan oleh sperma baru bisa terjadi jika sel telur sudah ada. Ovulasi biasanya terjadi sekitar dua minggu setelah hari pertama haid terakhir. Misalnya, HPHT pada 1 Juni 2022, berarti ovulasi terjadi pada 15 Juni 2022.

Lewat dari tanggal tersebut jika perempuan berhubungan intim dan hamil, maka usia kehamilannya bisa dihitung setelah tanggal tersebut. Sebenarnya, ini cara yang lebih akurat untuk menghitung usia kehamilan. Namun, tidak banyak perempuan yang menyadari mengenai tanggal ovulasi. Bahkan ada yang lupa kapan hari pertama haid terakhir. Sebab, tidak terasa secara signifikan pada tubuh. Namun, sebenarnya ada salah satu tanda ovulasi, yaitu dengan melihat kekentalan lendir serviks. Tanda-tanda terjadinya ovulasi yakni lendir serviks akan meyerupai putih telur.

3. USG

Cara menghitung usia kehamilan yang berikutnya adalah dengan menggunakan USG. USG atau ultrasonografi merupakan solusi untuk mengetahui berapa usia kehamilan yang cukup akurat. Dengan USG, dokter akan mengukur janin untuk memperkirakan usia janin.

Pemeriksaan USG pertama dapat dilakukan pada awal masa kehamilan, untuk mengetahui kondisi awal janin. Biasanya janin akan terlihat di USG pada usia kehamilan 5-10 minggu. USG kemudian bisa dilakukan secara berkala pada tiap trisemester. Dengan USG, dokter akan dapat menghitung HPL atau hari perkiraan lahir dengan mudah kepada bumil.

Cara Menentukan Hari Perkiraan Lahir

Cara Menghitung Usia Kehamilan yang Wajib Diketahui, Dari HPHT hingga USG
Mencatat siklus menstruasi. (Foto: Unsplash,com/Estee Janssens).

1. Rumus Naegele

Cara menghitung hari perkiraan lahir yakni dengan menggunakan rumus Naegele. Rumus ini dapat diterapkan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi teratur. Jika HPHT terjadi di bulan Januari-Maret, maka rumusnya adalah:

Tahun: tetap

Bulan: ditambah 9

Hari: ditambah 7

Contoh:

HPHT terjadi pada 2 Februari 2020, maka menghitung HPL adalah:

Tahun: tetap 2020

Bulan: 2+9 = 11

Hari: 2+7 = 9

Jadi perkiraan hari lahir bayi adalah 9 November 2020.

Jika HPHT terjadi di bulan April-Desember, maka rumusnya adalah:

Tahun: ditambah 1

Bulan: dikurangi 3

Hari: ditambah 7

Contoh:

HPHT terjadi pada 5 September 2020, maka menghitung HPL adalah:

Tahun: 2020+1 = 2021

Bulan: 9-3 = 6

Hari: 5+7 = 12

Jadi perkiraan hari lahir bayi adalah 12 Juni 2021.

2. Rumus Parikh

Sedangkan, bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur dapat menggunakan rumus parikh. Perhitungan ini dilakukan dengan menghitung ketika terjadinya tanggal ovulasi, yaitu lama siklus menstruasi dikurangi 14 hari.

Rumus Parikh adalah:

HPHT + 9 bulan + (lama siklus haid - 21 hari)

Contoh cara menghitung hari perkiraan lahir dengan rumus parikh, yakni:

HPHT terjadi pada 1 Oktober 2020 dan siklus menstruasi terjadi selama 35 hari, maka cara menghitungnya adalah:

1 Maret + 9 bulan + (35-21) = 1 Desember + 14

Jadi hari perkiraan bayi adalah 15 Desember 2020.

Sekedar informasi, tidak semua wanita hamil melahirkan sesuai dengan HPL. Hanya 5 dari 100 wanita yang melahirkan bayinya sesuai HPL. Namun, 90% wanita bisa melahirkan dalam kisaran 3 minggu di sekitar tanggal HPL.

Kelahiran bisa terjadi lebih cepat atau bahkan lebih lama dari HPL yang telah ditentukan oleh dokter kandungan dan bidan. Meski begitu, dengan mengetahui cara menghitung HPL dapat membuat calon orang tua menjadi lebih siap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya