Euforia Adalah Perasaan Gembira yang Berlebihan, Ketahui Jenis-Jenisnya

Euforia adalah perasaan senang dan bahagia yang berlebihan, namun tidak sebanding dengan situasinya.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 27 Des 2022, 10:40 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 10:40 WIB
Cerita Akhir Pekan: Bersenang-senang di Konser Dahulu, Jangan Suka Nyampah Kemudian
Ilustrasi event. (dok. Pablo Heimplatz/)Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Euforia adalah kondisi mental dan emosional, yang membuat seseorang merasa sangat bahagia, bersemangat, dan percaya diri. Adapun perasaan bahagia ini dialami secara intens dan jauh lebih dari yang biasanya dirasakan, namun tidak sebanding dengan situasinya. Euforia dapat dialami oleh orang yang menderita gangguan bipolar pada fase manik, serta pada depresi unipolar. 

Euforia adalah perasaan bahagia, gembira, dan sejahtera yang luar biasa. Orang yang mengalami euforia mungkin merasa riang, aman, dan bebas dari stres. Emosi ini bisa berupa reaksi normal terhadap kejadian bahagia atau gejala penyalahgunaan zat dan kondisi kesehatan mental tertentu. Umumnya kondisi ini juga dapat terjadi pada gangguan kejiwaan lain, seperti gangguan kepribadian siklotimik dan skizofrenia, di mana persepsi sebenarnya tentang realitas menjadi kabur.

Euforia adalah perasaan senang dan gembira yang berlebihan, di mana pemicu utamanya terjadi karena gangguan mental, kecanduan obat-obatan, gangguan neurologis dan juga karena agen pembentuk kebiasaan. Gejala yang sering muncul dan dialami oleh individu dengan kondisi ini adalah halusinasi, disorientasi, perubahan suasana hati, dan merasa cemas secara berlebihan.

Berikut ini jenis dan penyebab euforia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (27/12/2022).

 

Jenis-Jenis Euforia

Ilustrasi pria senang, bahagia
Ilustrasi pria senang, bahagia. (Photo by Jonathan Sebastiao on Unsplash)

Berbagai jenis euforia akan bergantung pada jenis rangsangan yang menyebabkan euforia. Berikut ini jenis-jenis euforia yang perlu Anda ketahui.

Euforia seks

Eforia yang dirangsang karena seks, merupakan salah satu jenis di mana keadaan euforia sering dialami selama tindakan hubungan seksual, yang terjadi karena rangsangan pusat kesenangan di sistem limbik otak.

Euforia hipoksia

Mencekik dapat menyebabkan mati lemas, akibatnya otak kekurangan oksigen. Mati lemas yang disengaja untuk waktu yang singkat, dapat menyebabkan keadaan euforia. Namun, ini adalah perilaku yang sangat berisiko karena dapat menyebabkan kematian secara tidak sengaja. 

Euforia musik

Jenis euforia selanjutnya adalah musik, di mana musik merupakan salah satu stimulus yang tidak terdefinisi atau abstrak, yang dapat merangsang perasaan euforia, kesenangan yang meningkat, dan gairah. Ini terjadi karena stimulasi pusat penghargaan di otak.

Euforia olahraga

Olahraga yang berkelanjutan seperti aerobik dapat menyebabkan keadaan euforia. Lari jarak jauh juga bisa menimbulkan euforia, yang biasa disebut “runner’s high”.

Euforia obat

Obat psikedelik dapat menyebabkan keadaan euforia. Karena alasan ini, mereka sering disebut "euforia". Adapun mekanisme kerjanya bergantung pada sekresi dopamin, akibat stimulasi pusat penghargaan di otak.

 

Penyebab Euforia

ilustrasi senang
ilustrasi senang (Sumber: Unsplash) / Allef Viniciusa

Adapun sejumlah penyebab euforia bisa terjadi adalah sebagai berikut:

1. Gangguan Mental

Kondisi mental yang tergangu, termasuk dalam depresi unipolar, gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan kepribadian siklotimik. Dengan depresi ini, tentu mejadi penyebab euforia terjadi. 

2. Kecanduan / Penyalahgunaan Narkoba

Penggunaan obat-obatan yang berlebihan seperti kokain, ganja (ganja), amfetamin, heroin, morfin, kodein, oxycodone, fentanyl, ekstasi (MDMA: 3,4-Methylenedioxymethamphetamine), lysergic acid diethylamide (LSD), mescaline, dan jamur psychedelic dapat memicu euforia yang tidak terkendali.

3. Agen Pembentuk Kebiasaan

Penyebab selanjutnya ini biasanya tidak separah obat adiktif, namun penggunaan alkohol, nikotin, dan kafein yang berlebihan, menjadi salah satu penyebab euforia. 

4. Gangguan Neurologis

Adapun penyebab selanjutnya ialah gangguan neurologis tertentu seperti kejang petit mal, multiple sclerosis, migrain, cedera kepala, dan trauma kepala, yang seringkali perlu dirawat oleh ahli saraf atau ahli bedah saraf.

5. Penyebab Lain

Euforia dapat disebabkan oleh hipoksia atau kekurangan oksigen (seperti yang terjadi pada penyakit ketinggian atau pencekikan). Hipertiroidisme juga dapat menyebabkan euforia.

Gejala dan Cara Mendiagnosis Euforia

Senang Beropini
Ilustrasi Zodiak Leo Credit: pexels.com/Matt

Gejala utama dan tanda-tanda euforia adalah sebagai berikut:

- Perasaan bahagia dan sejahtera yang luar biasa

- Perubahan suasana hati

- Halusinasi

- Disorientasi

- Paranoid

- Kebingungan

- Kegelisahan

- Kecemasan

Euforia biasanya akan didiagnosis terlebih dahulu, untuk mengambil riwayat medis pasien secara rinci dan menilai kondisi pasien, termasuk suasana rumah, status sosial ekonomi, dan faktor predisposisi seperti riwayat keluarga euforia.

- Evaluasi Psikiatri

Tujuan utama evaluasi psikiatri adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan pikiran pasien dari pola perilakunya untuk menemukan penyebab sebenarnya dari masalah tersebut.

- Mini-Mental State Examination (MMSE)

Cara ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai penampilan, perilaku, kemampuan kognitif, pola bicara, bukti halusinasi dan tanda-tanda lain yang mungkin mencerminkan kondisi mental pasien. Ini berguna untuk menilai penyakit Alzheimer sebagai penyebab euforia.

- Catat Pola Suasana Hati

Melansir dari laman media india, psikiater akan meminta pasien untuk membuat bagan yang mencatat setiap perubahan suasana hati, perubahan pola tidur, dan berbagai faktor lainnya setiap hari. Bagan ini sangat penting bagi psikiater untuk merencanakan rejimen pengobatan bagi pasien.

- Tes Laboratorium

Tes laboratorium mungkin digunakan, jika diduga ada penyebab yang mendasarinya. Misalnya, jika kecanduan alkohol dicurigai, tes darah untuk mendeteksi kadar alkohol dalam darah atau tes fungsi hati (LFT) dapat dilakukan. Jika hipertiroidisme dicurigai, tes fungsi tiroid (TFT) yang mengukur T3, T4 dan TSH dapat dilakukan.

- Pencitraan Otak

Teknik pencitraan seperti pemindaian Tomografi Terkomputasi (CT), dan Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI) dapat dilakukan jika dokter mencurigai bahwa perubahan anatomis kasar, yang disertai dengan perubahan aktivitas otak dapat menjadi penyebab yang mendasari kondisi euforia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya