Liputan6.com, Jakarta Hadis Mutawatir adalah salah satu hadis dalam Islam. Secara istilah, hadis adalah sumber hukum kedua setelah Al-Qurāan. Secara bahasa, arti dari kata Mutawatir dalam agama Islam adalah beraturan.
Hadis Mutawatir ini banyak diimani dan sebagai pedoman bagi setiap umat Islam. Hadis bisa dikatakan mutawatir karena ditinjau dari segi kuantitas sahabat yang meriwayatkannya dari Nabi.
Meskipun jumlah hadis Mutawatir ini tidak banyak namun mempunyai kekuatan sebagai dalil sebagaimana kekuatan Al-Qurāan. Untuk itu, umat Islam perlu mengetahui dan mempelajari hadis Mutawatir dan jenis-jenisnya.
Advertisement
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai hadis Mutawatir beserta jenis-jenis dan contohnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (10/2/2023).
Arti dan Makna Hadis Mutawatir
Secara etimologi, kata mutawatir berasal dari bahasa Arab yang berarti iturunkan daripada seorang ke seorang. Arti lain dari mutawatir adalah lebat atau beraturan. Namun secara istilah, hadis mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang memiliki kebiasaan tidak berdusta dari awal hingga akhir sanadnya atas Nabi Muhammad SAW, sebab hadis ini diriwayatkan oleh banyak orang dan disampaikan kepada banyak orang. Ā
Menurut para ulama hadis, hadis tersebut di atas diriwayatkan oleh lebih dari seratus orang sahabat Nabi dengan seratus sanad yang berlainan. Oleh sebab itu, jumlah dari hadis Mutawatir tidak banyak. Meskipun begitu, hadis Mutawatir ini memiliki kekuatan dalil yang sama dengan Al-Qurāan.
Advertisement
Syarat-Syarat Hadis Mutawatir
Dikutip dari laman Universitas Islam An Nur Lampung, terdapat beberapa syarat-syarat hadis Mutawatir yang bisa diketahui adalah:
1. Hadis mutawatir harus di riwayatkan oleh sejumlah besar perawi yang membawa keyakinan bahwa mereka itu tidak sepakat untuk berbohong.
2. Bedasarkan tanggapan panca indra, yakni bahwa berita yang mereka sampaikan harus benar-benar merupakan hasil pendengaran atau penglihatan sendiri.
3. Seimbang jumlah para perawi, sejak dalam thabaqat (lapisan/tingkatan) pertama maupun thabaqat berikutnya.
Tiga syarat tersebut apabila salah satu tidak dipenuhi, maka disebut dengan hadis Ahad. Hadis Ahad adalah hadis yang tidak mencukupi syarat-syarat Mutawatir.
Jenis-Jenis dan Contoh Mutawatir
Sebagian ulama menyebutkan ada tiga jenis hadis mutawatir adalah sebagai berikut ini:
1. Hadis Mutawatir Lafdhi
Hadis Mutawatir Lafdhi adalah mutawatir dengan susunan redaksi yang persis sama.
Contoh dari hadis mutawatir lafdhi yang artinya:Ā
āRasulullah SAW, bersabda:Ā āSiapa yang sengaja berdusta terhadapku, maka hendaklah dia menduduki tempat duduknya dalam nerakaā.Ā (Hadis Riwayat Bukhari).
Hadis tersebut menurut keterangan Abu Bakar al-Bazzar, diriwayatkan oleh empat puluh orang sahabat, bahkan menurut keterangan ulama lain, ada enam puluh orang sahabat, Rasul yang meriwayatkan hadis itu dengan redaksi yang sama.
2. Hadis Mutawatir Maknawi
Hadis Mutawatir Lafdhi adalah hadis mutawatir dengan makna umum yang sama, walaupun berbeda redaksinya dan berbeda perincian maknanya.
Contoh dari hadis mutawatir maknawi yang artinya:Ā
āRasulullah SAW pada waktu berdoa tidak mengangkat kedua tangannya begitu tinggi sehingga terlihat kedua ketiaknya yang putih, kecuali pada waktu berdoa memohon hujanā.Ā (Hadis Riwayat Mutafaqā Alaihi).
Potongan hadis tersebut diriwayatkan dari nabi shalallahu alaihi wasallam sekitar seratus hadits, namun pada kejadian yang berbeda beda.
Contoh lainnya adalah hadis tentang adzab kubur, hadis tentang mengusap dua khuff, hadis tentang larangan isbal, dan lain sebagainya.Ā Diantara buku yang mengumpulkan hadis mutawatir adalah kitab Al Azhar Al mutanatsiroh fil Ahadits Al-Mutawatiroh karya imam Assuyuthi.Ā Selain itu, juga ada kitab Nadzmul mutanatsir minal haditsil mutawatir. Karya Muhammad bin Jaāfar Al Kattani.
3. Hadis Mutawatir āAmali
Hadis Mutawatir Lafdhi adalah hadis mutawatir yang menyangkut perbuatan Rasulullah SAW, yang disaksikan dan ditiru tanpa perbedaan oleh orang banyak, untuk kemudian juga dicontoh dan diperbuat tanpa perbedaan oleh orang banyak pada generasi-generasi berikutnya.
Contoh dari hadis mutawatir āAmali adalah hadis-hadis Nabi tentang waktu salat, tentang jumlah rakaat salat wajib, adanya salat āied, adanya salat jenazah, dan sebagainya.
Advertisement
Kedudukan Hadis Mutawatir
Hadis Mutawatir ini memiliki kekuatan dalil yang sama dengan Al-Qurāan, untuk itu kedudukan dari hadis Mutawatir dianggap sebagai hadits-hadits yang pasti (qathāiĀ atauĀ maqthāu) berasal dari Rasulullah SAW.Ā
Bahkan para ulama juga menegaskan bahwa hadis Mutawatir adalah pengetahuan yang pasti bahwa perkataan, perbuatan atau persetujuan berasal dari Rasulullah SAW. Dengan begitu, kedudukan hadis Muatawatir sebagai dasar hukum ajaran agama Islam tinggai sekali. Bahkan saking tingginya, kedudukan hadis Mutawatir ini lebih tinggi dari kedudukan hadis Ahad. Hadis Ahad adalahĀ hadis yang perawinya tidak mencapai, terkadang mendekati, jumlah mutawatir.
Untuk itu, umat Muslum harus mengimani dan mempelajarai hadis Mutawatir, bagi yang menolaknya maka sama saja menolak kedudukan Nabi Muhammad saw sebagai utusan dari Allah SWT.