Karamah adalah Kemuliaan di Luar Logika Manusia, Simak Kisahnya dalam Al-Qur’an

Memahami istilah karamah dalam Islam dan Al-Qur'an.

oleh Laudia Tysara diperbarui 12 Mei 2023, 14:01 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 14:01 WIB
Al-Qur'an
Ilustrasi Al-Qur'an | Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Karamah adalah bentuk kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada manusia istimewa seperti Rasulullah SAW, sahabat, dan para wali. Karamah disebut sebagai kemuliaan yang berada di luar nalar atau logika manusia.

Menurut para ahli, karamah adalah sesuatu yang bisa didapat dengan ketekunannya mengikuti syariat Islam dan ajaran Rasulullah SAW. Wilayah keilmuan karamah ada pada Ilmu Tasawuf.

Agar bisa lebih memahami tentang karamah adalah kemuliaan di luar logika manusia, kisahnya perlu disimak juga. Kisah tentang pemuda yang tertidur dalam gua sampai sahabat yang terangkat jasadnya ke langit setelah berperang di jalan Allah.

Berikut Liputan6.com ulas karamah adalah kemuliaan di luar logika manusia dan kisahnya dari berbagai sumber, Senin (25/1/2021).

Pengertian Karamah Menurut Para Ahli

Al-Qur’an
Ilustrasi Al-Qur’an | Credit: freepik.com

Abul Qasim al-Qusyairi

Karamah adalah suatu aktivitas yang dianggap sebagai hal yang bertentangan dengan adat kebiasaan manusia pada umumnya, yaitu dapat juga dianggap sebagai realitas sifat wali-wali Allah tentang sebuah makna kebenaran dalam situasi yang dianggap kurang baik.

Syeck Ibrahim Al Bajuri

Karamah adalah sesuatu luar biasa yang tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang diterapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi.

Said Hawwa

Karamah adalah memang benar-benar telah terjadi dan akan tetap terjadi pada wilayah tasawuf. Karomah juga bisa terjadi pada orang yang belum sempurna istiqamahnya. Tapi bagi orang-orang yang benar-benar lurus, istiqamah, dan tampak karomahnya, barangkali karomahnya tersebut identik dengan tanda kewalian.

Memahami Istilah Karamah

Al-Qur’an
Ilustrasi Al-Qur’an | Credit: freepik.com

Memahami karamah dari kacamata para ahli, cukup beragam. Memang bagi sebagian umat Islam, karamah adalah sesuatu yang bertentangan dengan adat kebiasaan. Wilayah pembahasan karamah adalah ilmu tasawuf.

Menurut penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia, karamah adalah kemuliaan berupa sesuatu di luar logika manusia yang Allah berikan kepada para wali Allah. Pernyataan ini yang memperkuat bahwa karamah tidak bisa diterima semua umat Islam, tetapi hanya yang diistimewakan.

Jika ditelisik dari asal usul bahasanya, karamah berasal dari bahasa Arab. Dalam Al-Qur’an istilah karamah dekat dengan Al-Karim yang berarti Maha Mulia. Tidak mengherankan jika orang-orang yang mendapat karamah adalah mereka yang benar-benar mulia, seperti Rasulullah dan Para Wali.

Kisah Karamah dalam Al-Qur’an

Al-Qur'an
Ilustrasi Al-Qur'an | (Photo by Anis Coquelet on Unsplash)

Ashabul Kahfi

Ashabul kahfi adalah tujuh orang pemuda keturunan bangsawan dari Rum yang sangat mengkhawatirkan keimanan. Peristiwa ini terjadi sesudah zaman Nabi Isa A.S. Raja mereka tidak sepaham bahkan sangat benci sekali dengan apa yang mereka yakini. Mereka pun keluar menjauhi kerajaan dan masuk ke dalam gua lalu tertidur didalamnya selama 309 tahun.

Maryam Binti Imran R.A.

Maryam Binti Imran R.A. selalu mendapatkan makanan di Mihrab, padahal Maryam tidak pernah keluar dari Mihrab. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ali ‘Imran ayat 37.

Berdasarkan tafsir dari Kementerian Agama Saudi Arabia, Allah menerima nazarnya dengan baik dan menumbuhkan Maryam dengan pertumbuhan yang baik. Allah menjadikan hati hamba-hamba-Nya yang saleh sayang kepadanya dan memberikan hak asuhnya kepada Zakariya -'alaihissalām-. Setiap kali Zakariya menemui Maryam di tempat ibadahnya, dia selalu menemukan rezeki yang baik dan mudah di tempatnya.

Maka Zakariya pun bertanya kepada Maryam, “Wahai Maryam, dari mana engkau mendapatkan rezeki ini?” Maryam menjawab, “rezeki ini berasal dari Allah. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang luas dan tidak terhingga kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.”

Amir Bin Fuhairah

Kisah Amir bermula ketika paman Rasulullah SAW wafat dan nyawanya terancam oleh orang-orang kafir Quraisy. Sampai akhirnya Rasulullah bersembunyi di gua Tsur dan diberi susu kambing oleh pengembala kambing, Amir Bin Fuhairah.

Tidak hanya pengembala kambing, Amir awalnya hanya budak Abu Bakar yang kemudian mengikuti ajaran Rasulullah. Berkat upayanya selalu memuliakan Rasulullah dan sahabat, Amir ditunjuk sebagai salah satu dari 70 sahabat yang ditugaskan melakukan dakwah kepada Bani Amir di Najd.

Nahasnya, Amir tewas di tusuk oleh tombak yang dihantamkan Jabbar Bin Salma. Dalam kematiannya, Amir Bin Fuhairah berseru lantang, “Demi Allah. Aku telah menang, wahai Jabbar Bin Salma!” Pada momen inilah karamah Amir terjadi.

Saat jasad Amir mulai roboh, justru jasadnya terangkat ke langit. Jabbar si pembunuh yang menyaksikannya hanya bisa terdiam dan tidak bersuara. Jabbar benar-benar mematung menyaksikan jasad Amir terangkat ke langit karena kemuliaan dari Allah SWT.

Karamah yang Dimiliki Sunan Gunung Jati

Al-Qur'an
Ilustrasi Al-Qur'an | Freepik

Berdasarkan hasil kajian naskah kuno Cirebon, Sunan Gunung Jati diketahui menguasai 99 bahasa. Bahasa yang dikuasai bukan hanya bahasa dunia, melainkan bahasa lokal yang ada di seluruh pelosok Nusantara.

Pada masa kejayaannya, Sunan Gunung Jati juga ahli dalam bidang politik. Dalam menyebarkan Islam dan mengembangkan Cirebon, dia dapat meruntuhkan kerajaan induk besar seperti Padjajaran hingga mengusir Portugis di Selat Sunda dibantu Kerajaan Demak.

Dalam penyebaran Islam dan pendidikan kepada masyarakat, satu bulan sekali murid-murid Sunan Gunung Jati juga sering datang ke Cirebon pada malam Jumat. Murid-murid Sunan Gunung Jati setiap malam Jumat datang dan setia mendengarkan pengajian. Kegiatan rutin mereka itu dinamakan Seba Kliwon.

Dalam mempertahankan eksistensi Kesultanan Cirebon, Sunan Gunung Jati perlu memperluas wilayah kekuasaannya. Dia berhasil menaklukan kerajaan Rajagaluh, Kuningan, Talaga, hingga menguasai Sunda Kalapa.

Sunan Gunung Jati juga memiliki karamah dalam ilmu kedokteran. Selain ahli mendeteksi penyakit, ilmu kedokteran yang dimiliki Sunan Gunung Jati adalah operasi tanpa bedah. Kisah ini diperkuat ketika sang Istri menderita tumor dan diketahui oleh Sunan Gunung Jati tanpa pemeriksaan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya