Liputan6.com, Jakarta Cara menghilangkan keloid bisa dilakukan dengan beberapa tindakan medis. Seseorang ingin segera menghilangkannya tentu karena membuat penampilan kulit kurang enak dipandang. Namun, keloid merupakan kondisi yang tidak berbahaya.
Keloid adalah bekas luka yang tumbuh menjadi benjolan atau pertumbuhan tebal di kulit. Ia bisa muncul di mana pun setelah mengalami cedera kulit. Keloid paling sering ditemukan di dada, bahu, daun telinga, dan pipi.
Advertisement
Baca Juga
Cara menghilangkan keloid mungkin memerlukan perawatan medis yang intensif. Keloid bisa jauh lebih besar dari luka aslinya. Penampilan keloid dapat bervariasi. Ini tergantung pada lokasinya. Misalnya, di telinga, keloid mungkin padat dan bulat, sementara di dada mungkin lebih menyebar.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/3/2022) tentang cara menghilangkan keloid.
Penyebab Keloid
Sebelum mengenali cara menghilangkan keloid, kamu perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Penyebab pasti keloid masih belum diketahui. Kemungkinan, penyebab keloid adalah disfungsi dari proses penyembuhan luka. Diperkirakan 10 persen orang mengalami jaringan parut keloid. Pria dan wanita sama-sama mungkin memiliki bekas luka keloid.
British Association of Dermatologists mencatat bahwa keloid dapat tumbuh karena tubuh memproduksi terlalu banyak kolagen ketika bekas luka terbentuk sebagai respons terhadap cedera. Kolagen merupakan protein yang ditemukan di seluruh tubuh. Ia berguna untuk penyembuhan luka, tetapi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak, keloid bisa terbentuk.
Â
Faktor risiko keloid
- Memiliki kulit cokelat atau hitam. Orang dengan warna kulit lebih gelap lebih rentan terhadap keloid. Keloid paling sering terjadi pada orang dengan kulit coklat atau hitam. Alasan untuk kecenderungan ini tidak diketahui.
- Memiliki riwayat keloid. Keloid cenderung memiliki komponen genetik. Artinya, seseorang lebih mungkin memiliki keloid jika salah satu atau kedua orang tuanya memiliki keloid. Jika seseorang pernah memiliki satu keloid, ia berisiko mengembangkan yang lain. Sekitar sepertiga orang yang mengembangkan keloid memiliki kerabat dekat yang juga mengalaminya.
- Usia. Seseorang lebih mungkin mengembangkan keloid jika berusia di bawah 30 tahun. Keloid lebih sering terjadi pada orang berusia 10 hingga 30 tahun.
- Mengalami luka. Keloid terjadi setelah munculnya luka. Sebagian besar jenis cedera kulit dapat menyebabkan jaringan parut keloid. Ini termasuk bekas jerawat, luka bakar, luka cacar air, tindik, tato, goresan, sayatan bedah, atau bekas vaksinasi.
- Lokasi cedera. Keloid lebih cenderung tumbuh di punggung atas, bahu, dan dada, di mana kulit lebih kencang.
- Perubahan hormonal. Perubahan hormonal, misalnya seperti pada orang yang sedang hamil atau memiliki hipertensi atau kondisi tiroid, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya bekas luka keloid.
Advertisement
Cara Menghilangkan Keloid
Meski tidak berbahaya, terkadang keloid adalah kondisi yang bisa mengganggu penampilan. Ada sejumlah cara menghilangkan keloid, mulai dari perawatan luka sampai operasi. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut cara menghilangkan keloid:
Perawatan luka
Untuk keloid baru, pilihan pengobatan pertama mungkin adalah pembalut kompresi yang terbuat dari kain melar atau bahan lainnya. Metode ini juga digunakan setelah operasi untuk menghilangkan keloid. Tujuannya adalah untuk mengurangi atau mencegah bekas luka dengan memberi tekanan pada luka saat sembuh. Pembalut seperti ini perlu dipakai selama 12 hingga 24 jam sehari selama 4 hingga 6 bulan agar efektif. Metode ini bisa sangat tidak nyaman.
Krim kortikosteroid
Dalam mengatasi keloid, kamu juga bisa menggunakan krim kortikosteroid. Menerapkan krim kortikosteroid kekuatan resep dapat membantu meringankan rasa gatal pada keloid.
Obat suntik
Jika memiliki keloid yang lebih kecil, dokter mungkin mencoba mengurangi ketebalannya dengan menyuntikkan kortison atau steroid lainnya. Dalam cara menghilangkan keloid ini, pemilik keloid mungkin memerlukan suntikan bulanan hingga enam bulan sebelum melihat bekas luka merata. Kemungkinan efek samping dari suntikan kortikosteroid adalah penipisan kulit, spider veins dan perubahan warna kulit yang permanen (hipopigmentasi atau hiperpigmentasi).
Membekukan bekas luka
Keloid kecil dapat dikurangi atau dihilangkan dengan membekukannya dengan nitrogen cair (krioterapi). Perawatan berulang dalam cara menghilangkan keloid ini mungkin diperlukan. Kemungkinan efek samping dari cryotherapy adalah melepuh, nyeri dan hilangnya warna kulit (hipopigmentasi).
Perawatan laser
Keloid yang lebih besar dapat diratakan dengan sesi laser pewarna. Cara menghilangkan keloid ini juga berguna untuk mengurangi rasa gatal dan memudarkan keloid. Terapi laser pewarna berdenyut diberikan selama beberapa sesi dengan 4 hingga 8 minggu di antara sesi.
Terapi radiasi
Radiasi sinar-X tingkat rendah atau setelah operasi pengangkatan keloid dapat membantu mengecilkan atau meminimalkan jaringan parut. Perawatan berulang mungkin diperlukan. Kemungkinan efek samping dari terapi radiasi adalah komplikasi kulit dan, dalam jangka panjang, kanker. Terapi radiasi juga bisa menjadi pilihan cara menghilangkan keloid.
Operasi pengangkatan
Jika keloid tidak merespons terapi lain, dokter mungkin menyarankan untuk menghilangkannya dengan operasi yang dikombinasikan dengan metode lain. Cara menghilangkan keloid dengan pembedahan ini memiliki tingkat kekambuhan 45% sampai 100%.