9 Amalan Sunnah Idul Adha yang Sebaiknya Dilakukan Umat Muslim

Menjalankan amalan sunnah Idul Adha menjadi salah satu cara memperoleh keberkahan Idul Adha.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 25 Mei 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2023, 15:30 WIB
FOTO: Perayaan Hari Raya Idul Adha dari Berbagai Belahan Dunia
Menjalankan amalan sunnah Idul Adha menjadi salah satu cara memperoleh keberkahan Idul Adha. (AP Photo/Manish Swarup)

Liputan6.com, Jakarta Idul Adha adalah salah satu hari raya penting bagi umat Islam, selain Idul Fitri. Setiap tahun, umat Islam memperingati Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Sebagai perayaan yang hanya terjadi setahun sekali, sebaiknya umat Islam memanfaatkan momen ini dengan sebaik baiknya untuk mendapatkan pahala. Menjalankan amalan sunnah Idul Adha menjadi salah satu cara memperoleh keberkahan Idul Adha.

Idul Adha juga dikenal sebagai Idul Qurban atau lebaran haji di Indonesia, karena pada hari tersebut dilaksanakan kegiatan kurban dan ibadah haji. Salah satu amalan sunnah Idul Adha yang banyak dijalankan oleh umat muslim adalah puasa sunnah Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Selain puasa Arafah, terdapat beberapa amalan sunnah Idul Adha lainnya yang disarankan untuk dilakukan saat momen perayaan Hari Raya Idul Adha tiba. Berikut ini, amalan sunnah Idul Adha yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (25/5/2023).

1. Mengumandangkan Takbir

Suasana Malam Takbiran Idul Fitri 2023 di Jakarta
Salah satu amalan sunnah Idul Adha yang dianjurkan utuk dilakukan umat muslim adalah mengumandangkan takbir. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Salah satu amalan sunnah Idul Adha yang dianjurkan utuk dilakukan umat muslim adalah mengumandangkan takbir. Kagiatan mengumandangkan takbir atau takbiran dapat dilakukan saat matahari terbenam pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai imam naik ke mimbar untuk berkhotbah pada hari raya Idul Adha. Aetelah itu mengumandangkan takbir dapat dilanjutkan hingga tanggal 13 Dzulhijjah pada hari tasyriq. 

Anjuran mengenai takbir pada hari raya Idul Adha ini terdapat dalam kita Raudhatut Thalibin:

فَيُسْتَحَبُّ التَّكْبِيرُ الْمُرْسَلُ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَيُسْتَحَبُّ اسْتِحْبَابًا مُتَأَكَّدًا، إِحْيَاءُ لَيْلَتَيِ الْعِيدِ بِالْعِبَادَةِ

Artinya: Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah.

Sebagian ulama ahli fiqih ada yang memberi keterangan tentang beribadah di malam hari raya. Yaitu dengan melaksanakan sholat maghrib dan isya’ berjamaah, sampai dengan melaksanakan sholat subuh berjamaah.

2. Mandi Besar Sebelum Salat Ied

Amalan sunnah Idul Adha yang sebaiknya dijalankan umat muslim selanjutnya adalah mandi besar sebelum salat Ied. Mandi besar dapat dilakukan saat pertengahan malam, sebelum waktu subuh, namun yang lebih utama adalah sesudah waktu subuh.

Tujuan sunnah mandi besar sebelum salat ied adalah untuk membersihkan anggota badan dari bau yang tidak sedap, dan membuat badan menjadi segar bugar. Anjuran ini berlaku bagi muslim laki-laki maupun perempuan yang akan melaksanakan ibadah salat Ied.

3. Mengenakan Pakaian Terbaik

Sama seperti saat Idul Fitri, Muslim juga dianjurkan memakai pakaian terbaik saat  melaksanakan salat Idul Adha. Pakaian terbaik tidak harus pakaian baru dan mahal. Pakaian terbaik adalah pakaian yang paling bagus dari yang kita miliki. Karena sebaik-baiknya pakaian di hadapan Allah adalah pakaian “taqwa”.

Hal ini seperti yang disampaikan dalam sebuah hadist berikut, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya” (HR. Hakim)

4. Memakai Wangiian

Hasil Sidang Isbat: Hari Raya Idul Adha Jatuh Pada Minggu 10 Juli 2022
Berbeda dengan Idul Fitri yang disunnahkan untuk makan dan minum sebelum salah Ied, saat Idul Adha umat muslim dianjurkan untuk berpuasa dari subuh hingga selesai salat Ied.(Unsplash/ali arif soydas).

Selain memakai pakaian terbaik, amalan sunnah Idul Adha jua menganjurkan seorang muslim untuk memakai wangi-wangian ketika salat Idul Adha. Selain itu muslim dianjurkan untuk memotong rambut, memotong kuku, dan menghilangkan bau-bau tidak enak. Dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab terdapat keterangan mengenai amalan sunnah ini:

والسنة أن يتنظف بحلق الشعر وتقليم الظفر وقطع الرائحة لانه يوم عيد فسن فيه ما ذكرناه كيوم الجمعة والسنة أن يتطيب

Artinya: Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jumat, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian."

5. Tidak Makan Sejak Subuh Hingga Selesai Salat Ied

Berbeda dengan Idul Fitri yang disunnahkan untuk makan dan minum sebelum salah Ied, saat Idul Adha umat muslim dianjurkan untuk berpuasa dari subuh hingga selesai salat Ied. Hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:

عن بريدة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يخرج يوم الفطر حتى يطعم ويوم النحر لا يأكل حتي يرجع

Artinya: Diriwayatkan dari Sahabat Buraidah RA, bahwa Nabi SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan, dan pada hari raya Idul Adha sehingga beliau kembali ke rumah.

Diriwayatkan juga dari Sahabat Anas RA

انَّ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَخْرُجُ يوم الفطر حتى يأكل تمرات ويأكلهن وترا

"Rasulullah SAW tidak keluar pada hari raya Idul Fitri sampai beliau makan beberapa kurma yang jumlahnya ganjil."

6. Berangkat Lebih Awal

Berangkat lebih awal juga menjadi salah satu amalan sunnah Idul Adha. anjuran ini bertujuan agar umat muslim sampai di tempat salat dengan tenang atau tidak terburu-buru. Sambil menunggu salat Ied dimulai, jemaah dapat sambil bertakbir dan berdzikir. Kesempatan ini tentu menjadi hal yang baik, terlebih shalat Idul Adha hanya dilakukan satu tahun sekali saja.

7. Berjalan Kaki Menuju Tempat Salat

Suasana Sholat Idul Fitri di Masjid Kubah Emas
Apabila memang tempat salat Ied dekat dan mudah dijangkau dengan berjalan kaki sebaiknya ikuti sunnah Rasululla satu ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Berangkat ke tempat salat dengan berjalan kaki lebih diutamakan ketimbang dengan menggunakan kendaraan. Dengan berjalan kaki, umat muslim bisa saling bertegur sapa mengucapkan salam dan juga ber-mushafahah (bersalam-salaman) sesama kaum Muslimin. Apabila memang tempat salat Ied dekat dan mudah dijangkau dengan berjalan kaki sebaiknya ikuti sunnah Rasululla satu ini. Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits,

كَانَ يَخْرُجُ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

"Rasulullah SAW berangkat untuk melaksanakan sholat Id dengan berjalan kaki, begitupun ketika pulang tempat sholat Id."

8. Menempuh Rute Berbeda Saat Berangkat dan Pulang

Dalam sebuah hadits disampaikan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.“ (HR. Al Bukhari).

Dari amalan sunnah Idul Adha ini ada berbagai hikmah yang bisa diambil. Misalnya, dengan melewati jalan berbeda umat muslim dapat lebih banyak bertemu dengan orang, bersilaturahmi, atau melihat kondisi sekitar yang jarang kita ketahui. Siapa tahu di sana ada orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

9. Mengajak Wanita dan Anak-anak ke Lokasi Salat Ied

Mayoritas ulama berpendapat bahwa Salat Idul Adha adalah sunnah muakkad. Rasulullah pun memerintahkan wanita atau anak-anak tetap ikut salat Ied. bagi yang berhalangan tetap dianjurkan untuk mendengarkan khutbah di dekat tempat salat. Hal ini menunjukkan bahwa Salat Idul Adha memiliki keutamaan dalam sisi khutbah yang disampaikan. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya