10 Penyebab Depresi pada Remaja yang Perlu Diwaspadai

Jangan disepelekan, ini penyebab depresi pada remaja yang sering luput dari pantauan.

oleh Fakhriyan Ardyanto diperbarui 28 Jun 2023, 17:10 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2023, 17:10 WIB
[Fimela] ilustrasi depresi
ilustrasi depresi | pexels.com/@pixabay

Liputan6.com, Jakarta Depresi merupakan gangguan mental yang tidak mengenal batasan usia penderita. Bahkan usia remaja juga dapat mengalami depresi. Hal ini tidak lepas dari usia remaja yang merupakan masa pencarian jati diri. Keadaan lingkungan sekitar, keluarga, serta pergaulan yang tidak mendukung, akan berpengaruh besar pada emosi remaja. Dengan kondisi emosi yang masih labil dan kerap kali terpengaruh mood, maka tak pelak bisa menjadi penyebab depresi pada remaja.

Melansir Klikdokter, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia Yogyakarta, gangguan depresi berat dialami 3 persen anak usia sekolah, dan 6 persen remaja Indonesia. Apabila kondisi depresi terus menerus dibiarkan, bukan tidak mungkin akan berujung pada hal-hal yang sangat tidak diinginkan, seperti gangguan kesehatan yang pada akhirnya menjadi penyebab munculnya keinginan untuk bunuh diri.

Sebenarnya, jika dideteksi sedini mungkin, ada banyak penyebab depresi pada remaja yang bisa dengan segera diatasi. Salah satunya dengan mengikuti dan selalu waspada terhadap perilaku anak dalam usia remaja.

Berikut ini Liputan6.com telah merangkum apa saja penyebab depresi pada remaja yang ada baiknya pahami untuk dilakukan penanganan lebih lanjut, Kamis (14/1/2021).

Penyebab Depresi pada Remaja

Stres Tanpa Sebab yang Jelas
Ilustrasi Stres Berlebihan Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

1. Media sosial

Masa-masa remaja identik dengan pencarian jati diri, bahkan tak jarang banyak cara dilakukan agar dirinya dikenal banyak orang alias menjadi populer. Sayangnya, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut.

Padahal, hal tersebut bisa menjadi penyebab depresi pada remaja jika tidak diawasi sejak dini. Ditambah, dengan kehadiran media sosial yang bisa menjadi sumber pemicu persaingan. Makin banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain media sosial, makin tinggi risiko tekanan mental yang dialami, bahkan bisa saja berujung pada stres hingga depresi.

Belum lagi, remaja juga rentan mengalami cyberbullying ketika bermain media sosial. Tentu, dampaknya akan sangat berpotensi menyerang psikis, mulai dari muncul rasa malu, tertekan, hingga depresi.

 

2. Stres di sekolah

Tingginya tuntutan pada akademis, hadirnya ekspektasi orang tua, sampai adanya perilaku bullying yang dilakukan oleh teman-teman sebaya atau senior, juga bisa menjadi penyebab depresi pada remaja.

Penyebab Depresi pada Remaja

Putus Cinta
Ilustrasi/copyright pixabay.com

3. Hubungan percintaan

Meski cinta remaja sering disebut cinta monyet, nyatanya banyak remaja yang berubah jadi labil dan patah hati, seolah dunia berakhir ketika dirinya mengalami masalah percintaan, seperti putus. Bahkan, banyak depresi yang diakibatkan putus cinta bisa berujung pada bunuh diri.

 

4. Selalu berpikiran negatif

Pikiran negatif tidak hanya terjadi pada orang dewasa, remaja juga bisa saja mengalami kondisi tersebut. Jika pikiran terus-menerus dipenuhi pikiran negatif, apalagi sudah jadi suatu kebiasaan, maka bisa jadi penyebab depresi pada remaja.

Penyebab Depresi pada Remaja

Ilustrasi DNA.
Ilustrasi DNA. Kredit: Pete Linforth via Pixabay

5. Genetik

Pengaruh dari genetik turut berperan menjadi penyebab depresi pada remaja. Anggota keluarga dekat yang punya riwayat mengalami depresi, meningkatkan risiko anak usia remaja juga terkena mengalami depresi.

 

6. Faktor Biologis

Tidak hanya faktor genetik, faktor biologis juga dapat menjadi penyebab anak remaja depresi. Kondisi ini dapat terjadi akibat adanya gangguan pada neurotransmitter, atau bahan kimia pada otak manusia.

Terganggunya otak manusia dapat berakibat pada meningkatnya faktor risiko anak remaja mengalami depresi.

Penyebab Depresi pada Remaja

Ilustrasi
Ilustrasi anak menangis. (dok. unsplash @zahraamiri_)

7. Orang tua bertengkar

Meski terkadang sebuah pertengkaran tidak langsung disaksikan anak, tidak jarang aura pertengkaran masih terasa di dalam rumah. Terutama jika pertengkaran berujung pada perceraian. Pastinya, anak bisa mengalami stres berat dan berakhir pada depresi.

 

8. Trauma masa kecil

Salah satu penyebab depresi pada remaha yang sangat mungkin terjadi, bisa diakibatkan trauma masa kecilnya. Bisa jadi, anak-anak mengalami pelecehan fisik atau emosional, hingga akhirnya berisiko mengalami depresi ketika datang masa remaja. Yang membuat semakin berbahaya, penyebab depresi pada remaja satu ini bisa menjadi pemicu bunuh diri.

Penyebab Depresi pada Remaja

Ilustrasi Menangis
Ilustrasi Menangis (Foto: Unsplash.com/Anthony Tran)

9. Percaya diri rendah

Perubahan bentuk tubuh karena pubertas, pentingnya pertemanan, percintaan, ekspektasi orang tua, sampai hal kecil seperti timbulnya jerawat, bisa menjadi penyebab depresi pada remaja. Rasa percaya diri yang rendah, minder, bahkan rasa tidak mampu bersaing, menjadi penyebab remaja akhirnya stres dan berujung pada depresi.

 

10. Rasa kehilangan

Kemudian, penyebab depresi pada remaja karena adanya rasa kehilangan yang amat mendalam. Salah satu contohnya akibat kematian, baik salah satu atau kedua orang tua, kematian hewan peliharaan kesayangan, sampai rasa kehilangan karena pindah rumah, ternyata bisa jadi penyebab depresi pada remaja. Hadirnya kondisi tersebut akan menjadi pemicu rasa kehilangan dan meningkatkan risiko putus asa hingga depresi.

Obat-Obatan untuk Mengatasi Depresi

Mengonsumsi Obat-Obatan
Ilustrasi Obat-Obatan Credit: pexels.com/Pietro

Sebenarnya, hingga saat ini belum tersedia obat yang bisa tuntas menyembuhkan serta menghilangkan depresi. Maka dari itu, para penderita depresi sangat dianjutkan untuk rutin konsumsi obat antidepresi serta melakukan konseling psikologis. Hal ini terbukti efektif untuk sebagian besar penderita

Namun, jika seseorang mengalami depresi berat, ada baiknya untuk dirawat di rumah sakit atau ikut program terapi rawat jalan hingga segala gejala yang dialami dapat membaik.

Selain itu, biasanya akan diberikan bebeapa jenis obat-obatan yang digunakan sebagai obat depresi, antara lain:

1. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs): fluoxetine, paroxetine, sertraline.

2. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs): duloxetine, venlafaxine, desvenlafaxine.

3. Norepinephrine-dopamine reuptake inhibitors (NDRIs): bupropion.

4. Antidepresan atipikal: trazodone, mirtazapine.

5. Antidepresan trisiklik: imipramine, nortriptyline, amitriptyline, doxepin, trimipramine, desipramine.

6. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs): tranylcypromine, phenelzine, isocarboxazid.

Jika obat sudah diberikan, maka penderita depresi perlu mengikuti psikoterapi yang tujuannya untuk mengatasi depresi, dengan membicarakan mengenai kondisi serta masalah-masalah terkait kepada dokter atau konselor. Biasanya, psikoterapi juga dikenal dengan terapi bicara atau terapi psikologis.

Maka, dengan memahami penyebab depresi pada remaja, setidaknya bisa dilakukan langkah pencegahan agar kondisi kesehatan mental tetap terjaga dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya