Liputan6.com, Jakarta Tragedi kecelakaan kereta India yang terjadi pada Jumat (2/6/2023) ini cukup mengguncang masyarakat di seluruh dunia. Kecelakaan tersebut diketahui terjadi di Balasore, India dan disebut-sebut sebagai kecelakaan kereta terparah sepanjang sejarah.
Kecelakaan nahas yang terjadi di India tersebut diketahui melibatkan tiga kereta api. Video yang memperlihatkan terjadinya kecelakaan tersebut pun beredar luas di media sosial serta menjadi trending. Kecelakaan kereta di India ini pun disebut-sebut mirip dengan tragedi Bintaro 1987. Terlebih, jumlah korban hampir dua kali lipat dari tregedi Bintaro 1987.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Korban dari tragedi kecelakaan kereta India ini pun diketahui hampir mencari 300 orang meninggal dunia hingga 1.000 lainnya mengalami cedera. Jumlah korban tewas dalam kecelakaan ini pun diperkirakan masih terus meningkat karena adanya proses evakuasi yang dilakukan oleh tim penyelamat.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta terbaru terkait dengan kecelakaan kereta India yang menewaskan hampir 300 orang, Senin (5/6/2023).
1. Kronologi kecelakaan kereta India
Kecelakaan kereta yang terjadi di India ini diketahui karena adanya satu kereta penumpang yang tergelincir hingga ke jalur lainnya. Kereta tersebut pun ditabrak oleh kereta penumpang lainnya yang masuk ke jalur. Kedua kereta tersebut pun menabrak kereta barang yang ada didekatnya.
Karena hal ini operasi penyelamatan dilakukan secara besar-besaran. Bahkan, dalam prosesnya, ratusan layanan darurat dilibatkan untuk melakukan evakuasi para korban. Upaya penyelamatan yang dilakukan pada Jumat (2/6/2023) ini diketahui melibatkan 115 ambulans, serta beberapa unit pemadam kebakaran.
Dilansir Liputan6.com dari CNN, Senin (5/6/2023), menurut Juru Bicara Kereta Railway, Amitabh Sharma menyebutkan jika kecelakaan terjadi pada pukul 7 malam. Dimana kereta Coromandel Express yang berada di antara Shalimar dan Chennai di sekitar Balasore, di sekitar Balasore, 10 hingga 12 gerbongnya tergelincir dan terlempar ke jalur yang berlawanan. Kereta lain yang sedang berjalan antara Yesvantpur dan Howrah menabrak gerbong yang tergelincir itu mengakibatkan tiga hingga empat gerbong lainnya tergelincir.
Advertisement
2. Korban meninggal dunia capai 288 jiwa
Korban kecelakaan kereta India pun diketahui terus bertambah. Bahkan, hingga Sabtu (3/6/2023) korban meninggal dunia diketahui mencapai 288 jiwa. Sedangkan 850 orang lainnya masih menjalani perawatan karena mengalami luka ringan dan berat.
Jumlah korban dari kecelakaan ini pun disebut-sebut masih bisa meningkat seiring dengan evakuasi yang dilakukan. Pasalnya, tak sedikit para korban meninggal dunia yang ditemukan karena terjebak di dalam gerbong kereta.
"Masih berlangsung. Kami perlu mengangkat puing-puing dan melihat apa yang ada di bawahnya… Sebuah derek telah tiba, kami akan menarik gerbongnya satu per satu tetapi kami tidak memiliki banyak harapan untuk menemukan korban selamat," ujar Kepala Layanan Pemadam Kebakaran Odisha, Sudhanshu Sarangi.
3. Penyebab kecelakaan kereta India
Proses evakuasi dan penyelidikan kecelakaan kereta di India ini pun masih berlangsung. Namun, adanya dugaan kesalahan mengenai sistem sinyal elektronik sebagai penyebab.
Pasalnya, adanya kesalahan sistem sinyal elektronik ini menyebabkan kereta salah mengubah jalur hingga mengakibatkan gangguan dan kecelakaan.
"Siapa yang telah melakukannya dan apa alasannya masih diselidiki," kata Menteri Ashwini Vaishnaw dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi New Delhi, dikutip dari NZ Herald (4/6/2023).
Advertisement
4. Adanya hukuman berat
Perdana Menteri, Narendra Modi disebut akan memberikan sanksi berat kepada pelaku. Narendra Modi juga menyebutkan jika kecelakaan kereta tersebut sebagai insiden yang mengerikan sekaligus menyakitkan bagi banyak orang.
Terlebih, petugas gabungan serta keluarga dan masyarakat sekitar membantu proses penyelamatan korban kecelakaan. Bahkan, hampir setiap harinya ada saja kantong jenazah yang berhasil dibawa dari lokasi kejadian ke rumah sakit untuk menjalani autopsi.
Proses evakuasi serta perbaikan jalur rel kereta pun terus dilakukan dengan cepat. Pasalnya, karena kecelakaan tersebut, beberapa kereta tak bisa melintasi jalur.
"Targetnya Rabu pagi seluruh pekerjaan restorasi selesai dan rel sudah bisa berfungsi," kata Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw.
5. Adanya santunan untuk korban
Korban dari kecelakaan kereta tersebut diketahui akan mendapatkan santunan dari pemerintah. Dimana keluarga dari korban meninggal dunia akan mendapatkan bantuan yakni 1 juta Rupee atau sekitar Rp 180 juta.
Sedangkan untuk korban yang mengalami luka berat akan mendapatkan 200.000 Rupee atau sekitar Rp 36 juta, dan 50.000 Rupee atau sekitar Rp 9 juta untuk luka ringan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw.
Advertisement