Apa Tujuan awal Pembuatan Batik? Begini Sejarahnya

Apa tujuan awal pembuatan batik tidak sekedar untuk menghasilkan sandang bagi anggota kerajaan.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 08 Jun 2023, 13:35 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2023, 13:35 WIB
Untuk meningkatkan kapasitas SDM pengrajin batik, Relawan Mak Ganjar Jawa menggelar kegiatan Pelatihan Membuat Batik bersama puluhan mak-mak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (8/3) (Istimewa)
Untuk meningkatkan kapasitas SDM pengrajin batik, Relawan Mak Ganjar Jawa menggelar kegiatan Pelatihan Membuat Batik bersama puluhan mak-mak di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (8/3) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Apa tujuan awal pembuatan batik? Batik sebetulnya adalah salah satu teknik pewarnaan pada kain dengan menggunakan lilin yang menghasilkan motif. Namun batik kemudian lebih sering digunakan untuk menyebut kain yang dihasilkan dari teknik ini. Teknik membatik sudah ada sejak zaman Majapahit dan tetap dilestarikan sebagai warisan budaya asli Indonesia.

Apa tujuan awal pembuatan batik adalah sebagai busana anggota kerajaan. Motif-motif batik mengandung filosofi yang menjadi simbol kelas sosial pemakainya. Seiring perkembangan zaman, batik kemudian mulai banyak digunakan oleh orang-orang di luar tembok kerajaan juga. Bahkan kini batik menjadi salah satu busana resmi nasional. Tidak ada lagi batasan kelas sosial untuk menggunakan batik. Namun, di beberapa tempat dan acara budaya penggunaan motif batik masih disesuaikan dengan kelas sosial pemakainya.

Apa tujuan awal pembuatan batik tidak sekedar untuk menghasilkan sandang bagi anggota kerajaan. Proses pembuatannya juga menjadi sebuah aktivitas yang memiliki filosofi luhur yang masih dianut oleh para pembatik hingga saat ini. Berikut ulasan tentang apa tujuan awal pembuatan batik yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (8/6/2023).

Sebagai Busana Kerajaan

Kyai Jolotondo, Penjaga Tradisi Minum Teh Keraton Yogyakarta
Abdi dalem Keparak membawa peralatan dan air teh bagi Sultan Yogyakarta. (dok. kratonjogja.id/Dinny Mutiah)

Ari Wulandari dalam bukunya yang berjudul Batik Nusantara, c adalah sebagai busana anggota keraton dan kerajaan pada acara-acara tertentu yang sakral. Pada zaman dahulu tidak semua masyarakat dapat mengenakan batik sebagai busana, sebab tujuan awal batik dibuat memang sebagai bentuk penghormatan kepada raja, ratu, dan petinggi kerajaan lainnya.

Tujuan pembuatan batik sebagai bentuk penghormatan kepada pemakainya membuat tipa motif batik memiliki filosofi yang menjadi simbol sekaligus doa baik bagi pemakainya. Beberapa motif batik bahkan dibuat untuk acara khusus, sehingga apabila pemakaian batik yang tidak sesuai dengan tujuan pembuatannya dipercaya akan mendatangkan kesialan.

Simbol Kehidupan

Batik juga menjadi simbol sistem kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan alam, mata pencaharian, dan sistem sosial. Bentuk motif maupun nama batik menjadi cerminan kehidupan di mana batik tersebut berasal. Oleh sebab itu banyak motif batik yang terinspirasi oleh bentuk hewan tumbuhan yang ada di sekitar tempatnnya berasal.

Cerminan Budaya Luhur

Seperti sudah dibahas sebelumnya setiap motif batik memiliki makna luhur tersendiri. Makna ini tidak hanya berasal dari bentuk motifnya atau nama yang dipilih, tapi juga niat dari pembatik saat membuatnya. Bahkan pembuat batik pada zaman dahulu melakukan ritual khusus sebelu mulai membatik seperti berpuasa. Misalnya batik kawung yang motifnya menyerupai buah. Batik motif diyakini diciptakan oleh salah satu raja Mataran dengan makna kesucian, kemurnian, dan kesempurnaan.

Aktivitas Harian Perempuan Keraton

Potret Penari Keraton Yogyakarta Kenakan Face Shield. (Sumber: YouTube/Kraton Jogja)
Potret Penari Keraton Yogyakarta Kenakan Face Shield. (Sumber: YouTube/Kraton Jogja)

Apa tujuan awal pembuatan batik juga menjadi salah satu aktivitas harian anggota kerajaan perempuan. Kegiatan membatik yang memerlukan ketelatenan menjadi latihan bagi perempuan yang tinggal di keraton untuk selalu bersikap lembut dan anggun. Membatik menjadi salah satu keterampilan yang dipelajari oleh seluruh putri raja.

Media Dakwah

Apa tujuan awal pembuatan batik kemudian mulai bergeser ketika Islam mulai masuk ketahan Jawa. Walisongo yang merupakan tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa menggunakan batik sebagai media dakwah. Konon Walisongo yang kebanyakan berasal dari kalangan ningrat adalah tokoh yang membawa batik keluar keraton. Para wali mengajarkan teknik batik kepada masyarakat umum sebagai keterampilan yang kemudian menjadi mata pencaharian. Pemakaian motif batik yang cenderung masih mengikat pada kelas sosial pada masa itu juga mendorong para wali untuk menciptakan motif batik baru yang dapat digunakan oleh kalangan masyarakat biasa.

Para wali menggabungkan budaya Islam dengan Jawa agar masyarakat lebih mudah menerima ajaran Islam. Para wali songo menggunakan batik sebagai busana hariannya, namu dengan menyesuaikan syariat Islam yaitu menutup aurat.

Sejarah Batik dan Pengakuan Dunia

Ketika Vidi Aldiano Konsisten Berbatik Saat Manggung
Sudah jadi rahasia umum, Vidi Aldiano dan Sheila Dara Aisha pasangan selebritas yang santuy sekaligus rock n roll. Tak hanya berbagi momen romantis, keduanya tak ragu tampil konyol di medsos. Vidi Aldiano sendiri belakangan konsisten berkain batik kala manggung di acara formal. Kecintaan pelantun “Nuansa Bening” terhadap batik tak perlu diragukan lagi. (Foto: Dok. Instagram @vidialdiano)

Batik adalah sebuah seni asli Indonesia yang memiliki fungsi praktis sebagai pakaian. Konon kegiatan batik tertua berasal dari daerah Ponorogo yang disebut Wengker. Nama Wengker yang merupakan sebuah kerajaan berasal dari bahasa Jawa "wêwêngkon kang angkêr" yang berarti tempat yang menyeramkan. Wilayah ini terkenal karena keberadaan banyak bandit yang berkeliaran suasananya yang mistis.

Dikabarkan bahwa Kerajaan di Jawa Tengah mempelajari seni batik dari Ponorogo. Oleh karena itu, batik Ponorogo memiliki kesamaan dengan batik yang ada di Jawa Tengah, hanya saja batik Ponorogo umumnya memiliki warna hitam pekat atau yang biasa disebut "batik irengan". Hal ini disebabkan oleh keterkaitannya dengan unsur-unsur magis. Batik-batik tersebut kemudian dikembangkan oleh kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah.

Daya tarik batik berasal dari corak motif penuh makna dan filosofi yang erat akan adat dan budaya dalam kehidupan manusia. Batik Indonesia resmi diakui oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda pada sidang UNESCO di Abu Dhabi. Dengan pengakuan dari UNEsco, diharapkan muncul rasa bangga dari warga Indonesia yang kemudian mendorong keinginan untuk melestarikan karya seni ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya