Reliabilitas Adalah Keandalan, Simak Ciri-Ciri, Jenis, dan Cara Menguji yang Tepat

Reliabilitas adalah keandalan, yakni konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 10 Agu 2023, 16:40 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2023, 16:40 WIB
Ilustrasi ilmuwan meneliti varian mutasi virus corona COVID-19
Ilustrasi ilmuwan meneliti varian mutasi virus corona COVID-19. Photo by Trnava University on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Reliabilitas adalah keandalan, yakni konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip. 

Reliabilitas adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau perangkat pengukuran. Reliabilitas mencakup kemampuan perangkat yang sama untuk memberikan hasil yang serupa saat diukur berulang kali (tes ulang), atau dalam kasus pengukuran yang lebih subjektif, sejauh mana dua penilai yang berbeda memberikan skor yang serupa (reliabilitas antar penilai).

Ciri pengukuran yang memiliki reliabilitas adalah pengukuran yang dapat memberikan hasil yang konsisten dari waktu ke waktu, meskipun belum tentu mengukur dimensi yang sebenarnya diinginkan. Dalam ranah penelitian, reliabilitas adalah hal yang menggambarkan sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten ketika diaplikasikan secara berulang kepada subjek yang sama dan dalam kondisi yang tak berubah.

Salah satu alasan bahwa sebuah penelitian dianggap memiliki reliabilitas adalah apabila memberikan hasil yang konsisten saat melakukan pengukuran yang sama. Sementara itu, penelitian dianggap tidak memiliki reliabilitas adalah jika hasil pengukuran yang berulang cenderung bervariasi.

Untuk memahami lebih dalam apa yang dimaksud reliabilitas, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (10/8/2023).

Apa yang dimaksud reliabilitas?

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dan keandalan dari serangkaian pengukuran atau perangkat pengukuran. Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana hasil yang diperoleh dari pengukuran atau instrumen tertentu dapat diandalkan dan konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas berhubungan dengan ketepatan dan stabilitas alat pengukur dalam menghasilkan hasil yang serupa saat diulang pengukurannya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reliabilitas adalah perihal sesuatu yang bersifat reliabel atau dapat diandalkan. Kata "reliabilitas" berasal dari kata "reliability" dalam bahasa Inggris yang terdiri dari kata "rely" (diandalkan) dan "ability" (kemampuan), sehingga menggambarkan sejauh mana hasil pengukuran dapat diandalkan.

Untuk memahami apa yang dimaksud reliabilitas lebih dalam, penting juga bagi kita untuk memahami pendapat para ahli terkait hal ini. Dilansir dari laman Binus University, berikut adalah pendapat para ahli tentang definisi reliabilitas:

  1. Walizer (1987): Reliabilitas adalah keajegan pengukuran, artinya sejauh mana instrumen atau alat pengukur dapat diandalkan dalam mengukur suatu konsep.
  2. Sugiharto dan Situnjak (2006): Reliabilitas mengacu pada kemampuan instrumen untuk menghasilkan data yang dapat dipercaya dan menggambarkan informasi yang sesuai dengan kondisi lapangan.
  3. Ghozali (2009): Reliabilitas merujuk pada kehandalan alat ukur dalam mengukur suatu konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban yang diberikan oleh individu konsisten dari waktu ke waktu.
  4. Masri Singarimbun: Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Jika alat pengukur dapat mengukur gejala yang sama dan memberikan hasil pengukuran yang konsisten saat digunakan berulang kali, maka alat pengukur tersebut dapat dianggap reliable.
  5. Sumadi Suryabrata (2004): Reliabilitas menggambarkan sejauh mana hasil pengukuran yang diperoleh dari suatu alat atau instrumen dapat dipercaya. Hasil pengukuran yang reliabel memiliki tingkat konsistensi dan stabilitas yang baik.

Dari serangkaian penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa reliabilitas adalah konsep yang mengacu pada sejauh mana suatu alat pengukur atau instrumen dapat diandalkan dalam menghasilkan hasil yang konsisten dan akurat dari waktu ke waktu. Ini mencerminkan stabilitas, konsistensi, dan kemampuan alat pengukur untuk mengukur konsep atau variabel tertentu dengan baik.

Bagaimana suatu sistem pengukuran dapat dianggap memiliki reliabilitas?

Mengenali CMV, Virus Paling Dominan dalam 16 Kasus Proable Hepatitis Akut di Indonesia
Ilustrasi peneliti penyebab Hepatitis Akut. (Sumber foto: Pexels.com).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, reliabilitas adalah suatu konsep pengukuran yang dapat diandalkan, yang ditandai dengan adanya konsistensi dari hasil pengukuran. Sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik apabila memenuhi syarat berikut:

1. Konsistensi Antar Kelas dan Waktu

Tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik jika hasil skornya cukup akurat dan konsisten ketika diberikan pada kelas yang berbeda atau pada waktu yang berbeda. Ini berarti bahwa tes tersebut dapat menghasilkan hasil yang serupa di berbagai situasi yang berbeda, baik dalam hal kelas yang berbeda maupun ketika diulang pada waktu yang berbeda.

2. Stabilitas Skor

Suatu tes dianggap reliable jika skor yang diperoleh dari dua tes yang dilakukan pada jarak waktu yang berbeda tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam konteks ini, reliabilitas terkait dengan kemampuan tes untuk menghasilkan skor yang tetap mendekati saat diulang pada waktu yang berbeda, menunjukkan adanya stabilitas dalam hasil pengukuran.

3. Pengukuran Independen

Reliabilitas dapat dihitung dengan membandingkan dua atau lebih pengukuran independen yang diperoleh dari tes yang sama untuk setiap anggota kelompok. Ini berarti bahwa reliabilitas bisa dinilai dengan membandingkan hasil dari berbagai pengukuran yang dilakukan dengan instrumen yang sama untuk setiap individu dalam kelompok.

Dengan kata lain, sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik ketika dapat menghasilkan skor yang konsisten dan stabil di berbagai situasi, baik dalam hal kelompok yang berbeda maupun dalam pengukuran yang berulang pada waktu yang berbeda. Reliabilitas juga dapat dinilai melalui perbandingan hasil pengukuran independen yang diperoleh dari tes yang sama. Semua ini menunjukkan tingkat keandalan dan konsistensi dari tes dalam mengukur konsep atau variabel yang diinginkan.

Jenis-Jenis Reliabilitas

Deskriptif
Ilustrasi Penelitian Deskriptif Credit: unsplash.com/Sono

Reliabilitas adalah konsep yang mengacu pada sejauh mana suatu alat pengukur atau instrumen dapat diandalkan dalam menghasilkan hasil yang konsisten dan akurat dari waktu ke waktu. Berdasarkan indikatornya, reliabilitas adalah keandalan sistem pengukuran yang dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:

1. Reliabilitas Stabil (Stability Reliability)

Jenis reliabilitas ini berfokus pada konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas stabil, tes dilakukan ulang pada variabel yang sama pada waktu yang berbeda. Hasil pengujian pada waktu yang berbeda kemudian dibandingkan dan dianalisis untuk menilai sejauh mana hasil pengukuran tetap stabil dan konsisten. Metode yang sering digunakan untuk mengukur reliabilitas stabil adalah dengan menggunakan koefisien korelasi antara hasil tes pada waktu yang berbeda.

2. Reliabilitas Terwakili (Representative Reliability)

Jenis reliabilitas ini berfokus pada konsistensi jawaban atau respons terhadap indikator atau pertanyaan yang sama di antara kelompok yang berbeda. Dalam hal ini, tes atau instrumen yang sama diberikan kepada kelompok yang berbeda untuk melihat apakah indikator atau pertanyaan yang sama menghasilkan jawaban yang serupa. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi sejauh mana instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan di berbagai konteks atau kelompok yang berbeda.

3. Reliabilitas Seimbang (Equivalence Reliability)

Jenis reliabilitas ini berkaitan dengan kesetaraan atau konsistensi hasil pengukuran dari dua atau lebih instrumen yang digunakan untuk mengukur konsep yang sama pada tingkat kesulitan yang sama. Reliabilitas seimbang menilai sejauh mana dua instrumen yang berbeda dapat menghasilkan skor yang serupa atau berkorelasi dengan baik ketika diterapkan pada populasi yang sama. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa berbagai instrumen yang digunakan untuk mengukur konsep yang sama dapat menghasilkan hasil yang sebanding dan konsisten.

Secara keseluruhan, ketiga jenis reliabilitas ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat diandalkan dalam menghasilkan hasil yang konsisten dan akurat. Setiap jenis reliabilitas fokus pada aspek yang berbeda dalam menilai konsistensi hasil pengukuran dari berbagai sudut pandang.

Bagaimana reliabilitas diuji?

ilustrasi penelitian
ilustrasi penelitian (sumber: iStockphoto)

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dan keandalan dari serangkaian pengukuran atau perangkat pengukuran. Reliabilitas suatu instrumen atau tes diuji dengan berbagai metode statistik yang dirancang untuk mengukur konsistensi dan stabilitas hasil pengukuran. Berikut ini adalah beberapa metode umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas:

1. Uji Ulang (Test-Retest Reliability)

Metode ini melibatkan pemberian tes yang sama kepada subjek pada dua waktu yang berbeda. Hasil dari kedua tes tersebut kemudian dihitung koefisien korelasinya untuk menentukan sejauh mana skor tes yang pertama dan kedua berkorelasi. Jika koefisien korelasinya tinggi, maka dapat dianggap bahwa tes memiliki reliabilitas yang baik.

2. Konsistensi Internal (Internal Consistency Reliability)

Metode ini mengevaluasi sejauh mana item-item atau pertanyaan-pertanyaan dalam suatu tes saling berkorelasi. Salah satu teknik yang sering digunakan adalah Cronbach's alpha. Metode ini cocok digunakan pada tes yang memiliki beberapa item atau pertanyaan yang seharusnya mengukur konsep yang sama. Jika skor antara item-item tersebut memiliki korelasi yang tinggi, maka reliabilitas tes dianggap baik.

3. Metode Split-Half Reliability

Metode ini menggabungkan dua setengah bagian tes yang berisi item atau pertanyaan yang seharusnya mengukur konsep yang sama. Dua setengah bagian ini kemudian dihitung korelasinya. Metode ini dapat memberikan perkiraan reliabilitas internal.

4. Analisis Inter-Rater (Inter-Rater Reliability)

Metode ini biasanya digunakan pada pengukuran yang melibatkan penilaian subjektif oleh beberapa penilai. Pengukuran dianalisis untuk melihat sejauh mana penilai-penilai tersebut memberikan penilaian yang serupa. Cohen's Kappa atau Intraclass Correlation Coefficient (ICC) adalah contoh statistik yang digunakan dalam analisis inter-rater.

5. Analisis Paralel atau Equivalence Reliability

Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas antara dua instrumen yang seharusnya mengukur konsep yang sama. Skor dari dua instrumen tersebut dibandingkan untuk mengevaluasi sejauh mana mereka berkorelasi.

6. Metode Generalizability Theory

Metode ini digunakan untuk mengukur dan mengidentifikasi berbagai sumber variabilitas dalam pengukuran yang mungkin mempengaruhi reliabilitas. Ini sangat berguna ketika ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran.

Pemilihan metode reliabilitas tergantung pada sifat tes, tujuan pengukuran, dan jenis data yang dikumpulkan. Penggunaan lebih dari satu metode dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang reliabilitas suatu instrumen.

Bagaimana cara meningkatkan reliabilitas?

Peneliti Laboratorium
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dan keandalan dari serangkaian pengukuran atau perangkat pengukuran. Meningkatkan reliabilitas suatu pengukuran adalah langkah penting untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh akurat, konsisten, dan dapat diandalkan. Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan reliabilitas:

1. Definisi Konsep yang Jelas

Mengonsep suatu variabel atau konsep dengan jelas adalah langkah awal yang penting. Pastikan bahwa definisi konsep yang akan diukur dipahami dengan baik dan spesifik. Semakin jelas konsepnya, semakin minim peluang terjadi ambiguitas dalam pengukuran.

2. Level Pengukuran yang Tepat

Pemilihan level pengukuran yang tepat untuk suatu variabel juga berpengaruh pada reliabilitas. Semakin tinggi tingkat pengukuran, semakin detail informasi yang diperoleh. Misalnya, jika variabel bersifat ordinal, gunakan skala ordinal yang sesuai, dan jika mungkin, hindari mereduksi skala menjadi nominal.

3. Penggunaan Lebih dari Satu Indikator

Menggunakan lebih dari satu indikator atau pertanyaan untuk mengukur suatu konsep dapat meningkatkan reliabilitas. Jika indikator-indikator tersebut berkorelasi dengan baik dan konsisten, maka hasil pengukuran akan lebih akurat.

4. Tes Pilot (Pretest)

Melakukan uji coba atau tes pilot sebelum pengukuran sebenarnya (pretest) adalah cara yang baik untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan bekerja dengan baik dan dapat diandalkan. Pretest membantu mengidentifikasi masalah potensial dalam instrumen dan memungkinkan untuk melakukan perbaikan sebelum pengukuran utama dilakukan.

5. Konsistensi dalam Pengukuran

Pastikan bahwa pengukuran yang dilakukan konsisten dan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Ini termasuk mengikuti prosedur yang sama untuk semua subjek atau kelompok yang diukur.

6. Validasi Kembali Instrumen

Lakukan uji validitas instrumen untuk memastikan bahwa instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid kemungkinan besar juga akan lebih reliabel.

7. Analisis Statistik yang Mendalam

Selain menggunakan metode-metode uji reliabilitas yang telah disebutkan sebelumnya, Anda juga dapat melakukan analisis statistik yang lebih mendalam, seperti analisis faktor atau analisis reliabilitas sebagian (partial reliability analysis) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas.

Meningkatkan reliabilitas memerlukan perencanaan yang cermat, pemahaman yang mendalam tentang konsep yang diukur, serta pengujian dan validasi yang teliti. Dengan melakukan langkah-langkah ini, Anda dapat meningkatkan kualitas hasil pengukuran dan keandalan instrumen yang digunakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya