Provokasi Adalah Fenomena yang Memicu Kontroversi, Kenali Sifat-Sifat dan Contohnya

Provokasi adalah bentuk usaha yang dilakukan seseorang, dengan tujuan menghasut dan memanipulasi.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 18 Agu 2023, 13:22 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2023, 10:15 WIB
[Bintang] Provokasi
Ilustrasi pertengkaran. (Sumber Foto: elwatannews)

Liputan6.com, Jakarta Provokasi adalah tindakan atau perilaku, yang secara sengaja dilakukan untuk merangsang atau menimbulkan reaksi emosional, fisik, atau intelektual dari orang lain. Tindakan provokatif biasanya dirancang untuk memicu perasaan, respons, atau tanggapan yang kuat dan intens. 

Secara lebih mendalam, provokasi adalah usaha yang melibatkan usaha baik itu secara sadar, untuk menantang keyakinan, nilai, norma, atau pandangan seseorang. Tujuannya bisa beragam, seperti menguji reaksi seseorang, memancing perdebatan, atau mengguncang ketidaksetujuan dalam masyarakat.

Provokasi dapat muncul dalam bentuk verbal atau nonverbal, melibatkan kata-kata, tindakan, gambar, atau bahkan tindakan artistik yang menantang batas-batas konvensional. Dalam beberapa kasus, provokasi adalah fenomena yang dapat membawa dampak positif dengan mendorong pemikiran kritis, mempertanyakan norma yang ada, atau memperkaya diskusi publik.

Namun, ada juga kemungkinan bahwa provokasi dapat berujung pada konflik, misinterpretasi, atau ketidakpuasan. Berikut ini sifat-sifat dan dampak dari provokasi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (18/8/2023). 

Provokasi di Media Sosial

Ketahui Informasi Penting Ini Agar Jadi Pemilih Pemula Cerdas dan Berdaulat!
Jangan mudah terprovokasi dengan informasi bohong (hoax).

Provokasi dalam media sosial mengacu pada tindakan yang sengaja dilakukan oleh individu atau kelompok untuk memicu reaksi emosional, kontroversi, atau perdebatan di platform-platform media sosial. Fenomena ini melibatkan penyebaran konten atau pesan yang bertujuan untuk merangsang tanggapan intens dari pengguna media sosial dengan cara yang kontroversial atau menantang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, provokasi adalah perbuatan untuk membangkitkan kemarahan, atau  tindakan menghasut seseorang dengan berbagai upaya. Sedangkan menurut Wulan Furie seorang praktisi dan dosen Institut Stiami mengatakan, bahwa provokasi adalah sebuah usaha yang dilakukan, untuk merusak tatanan hidup yang sudah baik dan membangkitkan kemarahan, yang dilakuka oleh orang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, digital etiquette sangat penting bagi masyarakat, agar bisa menjaga sopan santun dalam percakapan di dunia maya. 

Penting untuk memahami bahwa provokasi dalam konteks media sosial, sering kali bertujuan untuk menghasilkan reaksi kuat, entah itu dalam bentuk dukungan yang sangat positif atau kritik yang tajam. Provokasi umumnya dapat menyebar dengan cepat di media sosial, karena kemampuan platform tersebut untuk menciptakan efek viral. Konten provokatif, entah itu dalam bentuk meme, komentar, atau artikel, dapat diakses oleh ribuan atau bahkan jutaan orang dalam hitungan detik, yang bertujuan menciptakan perdebatan dan konflik. 

Sifat Provokasi

Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Provokasi adalah fenomena kompleks dalam interaksi manusia, yang melibatkan serangkaian karakteristik dan dimensi yang mempengaruhi cara kita berkomunikasi, berpikir, dan merasakan. Berikut ini sifat-sifat provokasi diantaranya:

Niat dan Kesengajaan

Provokasi umumnya didorong oleh niat yang disadari untuk memancing reaksi atau tanggapan. Ini bukanlah hasil dari kebetulan, melainkan merupakan langkah yang direncanakan dengan tujuan tertentu. Niat tersebut bisa bermacam-macam, seperti menguji ketahanan emosional seseorang, mengubah pandangan, atau menciptakan perdebatan.

Penekanan pada Emosi

Salah satu aspek yang paling menonjol dari provokasi adalah potensinya untuk menghasilkan reaksi emosional yang kuat. Pelaku provokasi seringkali ingin melihat bagaimana orang merespons secara emosional terhadap tindakan mereka. Emosi seperti kemarahan, kekecewaan, dan kekagetan dapat muncul sebagai tanggapan terhadap provokasi.

Perbedaan Pendapat dan Norma

Provokasi sering kali berusaha untuk menantang pandangan atau norma yang ada. Ini dapat memunculkan perbedaan pendapat yang jelas dan seringkali menjadi dasar bagi perdebatan yang mendalam. Sifat ini mengundang orang untuk mempertanyakan keyakinan mereka dan mempertimbangkan sudut pandang alternatif.

Ketidaknyamanan dan Refleksi

Tindakan provokatif cenderung memicu perasaan ketidaknyamanan atau ketergangguan. Sensasi ini dapat mendorong orang untuk merenung lebih dalam tentang isu yang dibahas, bahkan jika tanggapan awal mereka adalah perlawanan terhadap provokasi.

Manipulasi Tanggapan

Salah satu tujuan utama provokasi adalah mengarahkan atau memanipulasi reaksi dan tanggapan dari individu yang diprovokasi. Pelaku provokasi ingin melihat bagaimana orang bereaksi terhadap tindakan mereka, dengan harapan dapat mengontrol narasi atau mencapai tujuan mereka.

 

Dampak

ilustrasi hoaks
Gambar identifikasi hoaks maupun hate speech (sumber: Freepik)

Provokasi adalah tindakan yang dirancang untuk memicu reaksi dan tanggapan yang kuat, membawa dampak yang luas dan kompleks pada individu, kelompok, dan lingkungan. Dampak ini dapat bervariasi tergantung pada konteks, intensitas provokasi, serta cara individu atau kelompok meresponsnya. Berikut ini dampak apa saya yang bisa timbul diantaranya: 

  1. Provokasi seringkali berdampak pada reaksi emosional yang intens. Individu yang terlibat dalam situasi provokatif dapat merasakan kemarahan, frustrasi, atau kekacauan emosional lainnya. Dampaknya adalah terganggunya keseimbangan emosional yang mungkin berdampak pada kesejahteraan mental dan fisik.
  2. Dampak jangka panjang dari provokasi adalah mungkin munculnya polarisasi dalam masyarakat. Provokasi yang tidak dikelola dengan bijak dapat menghasilkan konflik, antara kelompok yang memiliki pandangan berbeda.
  3. Provokasi sering mengarah pada perdebatan yang sarat emosi, daripada argumentasi rasional. Kualitas dialog menurun ketika reaksi emosional menggantikan pertukaran ide yang konstruktif, yang pada akhirnya merugikan potensi untuk membangun pemahaman dan solusi bersama.
  4. Dalam beberapa kasus, provokasi dapat mengalihkan perhatian dari isu inti atau masalah yang lebih mendalam. Diskusi yang semula berpusat pada topik tertentu, bisa berubah menjadi konfrontasi tentang sisi yang memprovokasi atau merespons provokasi.
  5. Individu yang terlibat dalam situasi provokatif, dapat mengalami dampak psikologis. Ini termasuk stres, kecemasan, atau bahkan depresi akibat tekanan yang ditimbulkan oleh emosi yang kuat dan interaksi yang konflik.
  6. Reaksi emosional yang dihasilkan oleh provokasi dapat menghambat kemampuan individu untuk berpikir kritis. Ketika emosi mengambil alih, kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan memahami sudut pandang yang berbeda mungkin terganggu.

 

Contoh

Adapun untuk contoh perwujutan provokasi yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja;

Bentuk Verbal

Bentuk pengamalan provokasi verbal yang kerap dilakukan di masyarakat, tentu memiliki tujuan untuk memancing seseorang agar mengkuti apa yang ia kedehendaki. Bisa melihat pada kasus ketika kita baru saja dipilih menjadi seorang Ketua RT (Rukun Tetangga), anda berencana untuk mengadakan kegiatan ronda setiap malam, di mana aturannya setiap warga akan secara bergantian mengadakan kegiatan ronda.

Ronda malam tersebut dilakukan agar membuat semua warga merasa aman, terhadap tempat tinggal dan aset-aset berharga mereka. Namun, salah satu warga menolaknya dengan alasan hal tersebut merupakan tugas ketua RT saja, melalui kaliamat seperti “Bukan kah itu tugas RT untuk melindungi kita semuanya?“. Jikalau kalimat tersebut ditunjukan untuk diri kita pada saat terjadinya musyawarah bersama, maka masyarakat lain akan menjadi bagian daripada provokasi yang dalam konteksnya bersifat verbal.

Negara

Contoh kasus lainnya yang bisa terjadi, bisa diingat kembali di mana pada tahun 2019 yang lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menangkap 74 kapal pelaku illegal fishing dan 27 di antaranya adalah kapal berbendera Vietnam. Sejumlah kapal ini kemudian diringkus di wilayah Perairan Laut Natuna Utara, yang masuk kedalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Namun saat hendak diamankan, secara tiba tiba kapal penjaga nelayan Vietnam menabrak kapal TNI yang mencoba menghalangi proses penangkapan kapal asing tersebut. Adapun tindakan yang dilakukan oleh penjaga nelayan bagian daripada provokasi, yang setidaknya bisa menjadi ancamam bagi NKRI karena bisa menyebabkan konflik antar negara akibat tindakan provokasi tersebut.

Politik

Bagian yang menjadi contoh provokasi dalam bidang politik, misalnya saja adanya seorang pejabat publik yang memberikan gambaran akan bahwa Joko Widodo ialah kuturan PKI (Partai Komunis Indonesia) yang beredar saat beliau akan dicalonkan sebagai Presiden Pada Tahun 2014 dan 2019. Apa yang dilakukan seorang pejabat publik tersebut bagian daripada provokasi, yang memang secara sengaja dikeluarkan dalam upaya mempengaruhi publik, dan kepercayaan terhadap lawan politiknya meskipun berita yang beredar sepenuhnya hoaks.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya