Simile Adalah Majas Perbandingan, Pahami Kelebihan, Fungsi dan Contohnya

Simile adalah salah satu bentuk majas perbandingan dalam bahasa.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 21 Agu 2023, 09:10 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 09:10 WIB
Ilustrasi membaca buku, memahami majas
Ilustrasi membaca buku, memahami majas. (Photo by Blaz Photo on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Simile adalah alat yang kuat dalam bahasa, untuk menciptakan gambaran yang lebih hidup, memperjelas makna, dan mempengaruhi emosi pembaca atau pendengar. Dalam sastra dan dalam percakapan sehari-hari, simile atau majas perbandingan ini memainkan peran penting, dalam menghidupkan bahasa dan membuat komunikasi lebih efektif.

Simile adalah salah satu bentuk majas perbandingan dalam bahasa. Dalam majas ini, dua hal yang berbeda dibandingkan dengan menggunakan kata-kata perbandingan contohnya "seperti," "bagai," "layaknya," atau kata-kata serupa. Tujuannya adalah untuk menggambarkan kesamaan atau perbedaan, antara dua hal yang berbeda agar makna yang ingin disampaikan lebih dipahami oleh pembaca atau pendengar.

Simile adalah gaya bahasa yang kerap digunakan dalam karya sastra maupun percakapan sehari-hari. Simile memberikan warna dan detail ekstra, untuk membantu seseorang bisa merasakan apa yang diungkapkan oleh penulis atau pembicara. Contohnya, "Dia tangguh seperti singa" atau "Senyumnya indah seperti bunga mawar yang mekar." dan masih banyak lagi.

Berikut ini fungsi dan contoh simile yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (21/8/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal Simile dalam Bahasa

Majas
Ilustrasi Mempelajari Majas Credit: pexels.com/pixabay

Menurut Dr. H. G. Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui suatu bahasa secara khas yang kemudian memperlihatkan jiwa serta kepribadian penulis. Dalam penggunaannya, majas juga diciptakan untuk menimbulkan kesan imajinatif bagi para penyimak ataupun pembicaranya. Sedangkan menurut Gorys Keraf, suatu kalimat dapat dikatakan majas apabila mengandung tiga sifat dasar, yaitu kejujuran, sopan santun, dan menarik.

Adapun majas yang kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari yaitu majas perbandingan atau simile. Menurut KBBI, majas simile adalah pertautan yang membandingkan dua hal yang secara hakiki berbeda, tetapi kemudian dianggap mengandung arti yang hampir serupa, serta dinyatakan dengan eksplisit dengan menggunakan kata seperti, bagai, laksana, dan lain sebagainya. 

Simile adalah bentuk majas perbandingan dalam bahasa yang digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda dengan mengaitkan kesamaan atau perbedaan antara keduanya. Dalam simile, kata-kata perbandingan seperti "seperti," "bagai," "layaknya," atau kata-kata serupa digunakan untuk menyatakan hubungan perbandingan tersebut. Majas simile, juga dapat diidentifikasi dari penggunaan kosakatanya. Kosakata yang umum digunakan pada majas simile diantaranya adalah bagai, ibarat, bagaikan, umpama, laksana, serupa, bak, dan lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang lebih kuat, emosi yang lebih dalam, atau pemahaman yang lebih baik terhadap hal yang dibicarakan.


Fungsi

Ilustrasi membaca buku, kumpulan majas
Ilustrasi membaca buku, kumpulan majas. (Photo created by jcomp on www.freepik.com)

Dalam karya sastra seperti novel atau puisi, simile membantu pembaca membentuk gambaran yang lebih hidup tentang dunia yang dijelaskan. Misalnya, "Matahari terbenam seperti bola api raksasa di langit" memberikan gambaran visual tentang pemandangan matahari terbenam yang dramatis dan indah. Simile juga membantu merinci atau menjelaskan konsep yang kompleks, dengan menggunakan perbandingan yang dikenal oleh pembaca atau pendengar.

Fungsi simile mampu menggambarkan emosi atau suasana hati dengan lebih mendalam, misalnya "Hatinya hancur seperti pecahan kaca" merujuk pada rasa sakit dan keputusasaan yang kuat, sehingga memberikan dimensi emosional pada kalimat. Simile adalah majas atau gaya bahasa yang bukan sekadar hiasan linguistik, namun menjadi alat penting dalam menghidupkan bahasa, mendalamkan pemahaman, dan menambah dimensi emosional dalam komunikasi.

Fungsi-fungsi seoerti ini tentu menjadikan simile sebagai elemen penting dalam sastra, percakapan sehari-hari, dan penggunaan bahasa yang efektif. Fungsi simile juga kerap digunakan dalam memperkuat pernyataan atau memberikan ilustrasi lebih lanjut pada konsep yang sedang dibicarakan. Bahkan terkadang digunakan untuk menyoroti, atau menekankan poin-poin utama dalam tulisan atau percakapan. "Keteguhannya sekuat akar pohon yang merangkak dalam tanah keras" memberikan gambaran yang kuat tentang keteguhan seseorang, sehingga mendorong pembaca untuk memahami betapa kuatnya karakter tersebut.


Kelebihan dan Kekurangan

Majas Pertentangan
Ilustrasi Mempelajari Majas Credit: pexels.com/pixabay

Kelebihan

  1. Salah satu keunggulan utama dari majas simile adalah kemampuannya untuk membantu memahamkan konsep, atau ide yang kompleks dan mengaitkannya dengan hal yang lebih dikenal. 
  2. Simile memberikan citra yang lebih hidup dan jelas dalam bahasa. Misalnya, menggambarkan matahari terbenam sebagai "seperti bola api raksasa yang meredup di langit" membuat gambaran tentang keindahan dan transisi dari siang ke malam menjadi lebih nyata.
  3. Majas simile mampu memasukkan dimensi emosional yang lebih dalam misalnya, menyatakan bahwa "hatinya retak seperti kaca yang pecah" menggambarkan perasaan seseorang yang hancur dengan sangat kuat, sehingga pembaca merasakan intensitas emosinya.
  4. Simile memudahkan dalam menghubungkan ide atau konsep yang mungkin sulit dipahami, dengan mengaitkannya terhadap hal yang lebih dikenal. 
  5. Penggunaan majas simile merangsang imajinasi pembaca atau pendengar, mengundang mereka untuk terlibat dalam proses visualisasi. Misalnya, "berjalan di hutan seperti menjelajahi labirin alam yang ajaib" menciptakan gambaran petualangan yang menarik dalam pikiran pembaca.
  6. Simile memberikan nuansa dan warna tambahan pada bahasa, membuatnya lebih menarik dan beragam. Misalnya, mengatakan "suara tangisannya seperti melodi kesedihan" tidak hanya menjelaskan suara tangis, tetapi juga memberikan ide tentang bagaimana tangisan itu terdengar.

Kekurangan 

  1. Salah satu kelemahan yang mungkin muncul dari penggunaan majas simile adalah potensi kehilangan keaslian dalam bahasa. Jika simile yang digunakan terlalu umum atau sering digunakan, bahasa dapat terdengar klise dan kurang menarik.
  2. Meskipun majas simile mampu memberikan ilustrasi yang jelas, terkadang hal ini dapat menyebabkan kekakuan dalam ekspresi bahasa.
  3. Menemukan kata-kata perbandingan yang sesuai dan kuat bisa menjadi tantangan. Terkadang, pencarian kata-kata yang pas dapat menghabiskan waktu dan upaya ekstra.
  4. Terlalu banyak penggunaan simile dalam satu teks atau percakapan, dapat mengalihkan perhatian dari pesan inti yang ingin disampaikan. Jika pembaca atau pendengar terlalu sibuk mencari perbandingan yang berbeda-beda, maka makna utama pesan bisa menjadi kabur.
  5. Terkadang, penggunaan simile yang tidak tepat atau ambigu dapat menghasilkan interpretasi yang salah. Jika perbandingan yang digunakan tidak cukup jelas atau tidak relevan dengan konteks, pembaca atau pendengar bisa salah mengartikan apa yang ingin disampaikan.
  6. Beberapa simile mungkin hanya memberikan efek visual atau gambaran yang menarik, tetapi tidak memberikan makna yang lebih dalam pada konteks atau isi yang sedang dibahas. Penggunaan simile semata-mata untuk mempercantik kalimat bisa mengalihkan dari substansi pesan.

Contoh

1. "Dia kuat seperti singa." Perbandingan ini menggambarkan kekuatan seseorang dengan kekuatan seekor singa.

2. "Dia ringan seperti bulu." Perbandingan ini menunjukkan kesan bahwa seseorang sangat ringan, seperti bulu.

3. "Cinta mereka seperti api yang membara." Perbandingan ini menggambarkan intensitas dan kehangatan cinta dengan api yang membara.

4. "Matahari terbit seperti bola api yang menyinari langit." Perbandingan ini menyamakan terbitnya matahari dengan bola api yang menerangi langit.

5. "Mata dia indah seperti permata biru." Perbandingan ini menggambarkan keindahan mata seseorang dengan permata biru yang indah.

6. "Suaranya lembut seperti sutera." Perbandingan ini menyamakan kelembutan suara seseorang dengan kelembutan sutera.

7. "Hidungnya tajam seperti parang." Perbandingan ini menggambarkan kepekatan hidung seseorang dengan ketajaman parang.

8. "Senyumnya seperti pelangi yang muncul setelah hujan." Perbandingan ini menggambarkan keindahan senyuman dengan keindahan pelangi setelah hujan.

 

9. "Dia seperti senja yang meredup, meninggalkan cahaya kenangan di langit hatiku." (Menggambarkan perasaan meredupnya seseorang dengan perbandingan dengan senja.)

10. "Kehidupan ini adalah seperti aliran sungai yang terus mengalir, membawa kita ke arah yang tidak pernah kita perkirakan." (Menggambarkan perjalanan hidup dengan perbandingan dengan aliran sungai.)

11. "Memahami konsep tersebut adalah seperti merangkai puzzle yang rumit, satu demi satu potongan ditempatkan dengan hati-hati hingga membentuk gambaran utuh."

12. "Proses kreatif seringkali berjalan seperti menjelajahi hutan tak terjamah, di mana setiap sudut baru membawa penemuan yang mengejutkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya