Asbabun Nuzul an-Nisa 36, Menjelaskan Tentang Apa Saja?

Asbabun nuzul surat An-Nisa 36 ingin menekankan pentingnya membangun hubungan sosial yang benar dan nilai-nilai kebaikan.

oleh Laudia Tysara diperbarui 24 Agu 2023, 11:15 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2023, 11:15 WIB
Tadarus Al-Qur’an Raksasa di Masjid Yaman
Pria Muslim mendengarkan ketika seorang anak membaca Al-qur'an pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Kabir di kota tua Sanaa, ibu kota Yaman, 2 April 2022. Pada bulan Ramadhan umat muslim memanfaatkan waktu untuk memperbanyak ibadah dengan membaca Al Quran. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Asbabun nuzul surat An-Nisa 36 ingin menekankan pentingnya membangun hubungan sosial yang benar dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan. Ayat ini mengajarkan umat Islam untuk berbuat baik kepada siapa saja tanpa memandang agama, suku, atau latar belakang sosial.

Ini mencerminkan ajaran Islam yang mendorong kesetaraan dan keadilan dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

Surat An-Nisa 36 mengingatkan umat Islam untuk memberikan perhatian khusus kepada berbagai kelompok, termasuk orang tua, kerabat dekat, anak yatim, orang miskin, tetangga, teman sejawat, dan bahkan hamba sahaya. Pesan ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan berbuat baik kepada semua lapisan masyarakat, menggambarkan sikap terbuka dalam berinteraksi dengan sesama.

Selain itu, asbabun nuzul surat An-Nisa 36 juga menegaskan bahwa cara membangun hubungan sosial yang benar adalah dengan menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri di hadapan orang lain. Allah tidak menyukai orang yang sombong. Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk senantiasa menjaga kerendahan hati dan tulus dalam berbuat baik.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang asbabun nuzul surat An-Nisa 36 yang dimaksudkan, Kamis (24/8/2023).

Surat An-Nisa 36

Tadarus Al-Qur’an Raksasa di Masjid Yaman
Pria Muslim membaca Al-qur'an pada hari pertama Ramadhan di Masjid Al-Kabir di ibu kota Yaman, Sanaa, 2 April 2022. Pemberontak Huthi yang didukung Iran dan koalisi pimpinan Saudi sepakat untuk mematuhi gencatan senjata dua bulan, yang mulai berlaku pada hari pertama puasa. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرً

wa‘budullâha wa lâ tusyrikû bihî syai'aw wa bil-wâlidaini iḫsânaw wa bidzil-qurbâ wal-yatâmâ wal-masâkîni wal-jâri dzil-qurbâ wal-jâril-junubi wash-shâḫibi bil-jambi wabnis-sabîli wa mâ malakat aimânukum, innallâha lâ yuḫibbu mang kâna mukhtâlan fakhûrâ

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri."

Membangun Hubungan Sosial dalam Islam

Itikaf 10 Malam Terakhir Ramadhan di Masjid Pakistan
\Umat Muslim membaca al-Quran saat melakukan ibadah itikaf di sebuah masjid, di Peshawar , Pakistan, 22 April 2022. Itikaf adalah adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan biasanya dilakukan sepuluh hari terakhir Ramadhan. (AP Photo/Muhammad Sajjad)

Asbabun nuzul surat An-Nisa 36, seperti yang dijelaskan dalam Tafsir Kementerian Agama RI (Kemenag), memiliki pesan penting yang ditujukan kepada umat Islam. Ayat ini menekankan bahwa iman sejati adalah hanya menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Dari Mu'az bin Jabal, Rasulullah ﷺ bersabda, "Ya Muaz, tahukah engkau apakah hak Allah atas hamba-Nya, dan apa pula hak hamba atas Allah?" Saya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Rasulullah berkata, "Hak Allah atas hamba-Nya ialah agar hamba-Nya menyembah-Nya dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu. Hak hamba atas Allah ialah bahwa Allah tidak akan mengazab hamba-Nya yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Selanjutnya, asbabun nuzul surat An-Nisa 36 menguraikan tindakan nyata yang harus dilakukan oleh umat Islam dalam membangun hubungan sosial yang baik. Umat Islam diajak untuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan penuh penghormatan dan kasih sayang, serta menjalin hubungan harmonis dengan kerabat dekat.

Dari Jabir bin Abdullah dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Tetangga itu ada tiga macam, tetangga yang mempunyai satu hak saja, dan ia merupakan tetangga yang haknya paling ringan. Ada tetangga yang mempunyai dua hak dan ada tetangga yang mempunyai tiga hak, inilah tetangga yang paling utama haknya.

Adapun tetangga yang hanya mempunyai satu hak saja, ialah tetangga musyrik, tidak ada hubungan darah dengan dia, dia mempunyai hak bertetangga. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak, ialah tetangga Muslim, baginya ada hak sebagai Muslim dan hak sebagai tetangga. Tetangga yang mempunyai tiga hak ialah tetangga Muslim yang ada hubungan darahnya. Baginya ada hak sebagai tetangga, hak sebagai Muslim dan hak sebagai famili." (HR. Abu Bakar al-Bazzar)

Tidak hanya sampai di situ, asbabun nuzul surat An-Nisa 36 juga bertujuan untuk memberi perhatian khusus kepada anak yatim dan orang miskin, menekankan pentingnya membantu mereka dalam menjalani kehidupan yang layak. Bahkan, komitmen untuk berbuat baik juga diperluas kepada tetangga, baik yang beragama Islam maupun nonmuslim, dan kepada teman sejawat.

Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I merujuk Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an, menjelaskan bahwa anak yatim adalah anak-anak yang ditinggal wafat bapaknya saat mereka masih kecil. Misalnya menanggung, berbuat baik kepada, menghilangkan rasa sedih, mengajari adab dan mendidik sebaik-baiknya untuk maslahat agama maupun dunia mereka.

 

Tegaskan Berbuat Baik kepada Siapa Saja

Semarak Ramadan di Masjid Agung Sanaa
Sejumlah pria membaca Al-Quran selama bulan Ramadan di Masjid Agung Sanaa, Yaman, Minggu (26/4/2020). Masjid Agung Sanaa merupakan salah satu masjid pertama yang dibangun atas perintah Nabi Muhammad SAW. (Mohammed HUWAIS/AFP)

Dalam hal ini, asbabun nuzul surat An-Nisa 36 ingin memberikan pandangan inklusif dan universal dalam hal berbuat baik. Tidak hanya kepada sesama muslim, tetapi juga kepada seluruh masyarakat tanpa memandang latar belakang agama atau suku. Hal ini mencerminkan ajaran Islam yang menganjurkan selalu mempererat tali persaudaraan.

Ibnu Umar pernah menyembelih seekor kambing, lalu dia berkata kepada pembantunya, "Sudahkah engkau berikan hadiah kepada tetangga kita orang Yahudi itu?" Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

"Malaikat Jibril tidak henti-henti menasihati aku, (agar berbuat baik) kepada tetangga,sehingga aku menyangka bahwa Jibril akan memberikan hak waris kepada tetangga." (HR. al-Bukhari dari Ibnu Umar).

Selain itu, asbabun nuzul surat An-Nisa 36 ingin menegaskan akan bahaya sikap sombong dan membanggakan diri di hadapan orang lain. Allah menegaskan bahwa Dia tidak menyukai orang yang sombong dan tidak akan melimpahkan rahmat serta kasih sayang-Nya kepada mereka yang memiliki sifat-sifat tersebut. Dalam hal ini, surat An-Nisa ayat 36 mengingatkan umat Islam untuk tetap rendah hati, menjauhi kesombongan, dan senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia dengan tulus dan ikhlas.

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetanggannya." (HR. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dari penjelasan ini, asbabun nuzul surat An-Nisa 36 memberikan panduan yang tepat dan lengkap tentang bagaimana menjalani kehidupan yang bermakna dalam tataran spiritual dan sosial. Ayat ini mengingatkan umat Islam akan esensi ajaran monotheisme. Begitu pula mengajak mereka untuk berbuat baik kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat luas, serta menegaskan pentingnya sikap rendah hati dan menjauhi sikap sombong.

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat takabur walaupun sedikit." Berkata seorang sabahat, "Seseorang itu ingin memakai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus." Berkata Rasulullah saw, "Sesungguhnya Allah itu indah dan senang kepada keindahan. Sifat takabur itu ialah menolak yang benar dan memandang rendah kepada orang lain." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya