QS an-Nisa Ayat 36 Berisi Perintah Allah SWT untuk Menyembah-Nya dan Berbuat Baik

QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT yang harus dipatuhi oleh setiap muslim.

oleh Laudia Tysara diperbarui 26 Apr 2023, 13:15 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2023, 13:15 WIB
Meningkatkan Pahala di Bulan Puasa dengan Membaca Al Quran
Umat muslim membaca al quran pada bulan Ramadhan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - QS an-Nisa ayat 36 adalah ayat dalam Al-Qur’an yang berisi perintah dari Allah SWT kepada manusia agar hanya menyembah-Nya dan berbuat baik kepada keluarga serta orang lain. Ayat ini juga menekankan pentingnya untuk tidak sombong dan tidak membanggakan diri.

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa hanya dengan menjalankan perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya, manusia dapat meraih kebahagiaan dan keberkahan dalam hidupnya. QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT yang harus dipatuhi oleh setiap muslim.

Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan orang lain merupakan tindakan yang sangat dianjurkan, karena dapat membawa kebahagiaan dan keberkahan dalam hidup. Selain itu, QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk tidak sombong dan tidak membanggakan diri.

Sombong dan membanggakan diri merupakan sifat yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT, karena dapat membuat manusia lupa akan kelemahan dan keterbatasan yang dimilikinya. Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa hanya dengan menghindari sifat sombong serta membanggakan diri, manusia dapat meraih ridha-Nya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang perintah Allah SWT dalam QS an-Nisa ayat 36, Rabu (26/4/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Hanya Menyembah Allah sebagai Tuhan

Potret Marcella Zalianty Tampil Selalu Berkerudung Saat Ramadhan yang Tuai Pujian
Tidak lupa, salah satu aktivitas yang kerap dilakukan selama bulan suci Ramadhan ialah tadarus Al-Quran. Dalam beberapa kesempatan, Marcella membagikan momen saat ia tengah membaca Al-Quran bersama dalam momen tadarusan. (Liputan6.com/IG/marcella.zalianty)

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.”

QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan siapapun atau apapun. Hal ini merupakan inti dari keyakinan dan ajaran agama Islam, yang menegaskan bahwa hanya Allah yang layak untuk diibadahi dan disembah.

Dalam konteks ini, menyekutukan Allah dengan apapun, baik itu benda atau makhluk lain, dianggap sebagai bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang murni.

Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah sesuai Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, bahwa Allah melarang perbuatan syirik, sebab Dia Memiliki kuasa mutlak dalam mengatur alam semesta ini, tanpa ada sekutu yang membantu-Nya.

QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk tidak menyekutukan Allah juga menunjukkan betapa kuatnya keimanan dan keyakinan seorang muslim terhadap keesaan Allah. Seorang muslim harus berusaha untuk memahami makna dari keesaan Allah dan meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya yang memiliki kekuasaan dan otoritas mutlak atas segala hal.

Menjaga keesaan Allah dalam ibadah dan kehidupan sehari-hari adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim, karena hal tersebut merupakan bagian dari ikhtiar untuk meraih keberkahan dan keselamatan di dunia dan akhirat.


2. Berbuat Baik kepada Keluarga

“Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, …”

QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada orang tua, kerabat dekat, dan anak yatim. Perintah ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dan masyarakat dalam kehidupan seorang muslim. Seorang muslim harus senantiasa berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan keluarga dan tetangga, serta memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim.

Perintah untuk berbuat baik kepada orang tua juga menunjukkan betapa besar penghargaan yang diberikan oleh Islam kepada kedua orang tua. QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk berbakti kepada orang tua selama hidupnya, bahkan jika orang tua tersebut non-muslim.

Selain itu, QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada anak yatim, yang juga menunjukkan pentingnya menjaga hak-hak anak dan memberikan dukungan kepada mereka yang tidak memiliki keluarga atau tempat tinggal yang layak. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan empati terhadap sesama, sehingga setiap muslim diharapkan untuk senantiasa berusaha untuk memperbaiki kondisi masyarakat sekitarnya.

Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I merujuk Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an, menjelaskan bahwa anak yatim adalah anak-anak yang ditinggal wafat bapaknya saat mereka masih kecil. Misalnya menanggung, berbuat baik kepada, menghilangkan rasa sedih, mengajari adab dan mendidik sebaik-baiknya untuk maslahat agama maupun dunia mereka.


3. Berbuat Baik kepada Orang Lain

Tadarus Al-Qur’an Raksasa di Masjid Yaman
Pria Muslim mendengarkan ketika seorang anak membaca Al-qur'an pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Kabir di kota tua Sanaa, ibu kota Yaman, 2 April 2022. Pada bulan Ramadhan umat muslim memanfaatkan waktu untuk memperbanyak ibadah dengan membaca Al Quran. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

“… orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”

QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada orang-orang yang membutuhkan seperti orang miskin, ibnu sabil, dan hamba sahayanya. Selain itu, Allah SWT juga menyarankan untuk berbuat baik kepada tetangga yang dekat maupun yang jauh, dan teman sejawat.

Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan pentingnya solidaritas sosial dan saling membantu antar sesama. QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada orang miskin, ibnu sabil, dan hamba sahayanya juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan keadilan sosial dan mengajarkan untuk tidak melupakan golongan yang kurang mampu.

Seorang muslim diwajibkan untuk memberikan bantuan dan perhatian kepada mereka yang membutuhkan, baik itu dari segi materi maupun moral. Selain itu, perintah untuk berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan jauh serta teman sejawat juga menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik dengan orang lain, tanpa memandang jarak atau status sosial.


4. Tidak Sombong

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong…”

QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk tidak sombong. Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak menyukai orang yang sombong. Sombong di sini diartikan sebagai sikap yang merasa diri lebih baik dari orang lain, merendahkan orang lain, dan tidak mengakui kekurangan atau kesalahan diri sendiri. Sikap sombong dianggap sebagai perbuatan yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR Muslim)

Perintah untuk tidak sombong juga menunjukkan betapa pentingnya menghargai dan menghormati orang lain, serta menjaga hubungan sosial yang baik dengan mereka. Dalam Islam, QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk hidup dengan kesederhanaan dan kerendahan hati. Seorang muslim diharapkan untuk senantiasa menghargai hakikat diri sendiri sebagai manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan, tanpa merendahkan atau meremehkan orang lain.


5. Tidak Membanggakan Diri

Mencari Berkah di Akhir Ramadan
Umat muslim membaca Al-Quran pada hari ke-28 bulan suci Ramadan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/6). Sejumlah umat muslim meningkatkan ibadah mereka dengan melakukan itikaf di Masjid Istiqlal. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

“… dan membangga-banggakan diri.”

QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk tidak membanggakan diri. Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak menyukai orang yang membanggakan diri. Membanggakan diri di sini diartikan sebagai sikap yang berlebihan dalam memperlihatkan kemampuan atau prestasi yang dimiliki, dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan pujian dari orang lain.

Masih mengutip dari Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah, dijelaskan bahwa makna ‘fakhur’ yakni suka memuji diri sendiri Karena rasa sombong dan angkuh dihadapan hamba-hamba Allah yang lain.

Sikap seperti ini dianggap sebagai perilaku yang tidak baik dan tidak bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. QS an-Nisa ayat 36 berisi perintah Allah SWT untuk tidak membanggakan diri juga menunjukkan betapa pentingnya menghargai dan menghormati orang lain.

Seorang muslim diharapkan untuk senantiasa bersikap rendah hati dan tidak membanggakan diri, karena segala kelebihan dan prestasi yang dimiliki adalah atas rahmat Allah SWT. Sikap yang demikian dapat menimbulkan rasa iri dan tidak suka di hati orang lain, serta dapat memicu konflik dan permusuhan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya