Masakan Thailand Ini Bisa Menyebabkan Kanker Hati Hanya dalam Satu Gigitan

Apa penyebab makanan ini bisa sangat mematikan?

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 18 Okt 2023, 17:45 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 17:45 WIB
Tindakan Operasi pada Kanker Hati
Ilustrasi organ hati manusia.

Liputan6.com, Jakarta Masakan Thailand yang mendunia dengan kelezatannya ternyata menyimpan cerita kelam di balik kepopulerannya. Salah satu hidangan khas Thailand, Koi Pla, yang terkenal karena cita rasanya yang lezat, menghadirkan ancaman serius bagi kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kanker hati yang mematikan. 

Dalam laporan terbaru, ditemukan bahwa sekitar 20.000 orang Thailand meninggal setiap tahunnya akibat mengonsumsi hidangan ini. Dokter dan peneliti, seperti Dr. Narong Khuntikeo, telah berjuang untuk menyadarkan masyarakat tentang bahaya ini.

Lantas apa penyebab makanan ini bisa sangat mematikan? Untuk lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber alasan lengkapnya, pada Rabu (18/10/2023).

Bahaya Tersembunyi dalam Koi Pla

Bahaya Tersembunyi dalam Koi Pla
Terbuat dari ikan mentah, masakan ini juga mengandung cacing hati yang dapat menyebabkan kanker. Banchob Sripa dkk/Wikimedia Commons

Masakan Thailand selalu dikenal dengan hidangan ikoniknya, dari Salad Pepaya hingga Kari Hijau Thailand. Namun, ada satu hidangan yang mungkin belum pernah Anda dengar, sebuah hidangan yang sangat populer di Thailand namun berpotensi mematikan. Hidangan ini disebut Koi Pla, dan satu gigitan saja bisa menyebabkan kanker hati yang mematikan.

Koi Pla adalah hidangan lokal yang terbuat dari ikan mentah yang digiling, dicampur dengan bumbu, jus lemon, dan rempah-rempah. Meskipun rasanya lezat, yang menjadi permasalahan utamanya bukanlah jenis ikan yang digunakan, melainkan parasit yang ada pada ikan tersebut. Parasit ini mengandung cacing pipih yang dapat menyebabkan kanker saluran empedu.

 

Misi Dokter Narong Khuntikeo

Bahaya Tersembunyi dalam Koi Pla
Sumber: Tangkapan layar dari video yang diunggah di YouTube oleh AFP

Dokter Narong Khuntikeo adalah seorang ahli bedah hati yang mulai menyadari bahaya Koi Pla setelah kedua orang tuanya meninggal karena kanker hati akibat makan hidangan tersebut. Ini menjadi panggilan bagi Dr. Khuntikeo untuk melawan bahaya tersebut.

Dr. Khuntikeo bekerja sama dengan ilmuwan, dokter, dan antropolog selama empat tahun untuk melakukan penelitian tentang parasit ini di wilayah Isaan, yang merupakan salah satu provinsi termiskin di Thailand dan tempat di mana Koi Pla sangat populer. Mereka menggunakan mesin ultrasound dan tes urine untuk mengidentifikasi penduduk yang terinfeksi parasit tersebut.

Hasilnya mengejutkan, sekitar 80 persen penduduk di beberapa komunitas ditemukan telah terinfeksi parasit yang dapat menyebabkan kanker hati mematikan. Dokter Khuntikeo juga berusaha menyebarkan informasi dan peringatan tentang bahaya Koi Pla, bahkan mencoba mengubah kebiasaan makan melalui kurikulum sekolah yang ditujukan untuk mengajarkan anak-anak tentang risiko makanan mentah.

Tantangan yang harus dihadapi

Mengubah kebiasaan makan bukanlah tugas yang mudah di wilayah di mana Koi Pla adalah tradisi dan bagian dari budaya. Banyak penduduk desa tidak menyadari bahaya yang terkandung dalam hidangan favorit mereka, dan beberapa bahkan mempercayai bahwa nasib mereka ditentukan oleh karma.

Namun, ada harapan untuk generasi berikutnya. Pejabat kesehatan berusaha untuk menyadarkan anak-anak tentang risiko makanan mentah melalui kurikulum sekolah baru yang menggunakan metode pendidikan yang kreatif. Selain itu, dokter seperti Dr. Khuntikeo dan timnya berusaha untuk mendeteksi infeksi parasit sejak dini dan memberikan perawatan yang diperlukan.

Koi Pla mungkin merupakan hidangan lezat dan populer di Thailand, namun menyembunyikan bahaya yang mengintai. Upaya untuk mengedukasi masyarakat dan mengurangi risiko yang terkait dengan hidangan ini sangat penting untuk melindungi kesehatan penduduk Thailand, mengingat dampak kanker hati yang mematikan yang telah terjadi akibatnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya