Liputan6.com, Jakarta Karakteristik olahraga atletik adalah gerakan dasar dari aktivitas seperti lari, lompat dan lempar, yang menuntut kecepatan, kekuatan, keterampilan teknis, dan ketahanan fisik. Tujuan dari olahraga atletik adalah untuk mengukur, dan membandingkan kemampuan atlet dalam aspek-aspek tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Karakteristik olahraga atletik adalah gerakan dasar dari? Perlu diketahui, bahwa olahraga ini membentuk dasar bagi keberhasilan dan kinerja optimal dalam kompetisi atletik. Ciri khas dari olahraga atletik adalah bahwa mereka, menekankan gerakan tubuh manusia dalam bentuk yang paling murni.
Atletik sering kali dianggap sebagai dasar atau fondasi, untuk banyak cabang olahraga lainnya. Olahraga atletik dapat menjadi landasan untuk mengembangkan keterampilan atletik dasar, yang diperlukan dalam banyak jenis olahraga lainnya.
Sehingga partisipasi dalam olahraga atletik, tidak hanya memberikan manfaat fisik seperti peningkatan kesehatan jantung, kekuatan otot, dan ketahanan, tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan sosial, semangat tim, dan karakter atletik yang kuat. Berikut ini karakteristik olahraga atletik adalah gerakan dasar dari aktivitas sehari-hari yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/11/2023).
Sejarah Olahraga Atletik
Secara etimologis, olahraga atletik merujuk pada serangkaian perlombaan dalam cabang-cabang olahraga tertentu, yang melibatkan kegiatan seperti jalan, lari, lompat, dan lempar. Sebelum mengetahui penjelasan tentang cabang olahraga dan karakteristiknya, maka Anda perlu mengetahui sejarah olahraga ini.
Sejarah olahraga atletik memiliki akar yang kuat dalam budaya Yunani, di mana konsep ini mulai dipopulerkan sekitar abad ke-6 SM. Pada masa itu, perlombaan lari menjadi fokus utama dan satu-satunya cabang olahraga yang dipertandingkan. Namun, perkembangan olahraga atletik modern sebagaimana kita kenal saat ini, mulai dan berkembang di Inggris pada tahun 1154 Masehi. Perjalanan olahraga ini mengalami berbagai pasang surut, hingga mencapai puncaknya dengan penyelenggaraan perlombaan amatir pertama di Inggris pada tahun 1825.
Pada abad ke-19, olahraga atletik mulai mendapatkan bentuk organisasi formal, di mana latihan dan kegiatan olahraga rutin diajarkan di berbagai sekolah di Eropa. Dalam perkembangannya, olahraga atletik menjadi bagian integral dari Olimpiade internasional yang pertama kali diadakan pada tahun 1896, melibatkan partisipasi berbagai negara. International Amateur Athletic Federation (IAAF) kemudian didirikan untuk menstandarisasi pencatatan waktu, merekam rekor dunia, serta mengkoordinasikan kompetisi atletik secara global.
Di Indonesia, olahraga atletik mulai dikenal pada sekitar tahun 1930-an ketika pemerintah Hindia Belanda mulai mengajarkannya di sekolah-sekolah. Perkembangan olahraga ini semakin pesat, dan perkumpulan atletik pertama kali didirikan pada tanggal 3 September 1950, di Semarang. Perkumpulan tersebut kini dikenal sebagai Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), dan terus bertahan sebagai organisasi penting dalam mengembangkan olahraga atletik di Indonesia hingga saat ini.
Advertisement
Cabang Olahraga Atletik
1. Lari
Karakteristik olahraga atletik adalah gerakan dasar dari olahraga lari, di mana Anda dapat menemui keberagaman nomor perlombaan yang menitikberatkan pada aspek kecepatan, ketahanan, dan keterampilan teknis atlet. Keempat nomor utamanya adalah lari jarak pendek, lari jarak jauh, estafet, dan lari gawang.
- Jarak Pendek: Lari jarak pendek adalah panggung bagi para sprinter yang memperlombakan diri dalam jarak yang cenderung singkat, yaitu 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Fokus pada kecepatan murni dan reaksi yang cepat, nomor ini menghadirkan aksi kilat di trek lari.
- Jarak Jauh: Lari jarak jauh menantang atlet, untuk menaklukkan lintasan dengan jarak yang lebih panjang, mulai dari 3 kilometer, 5 kilometer, 10 kilometer, hingga menantang daya tahan atlet dengan lintasan lebih dari 10 kilometer. Kategori ini memerlukan kombinasi kecepatan dan ketahanan yang luar biasa.
- Estafet: Nomor estafet merupakan perpaduan keterampilan berlari dan kerjasama tim. Dalam estafet, empat anggota tim secara bergantian berlari dan bertukar tongkat estafet. Nomor ini, seperti 4x100 meter dan 4x400 meter, menggambarkan keharmonisan kerja tim dalam mencapai kesuksesan.
- Maraton: Maraton, sebagai lomba lari jarak jauh paling ikonik, mempertemukan atlet dengan tantangan lari sejauh 42 kilometer. Berbeda dari lintasan trek biasa, maraton seringkali diselenggarakan di jalan raya, menciptakan perjalanan panjang yang menguji daya tahan dan ketangguhan atlet.
- Gawang: Lari gawang menambahkan elemen tantangan, dengan memasukkan rintangan berupa palang rendah. Atlet harus menggabungkan keterampilan lari cepat dengan kemampuan melompat, agar berhasil melewati rintangan dan menciptakan harmoni antara dua teknik yang berbeda.
2. Lompat
Dalam cabang olahraga lompat, atlet menghadirkan penampilan memukau dengan kombinasi lari dan melompat. Nomor utamanya termasuk lompat jauh, lompat tinggi, lompat galah, dan lompat jangkit.
- Lompat Jauh: Lompat jauh adalah pertunjukan kekuatan dan teknik, di mana atlet berlari dengan penuh kecepatan sebelum melompat sejauh mungkin ke arah horizontal. Semakin jauh lompatannya, semakin tinggi peringkat atlet.
- Lompat Tinggi: Dalam lompat tinggi, atlet menunjukkan kemampuan melompat setinggi mungkin ke arah vertikal. Mereka harus melewati mistar yang ketinggiannya terus ditingkatkan sesuai pencapaian atlet.
- Lompat Galah: Lompat galah mirip dengan lompat tinggi, namun atlet menggunakan galah untuk membantu mereka mencapai ketinggian maksimal saat melompat melewati mistar. Keterampilan teknis dan kekuatan menjadi kunci keberhasilan dalam nomor ini.
- Lompat Jangkit: Lompat jangkit menggabungkan elemen lompat jauh, dengan dua tolakan sebelum mendarat di area pendaratan. Hal ini menambah tingkat kesulitan dan memerlukan keterampilan teknis yang lebih tinggi.
3. Lempar
Dalam cabang olahraga lempar, atlet menunjukkan kekuatan luar biasa dengan melemparkan benda berat sejauh mungkin. Beberapa nomor lempar melibatkan tolak peluru, lempar lembing, lempar cakram, dan lempar martil.
- Tolak Peluru: Tolak peluru melibatkan atlet yang berusaha melempar atau menolak sebuah peluru berbentuk bola besi sejauh mungkin. Berat peluru bervariasi, menciptakan tantangan yang menuntut kekuatan dan teknik yang tepat.
- Lempar Lembing: Lempar lembing membutuhkan kekuatan luar biasa dan teknik yang presisi. Atlet berusaha melempar lembing sejauh mungkin, dengan panjang dan berat lembing disesuaikan dengan kategori gender atlet.
- Lempar Cakram: Dalam lempar cakram, atlet harus melempar cakram logam ke area yang ditandai. Berat dan diameter cakram bervariasi, dan atlet harus menggabungkan kekuatan dengan teknik yang baik untuk mencapai jarak yang maksimal.
- Lempar Martil: Berbeda dengan lempar martil konvensional, atlet pada lempar martil ini melempar bola logam yang terpasang pada kawat baja. Berat bola martil bervariasi untuk pria dan wanita, menciptakan tantangan unik yang membutuhkan kekuatan dan koordinasi yang baik.
Karakteristik Olahraga Atletik
Kecepatan
Kecepatan dalam olahraga atletik tidak sekadar mengacu pada kemampuan bergerak cepat, tetapi juga mencakup kemampuan untuk mempertahankan kecepatan tersebut selama periode waktu tertentu. Atlet perlu menggabungkan kecepatan lincah dengan ketepatan gerakan untuk meraih kemenangan atau pencapaian terbaik dalam cabang olahraga mereka.
Kekuatan
Kekuatan tubuh bukan hanya tentang ukuran otot, melainkan tentang kemampuan untuk menghasilkan tenaga dan daya dalam setiap gerakan. Ini mencakup kekuatan inti yang dapat memengaruhi stabilitas dan koordinasi, memberikan fondasi yang kokoh untuk prestasi luar biasa dalam olahraga atletik.
Ketahanan
Ketahanan melibatkan lebih dari sekadar kemampuan tubuh untuk menahan kelelahan; ini mencakup ketahanan mental yang memungkinkan atlet untuk tetap fokus dan mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi selama periode waktu yang lama. Kombinasi ketahanan fisik dan mental membentuk dasar bagi keunggulan atletik.
Ketepatan
Ketepatan dalam olahraga atletik mengharuskan atlet untuk mengoordinasikan gerakan mereka dengan tepat dan presisi. Dalam momen-momen kritis, kemampuan untuk melepaskan lemparan yang tepat atau melakukan lompatan yang akurat dapat menentukan perbedaan antara sukses dan kegagalan.
Koordinasi
Koordinasi bukan hanya tentang menyelaraskan gerakan tubuh, tetapi juga tentang bagaimana berbagai bagian tubuh berinteraksi secara harmonis. Mata, tangan, kaki, semuanya perlu bekerja bersama-sama untuk mencapai performa yang optimal.
Fleksibilitas
Fleksibilitas bukan sekadar tentang kecekatan tubuh; ini juga melibatkan kemampuan untuk mempertahankan rentang gerak yang optimal. Fleksibilitas yang tepat membantu mencegah cedera, meningkatkan efisiensi gerakan, dan memberikan keunggulan atletik.
Penguasaan Teknik
Teknik bukan hanya tentang penerapan dasar-dasar gerakan; ini melibatkan pemahaman mendalam tentang subtleti teknis yang dapat meningkatkan efisiensi dan keunggulan atletik. Penguasaan teknik menciptakan fondasi yang kuat untuk performa luar biasa.
Advertisement