Mengenal Faringitis, Radang di Tenggorokan yang Disebabkan Virus dan Bakteri

Penyebab utama faringitis adalah infeksi virus seperti Influenza, Rhinovirus, dan Epstein-Barr.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 16 Apr 2024, 12:45 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2024, 12:45 WIB
Waspada! Tracing Kasus Omicron di Indonesia Sudah Mencapai 60 Orang
Ilustrasi sakit tenggorokan dan batuk.

Liputan6.com, Jakarta Faringitis atau radang tenggorokan adalah kondisi yang lebih umum dikenal dengan istilah panas dalam di Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan peradangan pada bagian tenggorokan (faring). Gejalanya meliputi sensasi tidak nyaman, perih, kering, dan gatal di tenggorokan, yang dapat menyulitkan dalam makan, menelan, dan berbicara.

Penyebab utama faringitis adalah infeksi virus seperti Influenza, Rhinovirus, dan Epstein-Barr. Namun, bakteri juga dapat menjadi penyebab, terutama golongan Streptococcus. Penularannya sangat mudah melalui udara, seperti percikan air liur yang terhirup saat seseorang batuk.

Meskipun faringitis umumnya bukan kondisi yang serius dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari, pengobatan tetap diperlukan untuk meredakan gejalanya. Pengobatan dapat berupa perawatan sederhana di rumah, penggunaan obat-obatan over-the-counter (OTC), atau antibiotik yang diresepkan oleh dokter, tergantung pada penyebabnya. Berikut ulasan lebih lanjut tentang faringitis yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (16/4/2024).

 

Apa itu Faringitis

6 Makanan Alami Pereda Rasa Sakit Tenggorokan
Selain antibiotik, dengan mengonsumsi ke enam jenis makanan ini dapat meredakan Anda dari rasa sakit yang melanda Anda

Faringitis adalah kondisi peradangan pada bagian faring atau tenggorokan yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Faring adalah saluran udara yang menghubungkan hidung dan mulut dengan paru-paru. Kondisi ini dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, meskipun lebih sering menyerang anak-anak.

Gejala faringitis meliputi rasa tidak nyaman pada tenggorokan, seperti perih, kering, dan gatal. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan makanan dan seringkali berpengaruh pada penurunan nafsu makan. Faringitis juga dapat membuat berbicara menjadi sulit dan menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Penyebab utama faringitis adalah infeksi virus, seperti Influenza, Rhinovirus, dan Epstein-Barr, meskipun bakteri seperti Streptococcus juga dapat menjadi penyebabnya. Penularan biasanya terjadi melalui udara, misalnya melalui percikan air liur saat batuk atau bersin.

Meskipun faringitis umumnya bukan kondisi yang serius dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari, pengobatan bisa diperlukan untuk meredakan gejala yang muncul. Perawatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang dijual bebas (OTC) atau antibiotik yang diresepkan oleh dokter, tergantung pada penyebabnya.

Penting untuk mengenali gejala faringitis dan segera mengambil langkah-langkah untuk merawatnya, terutama pada anak-anak yang rentan terhadap kondisi ini. Langkah-langkah pencegahan, seperti menjaga kebersihan diri dan menghindari kontak dengan orang yang sakit, juga dapat membantu mencegah penyebaran faringitis.

Faktor Resiko yang Dapat Memperbesar Peluang Terjadinya Faringitis

Anak-anak sering sakit tenggorok kenapa ya? (Foto: onlinepharmacyuk.co.uk)
Anak-anak sering sakit tenggorok kenapa ya? (Foto: onlinepharmacyuk.co.uk)

Seperti sudah dijelaskan, faringitis adalah kondisi yang dapat dipicu virus maupun bakteri. Selain itu, beberapa faktor resiko juga dapat memperbesar terjadinya infeksi ini. Berikut beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena faringitis.

1. Usia

Anak-anak dan remaja berusia 5-15 tahun cenderung lebih rentan terhadap faringitis. Ini bisa disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang dan paparan yang lebih sering terhadap infeksi di lingkungan sekolah atau tempat bermain.

2. Paparan Asap Rokok dan Polusi

Sering terpapar asap rokok atau polusi udara yang dapat mengiritasi tenggorokan dapat meningkatkan risiko faringitis.

3. Ketahanan Sistem Imun

Individu dengan sistem imun yang lemah atau menderita penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis lebih rentan terhadap infeksi faringitis.

4. Kontak dengan Penderita Faringitis

Interaksi fisik atau kontak dengan individu yang menderita faringitis dapat meningkatkan risiko penularan, terutama jika tidak diiringi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat seperti mencuci tangan secara teratur.

5. Riwayat Sinusitis

Orang yang pernah mengalami infeksi sinus (sinusitis) memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami faringitis, karena kondisi tersebut dapat mempengaruhi saluran pernapasan atas.

6. Paparan Zat Kimia Berbahaya

Terpapar zat kimia berbahaya dari limbah rumah tangga atau polutan pabrik juga dapat meningkatkan risiko faringitis.

7. Alergi

Individu dengan alergi terhadap debu, cuaca dingin, atau bulu binatang mungkin lebih rentan terhadap faringitis saat terjadi pemicu alergi.

8. Kondisi Ruangan

Sering berada di ruangan yang ber-AC dapat mengeringkan udara dan menyebabkan iritasi pada tenggorokan, meningkatkan risiko faringitis.

9. Penyakit Gastroesofageal Refluks (GERD)

Individu yang menderita GERD atau penyakit asam lambung memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami iritasi pada tenggorokan yang dapat memicu faringitis.

10. Aktivitas yang Meningkatkan Ketegangan Otot Tenggorokan

Melakukan aktivitas yang meningkatkan ketegangan pada otot tenggorokan, seperti berteriak atau bernyanyi dengan keras, dapat memicu iritasi dan peradangan pada faring, meningkatkan risiko faringitis.

Penanganan Faringitis di Rumah

Ilustrasi sakit tenggorokan
Ilustrasi sakit tenggorokan (sumber: iStock)

Pengobatan faringitis di rumah bertujuan untuk meredakan gejala, mengatasi infeksi penyebab, dan mencegah komplikasi. Berikut adalah langkah-langkah penanganan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengatasi faringitis.

1. Beristirahat yang Cukup

Istirahat yang cukup dapat membantu tubuh memulihkan diri dan mengurangi gejala faringitis.

2. Menjaga Suara

Hindari berbicara terlalu banyak atau dengan suara keras jika suara sedang serak, karena hal ini dapat memperburuk iritasi pada tenggorokan.

3. Konsumsi Air Putih

Minumlah air putih dalam jumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan membantu meredakan iritasi pada tenggorokan.

4. Penggunaan Pelembab Udara

Jika udara dalam ruangan terasa kering, gunakan humidifier untuk menjaga kelembapan udara dan mengurangi iritasi pada tenggorokan.

5. Pilihan Makanan yang Nyaman

Konsumsi makanan yang lembut dan mudah ditelan, seperti sup kaldu hangat atau makanan ringan yang tidak menyebabkan iritasi pada tenggorokan.

6. Berkumur dengan Air Garam Hangat

Berkumur dengan larutan air garam hangat dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan pada tenggorokan.

7. Hindari Paparan Asap Rokok dan Polusi

Hindari paparan asap rokok dan polusi udara yang dapat memperburuk gejala faringitis.

Selain langkah-langkah di atas, penting juga untuk menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan secara teratur, untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut, terutama jika faringitis disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang mudah menular.

Jika gejala faringitis persisten atau semakin parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat, seperti pemberian obat-obatan yang sesuai atau pengujian untuk mengidentifikasi penyebab infeksi.

 

 

Pengobatan Faringitis oleh Dokter

[Fimela] Antibiotik
Ilustrasi antibiotik | unsplash.com/@lunarts

Jika gejala faringitis tidak membaik dalam waktu seminggu atau disertai dengan gejala sulit menelan, sulit bernapas, ruam di kulit, atau kesulitan membuka mulut, segera periksakan diri ke dokter. Orang dengan riwayat sinusitis, alergi, atau penyakit asam lambung juga perlu memantau kesehatan mereka secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan.

Pengobatan faringitis oleh dokter biasanya melibatkan beberapa langkah penting untuk meredakan gejala, mengatasi infeksi penyebab, dan mencegah komplikasi. Berikut adalah prosedur pengobatan faringitis oleh dokter.

Diagnosis FaringitisDokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan mengumpulkan informasi melalui tanya jawab terkait gejala yang dialami pasien serta riwayat kesehatannya. Pemeriksaan tenggorokan dilakukan untuk melihat tanda-tanda peradangan, seperti pembengkakan dan kemerahan.

Jika diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan seperti swab tenggorokan untuk kultur bakteri atau tes darah untuk mendeteksi infeksi. Hal ini bertujuan untuk memastikan penyebab infeksi dan menentukan pengobatan yang tepat.

Pengobatan FaringitisDokter dapat meresepkan obat-obatan, seperti antibiotik jika faringitis disebabkan oleh infeksi bakteri, atau obat pereda nyeri dan peradangan jika diperlukan untuk mengurangi gejala.

Selain obat-obatan, dokter juga akan memberikan saran tentang penanganan mandiri yang dapat dilakukan di rumah, seperti istirahat yang cukup, minum banyak cairan, berkumur dengan larutan air garam hangat, dan menghindari paparan asap rokok atau polusi udara.

Apabila faringitis menyebabkan kesulitan yang signifikan dalam menelan dan berpotensi menyebabkan kekurangan nutrisi, perawatan di rumah sakit dengan memberikan cairan infus dapat dipertimbangkan.

Penting untuk mengikuti instruksi dokter dengan cermat, termasuk aturan penggunaan obat dan langkah-langkah penanganan mandiri, serta melakukan tindak lanjut sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter untuk memastikan pemulihan yang optimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya