Potret Fenomena Langka Bayi Kembar Laba-Laba, Punya 3 Kaki dan 4 Tangan

Kisah perjuangan bayi langka dengan enam anggota gerak mirip laba-laba.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 31 Mei 2024, 17:11 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2024, 12:25 WIB
Bayi Kembar Laba-Laba Langka
“Kelangkaan kembar siam ischiopagus-tripus mempersulit pemisahan bedah, karena kurangnya kasus dan kompleksitas yang tinggi,” tulis para penulis dalam American Journal of Case Reports. (Sumber: Am J Case Rep, 2024)

Liputan6.com, Jakarta Pada tahun 2018, di Indonesia, lahir sepasang bayi kembar siam yang begitu langka hingga hanya terjadi pada satu dari dua juta kelahiran. Mereka dijuluki "kembar laba-laba" karena kondisi mereka yang sangat unik. Kedua bayi laki-laki  ini terhubung pada panggul sehingga memiliki tiga kaki, empat lengan, dan satu penis, suatu fenomena medis yang jarang sekali terjadi.

Kembar siam ini dikenal sebagai ischiopagus-tripus, yang berarti mereka terhubung di bagian bawah tubuh mereka. Kebanyakan kembar siam biasanya terhubung di bagian atas tubuh, seperti dada atau perut. Kasus ini baru-baru ini dipublikasikan dalam American Journal of Case Reports, meskipun kedua bayi tersebut lahir enam tahun lalu.

Kedua saudara ini berbagi kandung kemih, rektum, dan saluran usus. Dokter menduga salah satu anak memiliki ginjal yang kurang berkembang, sementara yang lainnya hanya memiliki satu ginjal. Keunikan fisik mereka membuat mereka harus berbaring selama tiga tahun pertama kehidupan karena konfigurasi tubuh mereka menghalangi untuk duduk. 

Kini bayi yang dikenal sebagai kembar laba-laba itu masih bertumbuh dalam pengawasan khusus. Berikut Liputan6.com merangkum potret dan kisah bayi kembar laba-laba ini melansir dari New York Post, Kamis (16/5/2024). 

 

Upaya Dokter Memisahkan Bayi

Bayi Kembar Laba-Laba Langka
Para ahli bedah percaya bahwa studi kasus ini pada akhirnya menunjukkan bahwa “masih ada ruang untuk melakukan koreksi bedah” bahkan dalam situasi di mana pemisahan tidak mungkin dilakukan. (Sumber: Am J Case Rep, 2024)

Selain memiliki kelamin dan tujuh anggota tubuh semuanya berfungsi kecuali satu kaki. Dua bayi ini juga berbagi kandung kemih, rektum, dan saluran usus, seperti yang umumnya terjadi pada kebanyakan kembar siam, demikian laporan dari Daily Mail.

Keajaiban medis terjadi saat ahli bedah berhasil mengamputasi kaki ketiga mereka dan menstabilkan pinggul serta panggul mereka. Hal ini memungkinkan si kembar untuk duduk tegak dan meraih kemandirian yang sebelumnya tak terbayangkan. Janji temu lanjutan selama tiga bulan menunjukkan tidak ada komplikasi serius pasca-operasi.

Namun, masa depan mereka masih penuh tantangan. Dokter belum memutuskan apakah akan mencoba memisahkan si kembar, mengingat sifat persatuan tubuh mereka yang kompleks. 

"Kelangkaan kembar siam ischiopagus tripus mempersulit pemisahan bedah, karena kurangnya kasus dan kompleksitas yang tinggi," jelas penulis penelitian tersebut.

 

 

Inspirasi Keberhasilan Pemisahan Bayi Kembar Siam

Bayi Kembar Laba-Laba Langka
Para ilmuwan terperangah dengan kembar siam “laba-laba” yang sangat langka di Indonesia yang terhubung di panggul sedemikian rupa sehingga mereka memiliki tiga kaki, empat lengan dan satu penis. (Sumber: Am J Case Rep, 2024)

Meskipun demikian, kisah ini membawa harapan. Pada tahun 2022, dokter di Tiongkok berhasil memisahkan bayi kembar siam dengan kondisi serupa. Mereka berbagi penis dan testis namun tidak memiliki anus. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mungkin ada ruang untuk intervensi bedah yang lebih lanjut dalam kasus kembar laba-laba ini.

Kembar siam terjadi ketika embrio hanya terpisah sebagian untuk membentuk dua individu. Bayi yang berkembang dari embrio ini tetap bersatu secara fisik. Dari semua kasus kembar siam, hanya 6 hingga 11 persen yang merupakan ischiopagus, menjadikan kasus kembar laba-laba ini semakin langka dan menarik perhatian dunia medis.

Kisah kembar laba-laba ini adalah pengingat akan keajaiban dan keunikan kehidupan manusia, serta tantangan medis yang terus dihadapi para profesional kesehatan. Dengan kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran, harapan selalu ada bagi mereka yang lahir dengan kondisi langka seperti ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya