Penyebab Heat Stroke dan Faktor Risikonya, Berakibat Fatal Jika Tidak Ditangani

Heat stroke terjadi ketika tubuh terpapar suhu tinggi untuk waktu yang lama dan tidak mampu mengatur suhu tubuh dengan baik.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 04 Jun 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 20:00 WIB
Penanganan Heat Stroke
Penanganan Heat Stroke

Liputan6.com, Jakarta Heat stroke adalah kondisi cidera panas yang paling serius dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Penyebab heat stroke yang kerap terjadi adalah paparan berlebihan terhadap panas, di mana akan menganggu mekanisme tubuh untuk mengatur suhu.

Saat terpapar panas berlebih, tubuh berusaha menjaga suhu tubuh agar tetap normal melalui mekanisme seperti berkeringat. Namun, ketika suhu sekitar terlalu tinggi atau terdapat faktor lain yang menghambat mekanisme ini, tubuh tidak mampu mendinginkan diri dengan cepat dan suhu tubuh bisa meningkat drastis.

Beberapa faktor risiko yang jadi penyebab heat stroke adalah berada di tempat yang panas dan lembap tanpa adanya sirkulasi udara yang cukup, kerja fisik yang berat atau olahraga intens di tengah cuaca panas, konsumsi alkohol berlebih, hingga memiliki kondisi medis tertentu seperti penyakit jantung atau diabetes.

Gejala heat stroke dapat bervariasi, mulai dari kepala pusing, lemas, mual, atau muntah, sampai kejang, kehilangan kesadaran, atau bahkan koma. Jika gejala ini muncul, segera cari pertolongan medis karena heat stroke bisa berakibat fatal. Berikut ini penyebab heat stroke dan bentuk penanganan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/6/2024). 

Apa Itu Heat Stroke dan Penyebabnya

Ilustrasi Lipsus Cuaca Panas
Ilustrasi Lipsus Cuaca Panas

Heatstroke adalah kondisi medis serius yang terjadi, ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai 40°C atau bahkan lebih. Keadaan ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani, karena dapat menyebabkan hilangnya kesadaran atau bahkan koma. Heatstroke sering terjadi akibat paparan suhu panas yang berlebihan dari lingkungan sekitar, di luar batas toleransi tubuh. Gejala heatstroke sangat mencolok, meliputi suhu tubuh yang sangat tinggi (41°C atau lebih), kulit panas dan kering karena tubuh tidak mampu lagi mengeluarkan keringat, detak jantung yang cepat dan kuat, napas yang cepat dan pendek, mual atau muntah, sakit kepala yang parah, serta kebingungan, agitasi, atau kehilangan kesadaran.

Penyebab utama heatstroke adalah paparan suhu tinggi dari lingkungan sekitar yang melebihi batas toleransi tubuh. Cuaca panas ekstrem, yang sering kali merupakan efek dari perubahan iklim global, dapat meningkatkan risiko heatstroke. Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh juga dapat menyebabkan tubuh tidak mampu mengeluarkan keringat dengan optimal, sehingga mengganggu proses pendinginan alami tubuh. Aktivitas fisik yang berlebihan dalam kondisi cuaca panas tanpa istirahat yang cukup turut berkontribusi pada terjadinya heatstroke. Obesitas atau berat badan berlebih dapat menghambat kemampuan tubuh, untuk mengatur suhu dengan efektif. Mengenakan pakaian yang terlalu tebal atau berwarna gelap dapat menghambat pengeluaran keringat, yang merupakan mekanisme utama tubuh untuk mendinginkan diri. Kondisi medis tertentu, seperti gangguan pada kelenjar keringat atau penyakit yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan, juga dapat meningkatkan risiko heatstroke.

Meskipun heatstroke dapat menyerang siapa saja, beberapa kelompok lebih rentan terhadap kondisi ini. Bayi dan anak-anak, misalnya, memiliki tubuh yang belum sepenuhnya berkembang untuk mengatur suhu secara efisien. Lansia juga lebih rentan karena sistem pengaturan suhu tubuh mereka cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Selain itu, atlet dan tentara yang berlatih atau bertugas dalam kondisi panas ekstrem, serta pekerja lapangan yang menghabiskan banyak waktu di bawah sinar matahari langsung, seperti pekerja konstruksi, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami heatstroke.

Gejala Heat Stroke dan Faktor Risiko

Demam Tinggi
Ilustrasi demam tinggi, salah satu gejala awal cacar monyet. Credits: pexels.com by Polina Tankilevitch

Heatstroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis hingga mencapai lebih dari 40°C. Gejala heatstroke bisa sangat beragam dan umumnya berkembang dengan cepat. Beberapa gejala yang umum dialami oleh penderita heatstroke antara lain:

  1. Suhu Tubuh Lebih dari 40°C: Peningkatan suhu tubuh yang drastis adalah gejala utama heatstroke.
  2. Nyeri Kepala: Sakit kepala yang hebat sering kali menyertai kondisi ini.
  3. Pusing: Sensasi pusing atau merasa seperti akan pingsan adalah gejala yang umum.
  4. Mual dan Muntah: Penderita heatstroke sering merasa mual dan mungkin muntah.
  5. Nadi Cepat: Denyut jantung yang cepat dan kuat bisa terjadi akibat tubuh berusaha untuk mendinginkan diri.
  6. Pernapasan Cepat dan Dangkal: Napas menjadi cepat dan pendek.
  7. Kebingungan: Disorientasi atau kebingungan mental sering kali terjadi.
  8. Kejang: Dalam beberapa kasus, penderita bisa mengalami kejang.
  9. Pingsan: Kehilangan kesadaran atau pingsan adalah tanda serius heatstroke.
  10. Kulit Merah, Panas, dan Kering: Kulit menjadi sangat panas, merah, dan kering karena tubuh tidak lagi bisa mengeluarkan keringat.
  11. Kelemahan Otot atau Kram: Otot terasa lemah atau kram akibat dehidrasi dan kehilangan elektrolit.

Faktor Risiko

Heatstroke bisa menyerang siapa saja, namun ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan mengalami kondisi ini. Berikut adalah faktor-faktor risiko yang perlu diperhatikan:

1. Usia

Heatstroke lebih sering terjadi pada orang tua dan anak-anak. Orang tua lebih rentan karena kemampuan tubuh mereka untuk mengatur suhu menurun seiring bertambahnya usia. Anak-anak juga lebih berisiko karena sistem pengaturan suhu tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.

2. Tertentu

Beberapa kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko heatstroke. Misalnya, wanita hamil dan orang dengan penyakit kronis seperti masalah pernapasan, ginjal, jantung dan pembuluh darah, serta gangguan kesehatan jiwa lebih rentan mengalami heatstroke. Kondisi ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan mengatasi stres panas.

3. Terpapar Lingkungan Panas

Orang yang sering terpapar lingkungan panas dengan frekuensi yang tinggi dan durasi yang lama juga berisiko tinggi. Ini termasuk atlet, personil militer, petani, pekerja bangunan, dan orang-orang yang bekerja di luar ruangan di bawah terik matahari. Paparan panas yang terus-menerus tanpa cukup waktu untuk pendinginan dan rehidrasi dapat menyebabkan heatstroke.

4. Obat Tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko heatstroke. Obat-obatan seperti antikolinergik yang mengurangi keringat, diuretik yang meningkatkan pengeluaran cairan tubuh, dan beta-blockers yang dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk merespons panas, semuanya dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap heatstroke.

Penanganan Heat Stroke

Ilustrasi cuaca panas
Ilustrasi cuaca panas. Sumber foto: unsplash.com/Maxime Bhm.

Heatstroke adalah kondisi yang serius dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Untuk mencegah heatstroke, penting untuk mengikuti beberapa langkah pencegahan yang efektif, terutama saat cuaca sangat panas. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menghindari heatstroke:

1. Minum Banyak Air

Sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, terutama saat cuaca panas. Air membantu menjaga suhu tubuh tetap normal dan mencegah dehidrasi. Minumlah air secara teratur sepanjang hari, bahkan jika Anda tidak merasa haus. Hindari minuman beralkohol atau berkafein karena minuman ini dapat menyebabkan dehidrasi, memperburuk kondisi tubuh dalam menghadapi panas.

2. Hindari Kegiatan Fisik Berlebihan

Dalam cuaca yang sangat panas, sebaiknya hindari melakukan aktivitas fisik yang berlebihan atau berat. Aktivitas fisik yang intens bisa meningkatkan suhu tubuh dengan cepat. Jika Anda hendak berolahraga, lakukanlah pada pagi atau sore hari saat suhu udara lebih rendah. Beristirahatlah secara teratur dan pastikan untuk minum banyak air.

3. Gunakan Pakaian yang Tepat

Kenakan pakaian yang longgar, ringan, dan berwarna terang. Pakaian yang longgar memungkinkan sirkulasi udara yang baik di sekitar tubuh dan membantu dalam proses pendinginan. Hindari pakaian yang terbuat dari bahan sintetis karena dapat membuat Anda lebih mudah berkeringat dan merasa tidak nyaman. Pakaian berwarna terang memantulkan sinar matahari lebih baik daripada pakaian berwarna gelap.

4. Lindungi Diri dengan Tabir Surya

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat meningkatkan risiko heatstroke. Gunakan tabir surya dengan SPF yang tinggi untuk melindungi kulit Anda dari sinar UV yang berbahaya. Oleskan tabir surya ke seluruh bagian tubuh yang terpapar sinar matahari, dan ulangi pemakaian setiap beberapa jam, terutama jika Anda banyak berkeringat atau setelah berenang.

Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala heatstroke, segera lakukan langkah-langkah berikut untuk mendinginkan tubuh dan mencari bantuan medis:

  1. Segera cari tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
  2. Buka atau lepaskan pakaian yang ketat atau berlebihan untuk membantu menurunkan suhu tubuh.
  3. Gunakan air dingin untuk menyiram tubuh atau gunakan kompres es di area leher, ketiak, dan selangkangan. Area ini memiliki pembuluh darah besar yang dekat dengan permukaan kulit, sehingga dapat membantu menurunkan suhu tubuh lebih cepat.
  4. Segera hubungi layanan darurat atau bawa penderita ke fasilitas medis terdekat. Penanganan medis yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya