Mata Uang Argentina dan Nilainya Saat Ini, Melemah atau Menguat?

Mata uang Argentina adalah peso Argentina (ARS).

oleh Laudia Tysara diperbarui 06 Jun 2024, 10:45 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2024, 10:45 WIB
Ekonomi Argentina
Pemerintah Argentina mendevaluasi atau membiarkan mata uang peso anjlok lebih dari 50 persen menjadi 801 per dolar pada Rabu (13/12/2023). Hal ini dilakukan demi mengembalikan perekonomian Argentina ke jalur yang benar melalui rencana Presiden Javier Milei. (AP Photo/Natacha Pisarenko, File)

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang Argentina adalah peso Argentina (ARS), yang perlu dipahami karena mencerminkan kondisi ekonomi negara tersebut. Nilai mata uang Argentina di mata dunia mengalami penurunan tajam sepanjang tahun 2023, anjlok sebesar 49,49% terhadap dolar AS akibat inflasi yang sangat tinggi dan ketidakstabilan ekonomi.

Menurut data Google Finance pada 6 Juni 2024, nilai tukar 1 Rupiah Indonesia setara dengan 0,055 peso Argentina. Nilai mata uang Argentina saat ini menunjukkan tren melemah, terutama setelah negara tersebut mengalami gagal bayar pada tahun 2020.

Inflasi yang menembus level 100% pada April 2023 memperparah situasi, mendorong bank sentral Argentina untuk meningkatkan suku bunga hingga 118% pada Agustus 2023. Langkah tersebut diambil untuk menekan inflasi dan menstabilkan peso, tetapi tantangan ekonomi masih sangat besar.

Penurunan nilai mata uang Argentina juga dipengaruhi oleh faktor global dan ketidakstabilan domestik. Mata uang ini terus melemah di tengah ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang agresif. Bagi Indonesia, nilai tukar 1 Rupiah ke peso Argentina menunjukkan hubungan nilai yang sangat rendah, menggambarkan betapa lemahnya peso di pasar internasional saat ini.

Berikut Liputan6.com lebih mendalam tentang mata uang Argentina yang dimaksudkan, Kamis (6/6/2024).

Mengenal Mata Uang Argentina

Mata uang Argentina adalah Peso Argentina, yang saat ini memiliki kode ARS. Sejak diperkenalkan pada tahun 1992, peso baru ini menggantikan Austral (ARA) yang digunakan sebelumnya. Melansir dari Investopedia, mata uang ini digunakan setelah periode ekonomi yang sangat sulit di Argentina, termasuk hiperinflasi dan devaluasi tajam.

Pada awal penggunaannya, peso baru dipatok ke dolar AS untuk menstabilkan ekonomi, namun patokan ini ditinggalkan pada tahun 2002.

Sebelum peso baru, mata uang Argentina telah mengalami beberapa perubahan signifikan. Dari tahun 1983 hingga 1985, negara ini menggunakan Peso Argentina lama (ARP), yang menggantikan peso ley dengan nilai tukar 1 ARP per 10.000 peso ley. Peso lama ini dibagi menjadi 100 centavos dan tersedia dalam bentuk koin serta uang kertas dengan berbagai denominasi. Namun, ARP hanya bertahan hingga tahun 1985, ketika digantikan oleh Austral (ARA) akibat inflasi yang tak terkendali.

Pada tahun 1992, pemerintah Argentina memperkenalkan peso nuevo (ARS) untuk menggantikan austral. Pengenalan mata uang ini terjadi setelah masa depresi ekonomi yang parah dari tahun 1989 hingga 2002. Mata uang baru ini pada awalnya dipatok ke dolar AS untuk menstabilkan nilai tukar, namun patokan ini dilepaskan setelah krisis keuangan pada tahun 2001.

Devaluasi besar-besaran kemudian terjadi, menyebabkan nilai peso Argentina turun drastis. Menurut Investopedia, mata uang Argentina adalah peso yang terus berjuang untuk mempertahankan nilainya di tengah berbagai tekanan ekonomi.

Usaha Pemerintah Menjaga Nilai Mata Uang Argentina

Selama awal 2000-an, pemerintah Argentina berusaha menjaga nilai tukar sekitar 3 peso per dolar AS dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing. Upaya ini bertujuan untuk mendorong ekspor dan memperkuat cadangan devisa negara.

Namun, kebijakan ini tidak bertahan lama karena tekanan ekonomi dan perubahan pemerintahan. Pemilihan Presiden Mauricio Macri pada tahun 2015 membawa pelonggaran kontrol moneter yang diberlakukan oleh pemerintahan sebelumnya. Penghapusan batasan konversi dolar AS menyebabkan devaluasi peso sebesar 30 persen pada tahun 2016.

Pada tahun 2016, bank sentral menghapus sebagian besar batasan pada konversi dolar AS, yang mengakibatkan devaluasi peso sebesar 30 persen. Hal ini memicu kekhawatiran inflasi baru, sehingga bank sentral Argentina merespons dengan kebijakan moneter yang lebih ketat.

Target inflasi di bawah 5 persen per tahun ditetapkan hingga tahun 2020 untuk menstabilkan ekonomi. Melansir dari Investopedia, saat ini Banco Central de la República Argentina terus melakukan perdagangan langsung di pasar valas untuk memperkuat neraca dan memuluskan fluktuasi nilai mata uang.

Nilai Mata Uang Argentina di Sepanjang Tahun 2023

Warga Uruguay menyeberangi perbatasan untuk mendapatkan harga yang lebih murah
Dengan ekonomi yang goyah, nilai tukar peso Argentina anjlok terhadap dolar AS dan inflasi tahunannya mencapai 115,6%, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebaliknya, ekonomi Uruguay lebih stabil, dengan inflasi rendah dan mata uang yang lebih kuat. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Nilai mata uang Argentina di mata dunia sepanjang tahun 2023 mengalami penurunan tajam. Merujuk pada data Refinitiv, peso Argentina mengalami penurunan sebesar 49,49% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini. Penurunan ini terjadi setelah Argentina mengalami gagal bayar atau default pada tahun 2020, yang mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan menurunkan kepercayaan investor terhadap peso Argentina.

Inflasi di Argentina juga mencapai level yang sangat tinggi, bahkan menembus 100% pada April 2023. Tingkat inflasi yang sangat tinggi ini semakin menekan nilai mata uang Argentina. Situasi ini diperparah oleh ketidakstabilan ekonomi domestik dan kepercayaan yang rendah terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.

Bank sentral Argentina mencoba menanggulangi inflasi yang tinggi dan menstabilkan mata uang dengan kebijakan yang sangat agresif. Bank sentral Argentina meningkatkan suku bunga secara signifikan dari 40% pada Maret 2022 menjadi 118% pada Agustus 2023.

Kebijakan ini diambil untuk menekan inflasi dan mengembalikan kepercayaan terhadap peso Argentina. Langkah ini cukup drastis dan menunjukkan betapa seriusnya masalah ekonomi yang dihadapi negara tersebut. Namun, kebijakan ini juga membawa dampak negatif seperti tingginya biaya pinjaman yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Ketidakstabilan nilai mata uang Argentina tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik, tetapi juga oleh kondisi global. Fluktuasi harga komoditas, perubahan kebijakan moneter di negara-negara maju, dan ketidakpastian geopolitik turut memengaruhi nilai peso.

Nilai mata uang Argentina di mata dunia tersebut menjadi cerminan dari berbagai tantangan ekonomi yang kompleks dan saling terkait. Mereka memerlukan solusi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.

Situasi nilai mata uang Argentina yang terus melemah menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor internasional. Ketidakstabilan ini dapat menyebabkan arus modal keluar dan menurunkan investasi asing. Untuk menghadapi tantangan ini, Argentina perlu mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam memperkuat fundamental ekonominya, menstabilkan inflasi, dan membangun kembali kepercayaan pasar terhadap peso Argentina.

Meskipun langkah-langkah agresif telah diambil oleh bank sentral, hasil yang diinginkan belum sepenuhnya tercapai, menunjukkan perlunya strategi yang lebih holistik dan konsisten untuk masa depan ekonomi Argentina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya