Liputan6.com, Jakarta Tragedi menimpa SMAN 1 Cawas di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ketika ketua OSIS, Fajar Nugroho, meninggal dunia akibat kesetrum di kolam saat merayakan ulang tahunnya pada Selasa (9/7/2024). Kejadian nahas tersebut bermula ketika teman-teman Fajar yang tengah mengikuti kegiatan sekolah mengingat bahwa Fajar sedang berulang tahun dan berinisiatif untuk merayakannya dengan menceburkan Fajar ke dalam kolam.
Kronologi meninggalnya ketua OSIS SMAN 1 Cawas bermula setelah keluar dari kamar mandi, Fajar disiram tepung oleh teman-temannya sebelum dibopong dan diceburkan ke kolam sekolah. Tidak disangka, tindakan tersebut menyebabkan Fajar mengalami kesetrum di dalam kolam.
Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa, mengungkap kronologi peristiwa ini di Klaten. Imbas beberapa siswa SMA tercebur di dalam kolam ini meninggalkan korban luka juga meninggalnya sang ketua OSIS, Fajar Nugroho.
Advertisement
"Saat itu korban keluar dari kamar mandi, terus disiram tepung dan langsung dibopong teman-temannya dan diceburkan ke kolam sekolah," jelas AKP Umar dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (9/7/2024).
1. Persiapan Lomba di Sekolah
Saat itu, Fajar dan teman-temannya tengah sibuk mempersiapkan lomba perkembangan prestasi minat bakat siswa yang akan digelar pada 25 Juli mendatang. Sejak 24 Juni, OSIS telah merencanakan kegiatan tersebut dengan mencari sponsor.
"Kan sejak tanggal 24 Juni OSIS merencanakan untuk cari sponsorship, untuk kegiatan lomba perkembangan prestasi minat bakat siswa yang akan dilaksanakan 25 Juli,"Â lanjut keterangan AKP Umar Mustofa
Pada hari itu, seorang teman Fajar teringat bahwa hari tersebut adalah ulang tahun Fajar. Sekitar empat orang teman Fajar memutuskan untuk merayakannya setelah makan siang dan salat.
"Sekalian dirayakan, sekitar empat orang tadi itu merayakan setelah makan siang dan salat kita (teman-teman Fajar) ceburkan di kolam. Sebelum diceburkan di kolam kasih tepung dulu terus diangkat," lanjutnya.
Advertisement
2. Sempat Berenang Sebelum Kesetrum di Kolam
Saat berada di dalam kolam, Fajar mengalami masalah pada kakinya. Ia mengaku kram sehingga kesulitan untuk kembali ke permukaan. Teman-temannya yang awalnya bergembira segera menyadari ada yang tidak beres. Padahal, Fajar sedang terkena setrum listrik dari dalam kolam.
Teman-teman Fajar pun berinisiatif untuk menolongnya. Beberapa orang berhasil naik kembali ke bibir kolam untuk mematikan saklar listrik kolam. Namun, upaya mereka tidak cukup cepat untuk menyelamatkan nyawa Fajar yang sudah lemah terkena setrum.
"Lalu di kolam (Fajar) sempat mau berusaha untuk mentas (naik) kemudian ngijak setrum itu, katanya (Fajar merasa) kram, padahal kesetrum. Tahunya setrum, temannya itu turun (ke kolam) temannya nolong awalnya satu, terus dua tiga orang nyemplung (kolam)," kata AKP Umar.
Suparno, paman Fajar menyebut, meski diceburkan ke kolam sekolah oleh teman-temannya, namun korban bisa menyelamatkan diri. Korban bahkan sempat berenang berkeliling kolam.
"Dia diceburkan tetapi sebetulnya dia itu kan pintar renang. Jadi sempat berenang sampai muter tiga kali. Terus mau naik enggak tahunya yang dipanjat itu ada pompa air. Mungkin kabelnya lecet atau putus ada strumnya," imbuh Suparno mengutip dari Merdeka.com.
3. Teman Korban Alami Sesak Nafas
Kegembiraan berubah menjadi duka ketika Fajar mengaku kakinya kram saat masih di kolam. Tiga teman lainnya berusaha menolong Fajar, tetapi kesulitan memahami bahwa ia tersetrum listrik. Insiden ini terjadi begitu cepat dan menambah kepanikan di sekitar kolam.
"Yang satu kesetrum juga terus tapi bisa gerak," terang AKP Umar. Teman Fajar yang lain berhasil naik ke bibir kolam dan segera mematikan saklar listrik, berusaha menghentikan arus listrik yang mematikan.
Mustofa menjelaskan beberapa teman Fajar selamat, sementara lainnya yang ada di atas mematikan saklar listrik kolam. Upaya mereka menyelamatkan Fajar sayangnya tidak berhasil, tetapi tindakan cepat mereka mencegah lebih banyak korban.
"Ada satu teman korban yang dirawat di rumah sakit karena mengalami sesak napas saat berusaha menolong korban," jelas Mustofa. Â
Advertisement
4. Keluarga Sudah Ikhlas
Dalam kejadian tragis yang menimpa Fajar, Ketua OSIS, keluarga memutuskan untuk tidak membuat laporan kepolisian. Mustofa menyatakan bahwa keluarga korban telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan tidak ingin melanjutkan proses hukum.
"Kalau pihak keluarga saya dari wakil keluarga sudah bisa menerima. Ya kita ini adalah musibah begitu saja. Jadi mungkin ini enggak tahu, takdir Tuhan itu seperti apa kita enggak tahu. Mungkin ya kalau kemarin itu tidak ada unsur kesengajaan," ujar Suparno (53) paman korban.
Keluarga Fajar dengan hati yang lapang mengikhlaskan kepergiannya. Korban akan dimakamkan oleh keluarga siang ini. Keputusan ini diambil setelah diskusi bersama dengan pihak desa dan sekolah, mengedepankan perdamaian dan ketenangan di tengah duka.
5. Pemakaman Dihadiri Ratusan Pelayat
Lanjut Suparno, jenazah keponakannya dimakamkan jam 11.00 WIB di pemakaman desa, Barepan Desa/Kecamatan Cawas berjarak sekitar 150 meter dari rumah duka.
Kepergian Fajar Nugroho, siswa sekaligus Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyisakan kesedihan mendalam bagi orang tua, keluarga, dan kerabat sekolah. Jenazah Fajar dimakamkan tak jauh dari rumah duka di Dusun Sanggrahan, Desa/Kecamatan Cawas, Klaten, siang ini.
Ratusan pelayat memadati rumah duka, seperti terlihat di lokasi. Isak tangis mengiringi pemberangkatan jenazah ke peristirahatan terakhir, memperlihatkan betapa besar rasa kehilangan yang dirasakan oleh semua yang mengenal Fajar.
Fajar yang dikenal sebagai siswa berprestasi dan Ketua OSIS yang berdedikasi, kini telah tiada. Sosoknya yang ceria dan penuh semangat akan selalu diingat oleh keluarga, teman, dan seluruh warga sekolah.
Advertisement
6. Sosok Fajar di Mata Masyarakat
Keluarga, teman, dan seluruh warga sekolah bersatu dalam doa, mengenang Fajar dengan kenangan baik dan cinta yang mendalam. Kepergian Fajar adalah kehilangan besar bagi semua yang mencintainya, namun kenangan tentangnya akan terus hidup di hati mereka.
"Kalau Fajar sebetulnya baik sekali. Ibaratnya sepantaran mereka, anak itu paling baik. Salatnya rajin, ya di mata masyarakat itu supel dan grapyak," ungkap Suparno.
Suparno juga menjelaskan bahwa Fajar adalah anak kedua dari empat bersaudara. Sosoknya yang selalu sopan dan ramah membuatnya disayangi oleh banyak orang di sekitarnya. Fajar dikenal tidak hanya sebagai siswa berprestasi, tetapi juga sebagai pribadi yang rajin beribadah.