Kenali 8 Penyebab Pasangan Silent Treatment, Hubungan Memang Ada Saja Cobaannya

Perlakuan diam, atau perlakuan tidak berbicara, sering digunakan sebagai senjata dalam konflik hubungan.

oleh Miranti diperbarui 13 Agu 2024, 18:12 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 18:12 WIB
Ilustrasi pasangan kekasih, marah, silent treatment
Ilustrasi pasangan kekasih, marah, silent treatment. (Photo created by yanalya on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Perlakuan diam, atau silent treatment, sering digunakan sebagai senjata dalam konflik hubungan. Dalam situasi seperti ini, seseorang memilih untuk tidak berbicara atau berinteraksi sebagai bentuk hukuman, yang dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Silent treatment, tidak hanya menghentikan komunikasi, tetapi juga membuat pihak yang menerima perlakuan tersebut merasa tidak dihargai dan kesepian. Banyak orang menggunakan perlakuan diam sebagai cara untuk menghindari konfrontasi langsung, meskipun sebenarnya hal ini hanya memperburuk situasi.

Artikel ini akan membahas penyebab para pasangan melakukan silent treatment sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (13/8/2024). Dengan memahaminya, diharapkan agar menjadi pembelajaran bersama tentang metode terbaik merawat hubungan dengan pasangan agar semakin langgeng dan harmonis.

1. Menghindari Konflik

pasangan f - vania
Gambar ilustrasi mengenai Toxic Relationship dapat ditemukan di situs https://www.freepik.com/pressfoto.

Salah satu alasan utama seseorang silent treatment adalah untuk menghindari konflik. Mereka mungkin merasa bahwa membicarakan masalah akan memicu pertengkaran yang lebih besar. Dengan tidak berbicara, mereka berharap masalah akan hilang dengan sendirinya.

2. Mengontrol Situasi

pasangan f - vania
Ilustrasi tentang hubungan beracun dapat ditemukan di https://www.freepik.com/Freepik

Seringkali, orang menggunakan silent treatment sebagai cara untuk menghindari akibat atau tanggung jawab dari tindakan mereka. Dengan tidak berbicara, mereka berharap dapat menghindari pembicaraan mengenai kesalahan atau masalah yang mereka sebabkan.

 

3. Menjaga Harga Diri

Beberapa orang memberikan perlakuan diam karena mereka merasa tersinggung atau terluka. Dengan menarik diri, mereka mencoba melindungi harga diri mereka dari rasa sakit lebih lanjut. Ini adalah cara mereka untuk menunjukkan bahwa mereka tidak akan menerima perlakuan yang dianggap tidak adil. 

4. Menghindari Tanggung Jawab

Terkadang, orang menggunakan perlakuan diam untuk menghindari tanggung jawab atau konsekuensi dari tindakan mereka. Dengan tidak berbicara, mereka berharap dapat menghindari diskusi tentang kesalahan atau masalah yang mereka sebabkan.

5. Menyampaikan Ketidakpuasan

Perlakuan diam bisa menjadi cara untuk menyampaikan ketidakpuasan atau rasa frustrasi tanpa harus mengungkapkan perasaan secara langsung. Ini adalah bentuk komunikasi pasif-agresif yang menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah tanpa mengatakannya secara eksplisit. 

6. Mengatur Emosi

Beberapa orang menggunakan perlakuan diam sebagai cara untuk mengatur emosi mereka sendiri. Mereka mungkin merasa terlalu marah atau sedih untuk berbicara dengan tenang, sehingga memilih untuk diam sampai mereka merasa lebih mampu mengendalikan perasaan mereka.

7. Mencari Perhatian

Dalam beberapa kasus, perlakuan diam digunakan sebagai cara untuk mencari perhatian. Dengan menarik diri, mereka berharap orang lain akan menyadari bahwa ada masalah dan berusaha untuk memperbaikinya. Ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa mereka merasa diabaikan atau tidak dihargai.

8. Rasa Tidak Percaya Diri

Dampak yang Ditimbulkan Silent Treatment
Silent treatment yang berlarut-larut justru dapat memperburuk suatu hubungan. (Foto: Unsplash/Afif Ramdhasuma)

Pasangan yang tidak percaya diri mungkin merasa sulit untuk berbicara tentang masalah dalam hubungan. Mereka merasa tidak memiliki kekuatan untuk mengungkapkan pendapat atau perasaan mereka, sehingga memilih untuk diam.

Dengan pendekatan yang tepat, silent treatment dapat diubah menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan dan membangun kepercayaan yang lebih dalam. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda untuk bijak dalam setiap langkah membina hubungan dengan pasangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya