Stres pada Ibu Menyusui, Kenali 7 Gejala yang Sering Terabaikan

Stres pada ibu menyusui bisa berdampak pada kesehatan ibu dan anak.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 10 Okt 2024, 15:56 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2024, 15:56 WIB
tanda - Vania
Ilustrasi Ibu Menyusui dapat ditemukan di Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Menjadi seorang ibu menyusui adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan kebahagiaan. Proses ini tidak hanya melibatkan pemberian nutrisi penting bagi bayi, tetapi juga membangun ikatan emosional yang kuat antara ibu dan anak. Namun, di balik momen-momen membahagiakan ini, banyak ibu yang mungkin mengalami stres tanpa mereka sadari.

Stres ini bisa berasal dari berbagai faktor, seperti perubahan hormon, kurang tidur, dan tekanan untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sayangnya, gejala stres pada ibu menyusui sering kali terabaikan karena perhatian utama lebih terfokus pada kesejahteraan si kecil. Stres yang tidak terdeteksi ini dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental ibu. 

Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui dan orang-orang di sekitarnya untuk mengenali tanda-tanda stres yang mungkin muncul. Dengan memahami gejala-gejala ini, langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat dapat diambil untuk mendukung kesejahteraan ibu, sehingga mereka dapat menikmati pengalaman menyusui dengan lebih baik, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (10/10/2024).

Gejala Stres pada Ibu Menyusui

tanda - Vania
Gambar Pingsan dari/https://www.freepik.com/freepik 

1. Kelelahan yang Berlebihan

Ibu menyusui sering kali merasa lelah akibat perubahan pola tidur dan tanggung jawab baru yang harus dihadapi. Namun, jika rasa lelah yang dialami berlebihan dan berlangsung lama, kondisi ini bisa menjadi indikasi adanya stres. Apabila Anda merasa lelah terus-menerus meskipun sudah beristirahat dengan cukup, mungkin itu adalah sinyal bahwa Anda sedang mengalami stres.

2. Perubahan Nafsu Makan

Stres dapat mempengaruhi pola makan, baik dengan meningkatkan maupun menurunkan nafsu makan. Ibu menyusui yang sedang mengalami stres mungkin kehilangan selera makan atau justru makan secara berlebihan sebagai cara untuk mengatasi rasa cemas atau tertekan yang dirasakan.

3. Kesulitan Berkonsentrasi

Stres dapat menyebabkan ibu menyusui mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi atau dalam membuat keputusan yang sederhana. Jika Anda merasa sulit fokus pada aktivitas sehari-hari atau sering lupa, ini mungkin merupakan tanda bahwa Anda sedang mengalami stres.

Tekanan pada Ibu Menyusui

Tips Diet Ibu Menyusui
Ilustrasi Tips Diet Ibu Menyusui / Freepik by freepic.diller

4. Perubahan Emosional

Seorang ibu menyusui yang mengalami stres mungkin akan menghadapi perubahan emosi yang signifikan, seperti menjadi lebih mudah tersinggung, merasa sedih, atau cemas tanpa alasan yang jelas. Pergolakan emosi ini dapat mempengaruhi hubungan dengan bayi dan orang-orang di sekitarnya.

5. Masalah Tidur

Walaupun rasa lelah adalah masalah yang biasa, stres dapat memperburuk masalah tidur, termasuk insomnia atau tidur yang tidak nyenyak. Kesulitan untuk tidur meskipun bayi sudah terlelap bisa menjadi indikasi adanya stres.

Tanda Stres pada Ibu yang Menyusui

[Fimela] Menyusui
Ilustrasi ibu menyusui | unsplash.com/@liangkevin

6. Penurunan Produksi ASI

Stres dapat berdampak pada produksi ASI. Jika Anda mengalami penurunan jumlah ASI yang signifikan tanpa alasan medis yang jelas, stres mungkin menjadi faktornya. Penting untuk mendapatkan dukungan dalam mengelola stres demi menjaga produksi ASI tetap optimal.

7. Rasa Bersalah atau Merasa Tidak Memadai

Banyak ibu menyusui merasa bersalah atau tidak memadai dalam perannya. Stres dapat memperburuk perasaan ini, membuat ibu merasa tertekan dan tidak puas dengan diri mereka sendiri. Mengakui perasaan ini dan mencari dukungan adalah langkah penting dalam mengatasi stres.

Menghadapi stres adalah tindakan yang umum bagi ibu menyusui, tetapi dengan mengenali gejalanya, Anda dapat mencari bantuan dan dukungan yang diperlukan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan atau bergabung dengan kelompok dukungan untuk mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya