Gurita Bisnis Keluarga Lukminto Pendiri Sritex, Tak Hanya di Bidang Tekstil

Keluarga Lukminto, pemilik Sritex, menjalankan berbagai lini bisnis dari GOR hingga museum.

oleh Shani Ramadhan Rasyid diperbarui 28 Okt 2024, 15:54 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2024, 15:53 WIB
Sritex
Sritex

Liputan6.com, Jakarta Keluarga Lukminto, yang dikenal luas sebagai pemilik perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex), ternyata memiliki bisnis yang beragam. Selain menggeluti industri tekstil, mereka juga mengelola Gedung Olahraga (GOR) Sritex yang terletak di pusat Kota Solo. Gedung olahraga itupun menjadi tempat diadakannya berbagai event olahraga dan berbagai acara besar.

GOR Sritex tak hanya berfungsi sebagai venue bola voli dan basket, tetapi juga sering digunakan untuk menggelar turnamen olahraga. Baru-baru ini, gedung ini ditunjuk sebagai salah satu lokasi untuk pertandingan bola basket pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII yang akan berlangsung di Solo pada tahun 2024.

Namun di samping GOR Sritex, ada banyak lagi lini bisnis yang dijalankan Keluarga Lukminto. Apa saja?

GOR Sritex sebagai Venue Olahraga

Gor Sritex (sumber foto: pbdjarum.org)
Gor Sritex (sumber foto: pbdjarum.org)

GOR Sritex merupakan salah satu ikon di Kota Solo, menjadi tempat penting untuk berbagai pertandingan olahraga. Selain bola voli dan basket, GOR ini sering dijadikan lokasi acara yang melibatkan banyak orang. “Kami berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan olahraga di Indonesia,” kata seorang perwakilan keluarga Lukminto.

Dengan penunjukan GOR Sritex sebagai lokasi untuk Peparnas XVII, hal ini menunjukkan bahwa fasilitas ini masih relevan dan banyak dicari untuk acara besar. Keberadaan GOR ini juga memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan olahraga di daerah.

Museum Tumurun dan Koleksi Seni

Museum Tumurun (sumber foto: Tripadvisor)
Museum Tumurun (sumber foto: Tripadvisor)

Selain GOR, keluarga Lukminto juga mengelola Museum Tumurun, yang menyimpan koleksi seni instalasi, seni kontemporer, lukisan, dan mobil antik. Awalnya, museum ini adalah koleksi pribadi yang kini telah dibuka untuk umum dengan tiket masuk berbayar.

Museum Tumurun tidak hanya menawarkan pengalaman seni yang beragam, tetapi juga menjadi wadah untuk menghargai karya seni lokal. Pendirian museum ini sebagai penghormatan kepada sang ayah, Lukminto, yang dikenal sebagai kolektor seni, menjadi salah satu cara keluarga ini untuk mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi mendatang.

Hotel dan Restoran

Keluarga Lukminto, melalui anak perusahaan PT Wisma Utama Binaloka, juga terlibat dalam industri perhotelan dan kuliner. Mereka mengoperasikan beberapa hotel dan restoran, termasuk Restoran Diamond, Grand Orchid, dan @Hom, serta Hotel Grand Quality di Yogyakarta.

Dengan pengoperasian dua Hotel Holiday Inn Express di Yogyakarta dan Bali, serta beberapa hotel lain seperti Horison dan Solo Mansion, Sritex menunjukkan kemampuannya dalam mengelola lini bisnis yang beragam. Strategi diversifikasi ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di tengah tantangan yang dihadapi.

Upaya Penyelamatan Karyawan Sritex

Menanggapi situasi terkini, di mana Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang, Presiden Prabowo Subianto mengutus empat menteri untuk menyelidiki opsi penyelamatan perusahaan. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, “Pemerintah akan berupaya menyelamatkan karyawan Sritex dari pemutusan hubungan kerja.”

Langkah pemerintah ini menunjukkan kepedulian terhadap karyawan dan berupaya mencari solusi terbaik agar tidak terjadi PHK massal. Fokus utama saat ini adalah menciptakan skema yang memungkinkan perusahaan dan karyawan tetap dapat bertahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya