Apa Sebab Suhu Panas yang Melanda Indonesia Saat Ini? Dirasakan Masyarakat Pagi hingga Malam Hari

Suhu panas ekstrem melanda Indonesia dengan suhu mencapai 38 derajat. Simak penyebab dan langkah antisipasinya.

oleh Nurul Diva diperbarui 30 Okt 2024, 15:59 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2024, 15:59 WIB
Ilustrasi suhu panas/Pixabay
Ilustrasi suhu panas

Liputan6.com, Jakarta Indonesia saat ini tengah dilanda gelombang panas yang terasa di berbagai daerah, dengan suhu mencapai angka tertinggi hingga 38,4 derajat Celsius. Kondisi cuaca ekstrem ini memengaruhi wilayah seperti Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, hingga sebagian Kalimantan dan Sumatra. Fenomena ini membuat masyarakat bertanya-tanya, apa penyebab suhu panas yang melanda negara ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa suhu panas ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk posisi matahari di atas khatulistiwa dan minimnya tutupan awan. BMKG juga menegaskan bahwa gelombang panas ini masih dalam kategori wajar dan tidak berhubungan dengan perubahan musim. Meski demikian, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak suhu tinggi.

Kondisi suhu panas ini tidak hanya terasa pada siang hari, namun juga pada malam hari, yang membuat masyarakat merasakan kehangatan yang terus-menerus. Panas yang dilepaskan oleh bumi setelah menyerap sinar matahari pada siang hari menjadi salah satu faktor utama yang memperparah kondisi tersebut.

Penyebab Suhu Panas yang Melanda Indonesia

Suhu panas yang melanda Indonesia saat ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor meteorologis. Salah satu faktor utamanya adalah minimnya tutupan awan yang memungkinkan sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa penghalang. Wilayah Indonesia, terutama di bagian selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, saat ini tengah berada dalam puncak musim kemarau.

Minimnya awan ini memicu intensitas panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan biasanya, terutama di wilayah-wilayah yang berada di dekat khatulistiwa. Selain itu, posisi semu matahari yang berada tepat di atas khatulistiwa juga meningkatkan intensitas panas yang dirasakan di berbagai daerah di Indonesia.

BMKG juga menyebutkan bahwa fenomena cuaca ini masih dalam batas normal dan tidak berkaitan dengan perubahan musim, meskipun dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat di banyak daerah.

Daerah Terdampak Suhu Panas Ekstrem

Berdasarkan data dari BMKG, suhu panas tertinggi tercatat di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, dengan suhu mencapai 38,4 derajat Celsius. Selain itu, wilayah Majalengka, Jawa Barat, serta Semarang, Jawa Tengah, juga mengalami suhu lebih dari 37 derajat Celsius dalam 24 jam terakhir.

Selain di Jawa dan Nusa Tenggara, beberapa wilayah lain seperti Lampung, Bulungan di Kalimantan Utara, hingga Sikka di Nusa Tenggara Timur juga mengalami suhu panas maksimum sekitar 35,4 hingga 36,4 derajat Celsius. Suhu yang tinggi ini menyebar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk sebagian besar Jakarta dan Banten, serta beberapa daerah di Kalimantan dan Sulawesi.

Fenomena suhu panas ini memengaruhi kondisi lingkungan dan aktivitas masyarakat, terutama di daerah yang mengalami curah hujan minim akibat fenomena Madden Julian Oscillation (MJO). Meskipun ada hujan sementara, hal ini tidak berarti masuknya musim penghujan di Indonesia.

Pengaruh Pergerakan Angin dan Posisi Matahari

Selain tutupan awan yang minim, pergerakan angin juga memengaruhi suhu panas di Indonesia. Pada Oktober 2024, angin timuran mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia, yang berkontribusi pada minimnya pembentukan awan dan curah hujan. Belokan angin yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan juga berpengaruh pada suhu panas yang dirasakan di wilayah tersebut.

Posisi matahari yang berada di atas khatulistiwa juga menjadi faktor utama dalam meningkatnya suhu di Indonesia. Pergerakan semu matahari ini menyebabkan paparan sinar matahari menjadi lebih intens di wilayah-wilayah yang terletak di dekat garis khatulistiwa, sehingga suhu terasa lebih panas dari biasanya.

Efek dari pergerakan matahari ini dapat terlihat dengan meningkatnya suhu pada siang hari dan terus dirasakan hingga malam hari, karena bumi melepaskan panas yang diserap pada siang hari.

Imbauan BMKG untuk Masyarakat

BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak suhu panas yang melanda saat ini. Salah satu langkah penting yang disarankan adalah menjaga asupan cairan dengan mengonsumsi air putih secara cukup dan teratur untuk mencegah dehidrasi. Terutama bagi masyarakat yang sering beraktivitas di luar ruangan, hidrasi menjadi hal yang sangat krusial.

Selain itu, penggunaan pelindung seperti topi, payung, atau kacamata hitam sangat dianjurkan untuk melindungi tubuh dari paparan sinar matahari langsung. Penggunaan tabir surya juga disarankan untuk mengurangi risiko kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet (UV) yang semakin intens di siang hari.

BMKG juga mengingatkan agar masyarakat menghindari aktivitas pembakaran di area terbuka, terutama di lahan kosong dan hutan, karena kondisi cuaca panas yang ekstrem meningkatkan risiko kebakaran. Pemerintah daerah pun diimbau untuk melakukan penyiraman darat guna mengurangi potensi kebakaran, terutama di kawasan hutan dan tempat pembuangan sampah.

Prediksi Cuaca dan Dampak Jangka Panjang

BMKG memperkirakan bahwa suhu panas di Indonesia akan terus berlangsung hingga akhir Oktober 2024. Meskipun beberapa daerah mulai mengalami hujan akibat fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), suhu panas tetap akan mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. BMKG juga mencatat bahwa curah hujan yang turun di beberapa wilayah belum menandai awal musim penghujan.

Suhu panas ekstrem ini diharapkan mulai mereda seiring dengan pergeseran musim kemarau menuju musim penghujan pada bulan November. Namun, kondisi cuaca yang serupa dapat terjadi lagi di masa mendatang, terutama saat peralihan musim atau adanya fenomena cuaca ekstrem lainnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena suhu panas di Indonesia cenderung meningkat akibat perubahan iklim global. Oleh karena itu, BMKG terus memantau perkembangan anomali suhu laut di Samudra Hindia dan Pasifik yang dapat memengaruhi pola cuaca di Indonesia dalam jangka panjang.

Mengapa Indonesia mengalami suhu panas saat ini?

Indonesia mengalami suhu panas karena minimnya tutupan awan selama puncak musim kemarau, sehingga sinar matahari langsung menyentuh bumi.

Berapa suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia saat ini?

Suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia saat ini mencapai 38,4 derajat Celsius, terjadi di Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

Bagaimana cara mengurangi dampak suhu panas?

BMKG menyarankan masyarakat untuk minum cukup air, menggunakan pelindung seperti topi, payung, dan tabir surya, serta menghindari aktivitas pembakaran di lahan kosong.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya