Liputan6.com, Jakarta Sektor pertanian berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi. Tak hanya itu, sektor pertanian juga menjadi fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan.
Baca Juga
Advertisement
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menunjukkan komitmennya dalam berperan aktif mendukung ketahanan pangan nasional. Hingga akhir September 2024, BRI telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp199,83 triliun kepada sektor pertanian, kehutanan dan pertanian.
Kredit yang disalurkan BRI mencakup berbagai subsektor pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hingga peternakan dan perikanan. Pendekatan yang diambil BRI tidak hanya fokus pada penyaluran dana, tetapi juga mencakup pemberdayaan petani melalui program pendampingan, pelatihan, dan digitalisasi sektor pertanian.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, bahwa sektor pertanian bukan hanya tulang punggung perekonomian nasional, tetapi juga kunci dalam memastikan ketahanan pangan bagi masyarakat.
"Oleh karena itu, kami terus memperluas akses pembiayaan kepada para pelaku di sektor ini, termasuk petani, UMKM, dan pelaku agribisnis lainnya," ujar Sunarso.
Dukung petani makin produktif
Salah satu petani yang sudah menikmati akses pembiayaan dari BRI adalah Dodik Handoko, seorang petani alpukat dari Probolinggo, Jawa Timur. Dodik mulai berkenalan dengan BRI sejak 2015. Saat itu, ia pertama kali mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp50 juta dari BRI. Modal tersebut menjadi titik awal perkembangan usaha Dodik yang kini mampu memasarkan alpukat hingga puluhan ton setiap musimnya.
Dodik pun meningkatkan pinjaman KUR-nya hingga Rp150 juta seiring dengan ekspansi usaha. Menariknya, pembayaran pinjaman selalu lancar tanpa kendala. Ia menyebut kemitraannya dengan BRI sebagai salah satu faktor utama yang membuat usahanya tetap stabil hingga sekarang.
"Dengan BRI, kami tak bingung cari pinjaman ke mana. Alhamdulillah, pembayaran juga lancar. Kami sangat terbantu," ungkapnya.
Kini Dodik juga menjadi Ketua Klaster Alpukat Probolinggo yang merupakan bagian dari Klasterku Hidupku. Program ini merupakan pemberdayaan BRI dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk terus berkembang.
Advertisement
Pemberdayaan desa
Pengembangan sektor pertanian yang dilakukan oleh BRI juga diimplementasi melalui program Desa BRILiaN. Salah satu contoh keberhasilannya adalah Desa Bansari di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang sukses mengembangkan Melon Premium menggunakan teknologi hidroponik.
Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga membawa Desa Bansari menjadi Juara Desa BRILiaN 2023, sebuah program unggulan BRI yang mendorong pembangunan ekonomi desa yang inklusif dan berkelanjutan.
Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Tirta Sembada Hendi Nurseto menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara Melon Premium yang diproduksinya dengan melon konvensional.
“Melon Premium ditanam di dalam greenhouse dengan sistem hidroponik. Berbeda dengan melon biasa, Melon Premium memiliki rasa yang lebih manis dan aroma yang lebih wangi. Kualitas ini membuat produk kami memiliki nilai jual lebih tinggi dan menjadi alternatif dari melon impor”, ujarnya.
Melalui dukungan pemberdayaan ekosistem bisnis dari BRI, 24 greenhouse berhasil memproduksi Melon Premium dengan kualitas unggul. Dalam setiap periode panen yang berlangsung tiga bulan sekali, petani mampu meraih omzet bersih hingga 20 juta rupiah per greenhouse.
Produk Melon Premium dari Desa Bansari telah berhasil dipasarkan langsung ke ritel modern di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Distribusi ini difasilitasi oleh BRI melalui konektivitas dengan perusahaan dan jaringan pasar yang lebih luas, memotong rantai distribusi agar produk lebih efisien dan bernilai jual tinggi. Selain itu, pemasaran secara digital melalui e-commerce turut memperluas jangkauan pemasaran.
Transformasi pertanian di Desa Bansari tidak terlepas dari dukungan BRI melalui permodalan yang memungkinkan petani membangun infrastruktur greenhouse dan beralih ke teknologi pertanian modern.
Penyaluran KUR oleh BRI
Pada akhir November 2024, BRI mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp175,66 triliun kepada 3,7 juta debitur UMKM. Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan.
"Melalui KUR, kami tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh lebih berkelanjutan," ujar Supari.
BRI mencatat penyaluran KUR tersebar merata di berbagai wilayah Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan sektor produksi. Merujuk pada data kajian yang dilakukan BRI dan BRIN, KUR menaikkan rata-rata pendapatan debitur sebesar 32%-50%. KUR juga mampu meningkatkan keuntungan sekitar 34%-38%.
“Sektor Pertanian menjadi penyumbang terbesar diantara sektor lainnya yaitu senilai Rp.69,60 triliun atau mengambil porsi 39,62%,” tambah Supari.
Debitur KUR juga menghadapi peningkatan pengeluaran melalui angsuran KUR dan biaya teknis lainnya. Namun demikian, keterampilan teknis dapat mendorong efisiensi biaya. Di samping itu, pelaku usaha yang mendapatkan KUR cenderung memiliki tenaga kerja 28% lebih banyak ketimbang non debitur KUR.
Advertisement