Liputan6.com, Jakarta Banjir besar kembali melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir. Hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan luapan sungai yang menggenangi permukiman warga hingga merusak fasilitas umum dan infrastruktur. Pemerintah daerah bergerak cepat dengan menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Situbondo, Nyai Khoirani, mengatakan bahwa Surat Keputusan (SK) penetapan status tanggap darurat sudah ditandatangani sejak Rabu (5/2) untuk mempercepat penanganan. "SK penetapan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi sudah saya tandatangani pada Rabu (5/2), berdasarkan laporan kejadian bencana alam," kata Nyai Khoirani seperti yang dikutip dari ANTARA.
Advertisement
Baca Juga
Banjir yang terjadi selama tiga hari ini berdampak luas di beberapa kecamatan. Ratusan rumah terendam, akses jalan terganggu, dan warga mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain banjir, tanah longsor dan angin kencang juga memperparah situasi, menyebabkan pohon tumbang serta putusnya akses di beberapa wilayah.
Advertisement
1. Kronologi Banjir: Hujan Deras hingga Luapan Sungai
Bencana ini bermula sejak Senin (3/2) ketika hujan deras mengguyur Situbondo tanpa henti. Air sungai yang meluap menyebabkan banjir bandang di Desa Tambak Ukir dan Desa Kendit, Kecamatan Kendit, merendam ratusan rumah. Sekitar 20 rumah dilaporkan mengalami kerusakan total, sementara lainnya rusak ringan hingga berat.
Pada hari yang sama, banjir juga melanda Desa Melandingan Kulon dan Desa Sumberpinang di Kecamatan Melandingan. Luapan air dari sungai setempat merendam sekitar 700 rumah, menghambat aktivitas warga, serta merusak sawah dan fasilitas umum. Hingga Selasa (4/2), longsor di Desa Patemon, Kecamatan Bungatan, menutup akses antar-dusun, membuat warga terisolasi.
Puncaknya terjadi pada Rabu (6/2), ketika Sungai Lubawang di Kecamatan Banyuglugur meluap dan merendam permukiman di Desa Kalianget. Ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter, memaksa banyak warga mengungsi ke Masjid Nurut Taufiq.
"Banjir ini berasal dari luapan Sungai Lubawang dan jaraknya sekitar 500 meter dari pemukiman," kata Ali Said, salah seorang warga terdampak.
Advertisement
2. Dampak Bencana: Rumah, Infrastruktur, dan Lahan Pertanian Terendam
Banjir ini tidak hanya merendam rumah, tetapi juga merusak berbagai infrastruktur penting. Di Dusun Ngabinan, Desa Patemon, jembatan utama terputus akibat banjir bandang, membuat sekitar 250 kepala keluarga terisolasi.
Selain itu, SMKN 1 Kendit turut terdampak banjir sejak Senin (3/2). "Air ini berasal dari luapan air sungai dan dari sawah yang mengelilingi sekolah kami," ujar Kepala Sekolah Susiana. Ruang guru, ruang kepala sekolah, hingga ruang administrasi terendam, sehingga proses belajar mengajar harus dialihkan secara daring.
Kerusakan juga terjadi di sektor pertanian. Ratusan hektare sawah yang siap panen terendam banjir, menyebabkan petani mengalami kerugian besar. Tak hanya itu, puluhan ternak, seperti sapi, domba, dan kambing, dilaporkan hanyut terbawa arus banjir.
3. Respons Pemerintah: Status Darurat dan Bantuan bagi Korban
Sebagai respons cepat, Pemkab Situbondo menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi untuk mempercepat upaya penanganan. "Kalau dari pemerintah daerah sudah mendirikan dapur umum di kantor kecamatan yang wilayahnya terdampak bencana banjir, banjir bandang maupun longsor," jelas Nyai Khoirani.
BPBD Kabupaten Situbondo juga telah mengajukan penggunaan dana belanja tak terduga (BTT) guna membantu korban. Bantuan logistik dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan BNPB mulai disalurkan, termasuk sembako, terpal, matras, tikar, pakaian, hingga peralatan seperti cangkul dan sekop.
Advertisement
4. Kendala di Lapangan: Evakuasi dan Distribusi Bantuan
Meski bantuan mulai disalurkan, evakuasi warga masih menghadapi kendala. Banyak wilayah terdampak sulit dijangkau karena akses jalan terendam air dan tertutup material longsor.
Di sisi lain, distribusi bantuan harus dilakukan secara bertahap mengingat jumlah warga terdampak yang cukup besar. Pemerintah daerah mengimbau warga untuk tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi demi keselamatan mereka.
5. Upaya Pencegahan Banjir di Masa Depan
Banjir ini menjadi pengingat pentingnya sistem peringatan dini yang lebih efektif. Pemerintah didorong untuk meningkatkan teknologi pemantauan cuaca dan memberikan peringatan lebih cepat kepada masyarakat.
Selain itu, penguatan infrastruktur seperti pembangunan tanggul dan perbaikan drainase menjadi prioritas untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana juga diperlukan agar warga lebih siap menghadapi potensi bencana serupa.
Advertisement
Pertanyaan & Jawaban Seputar Banjir di Situbondo
1. Apa penyebab utama banjir di Situbondo?
Banjir di Situbondo disebabkan oleh hujan deras berkepanjangan yang membuat sungai meluap dan merendam permukiman warga.
2. Wilayah mana saja yang terdampak banjir?
Beberapa wilayah terdampak meliputi Kecamatan Kendit, Kecamatan Melandingan, Kecamatan Bungatan, dan Kecamatan Banyuglugur.
3. Apa langkah yang diambil pemerintah dalam menangani banjir ini?
Pemerintah menetapkan status tanggap darurat, mendirikan dapur umum, menyalurkan bantuan logistik, dan melakukan evakuasi warga terdampak.
4. Bagaimana cara mencegah banjir di masa depan?
Pencegahan dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem drainase, membangun tanggul, meningkatkan sistem peringatan dini, dan mengedukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana.