Cara Mengatasi Demam dengan Akar Alang-Alang, Ramuan Tradisional yang Telah Teruji

Pembuatan ramuan akar alang-alang memerlukan beberapa tahapan. Langkah pertama adalah memilih akar alang-alang segar dengan ciri-ciri berwarna putih kekuningan dan tidak berbau menyengat.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Feb 2025, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2025, 11:00 WIB
[Bintang] 8 Akar Tanaman yang Bisa Diracik Sebagai Ramuan Obat
Akar alang-alang. (Via: manfaatbuah.asia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Ramuan akar alang-alang untuk menurunkan demam telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dinas Kesehatan beberapa daerah di Indonesia mencatat penggunaan tanaman ini sebagai salah satu metode tradisional dalam penanganan awal demam.

Pembuatan ramuan akar alang-alang memerlukan beberapa tahapan. Langkah pertama adalah memilih akar alang-alang segar dengan ciri-ciri berwarna putih kekuningan dan tidak berbau menyengat.

Mengutip dari berbagai sumber, akar yang digunakan sebaiknya berukuran sedang dengan panjang sekitar 15-20 sentimeter. Proses penyiapan dimulai dengan membersihkan akar dari tanah dan kotoran yang menempel.

Pencucian dilakukan di bawah air mengalir sambil digosok perlahan untuk menghilangkan sisa tanah. Akar yang telah bersih dipotong menjadi beberapa bagian untuk memudahkan proses perebusan.

Dua genggam akar alang-alang direbus dalam dua liter air hingga mendidih. Api dikecilkan dan proses perebusan dilanjutkan hingga air menyusut menjadi setengahnya, menghasilkan cairan berwarna kecoklatan.

Laboratorium Farmakologi di beberapa universitas menyarankan konsumsi air rebusan dalam keadaan hangat. Dosis yang dianjurkan adalah satu gelas (200 ml) setiap 4-6 jam.

Efek ini dapat bertahan selama 3-4 jam, memberikan waktu bagi tubuh untuk menormalkan suhu secara bertahap. Penggunaan ramuan tidak disarankan melebihi tiga hari berturut-turut.

Penyimpanan sisa ramuan juga memerlukan perhatian khusus. Air rebusan yang tidak langsung dikonsumsi dapat disimpan dalam wadah tertutup di lemari pendingin selama maksimal 24 jam.

Sebelum dikonsumsi kembali, ramuan harus dipanaskan hingga hangat. Penggunaan ramuan yang telah disimpan lebih dari 24 jam tidak dianjurkan karena penurunan khasiat dan risiko kontaminasi.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya