Kisah 7 Artis Mualaf Jalani Beda Keyakinan dari Keluarga, Clara Shinta Sempat Ditentang

Liputan6.com, Jakarta Menjadi mualaf bukanlah perjalanan yang mudah, terutama bagi para artis yang harus menghadapi penolakan dari keluarga mereka. Kisah Clara Shinta, yang memutuskan untuk memeluk Islam pada tahun 2017, menjadi salah satu contoh nyata dari tantangan tersebut.

Clara Shinta mengambil keputusan menjadi mualaf tanpa sepengetahuan keluarganya, dan mengungkapkan keputusannya setelah menjalani ibadah umrah. Meskipun ibunya merasa kecewa dan tidak mendukung, Clara Shinta tetap melanjutkan keyakinannya dan kini telah menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim selama lebih dari delapan tahun.

Banyak artis lainnya juga mengalami hal serupa, di mana keputusan untuk menjadi mualaf sering kali dihadapkan pada tantangan dari keluarga dan lingkungan sekitar. Namun ada juga artis yang tetap didukung keluarga usai memilih memeluk agama islam.

Berikut Liputna6.com merangkum kisah tujuh artis mualaf yang menghadapi penolakan dari keluarga mereka dari berbagai sumber, Kamis (6/3/2024).  

Clara Shinta sempat mengalami penolakan dari keluarganya saat memutuskan untuk menjadi mualaf pada tahun 2017. Setelah umrah, ia memberitahu keluarganya tentang keputusan tersebut, dan ibunya merasa kecewa meskipun tidak menjauhinya.

Setelah hampir delapan tahun menjadi Muslim, Clara merasakan banyak perubahan positif dalam hidupnya. Kini, orang tuanya semakin dekat dan mendukung keputusannya setelah melihat pelajaran yang didapat dari agama Islam.

Inggrid Kansil lahir dari orang tua yang berbeda agama, ayahnya Kristen dan ibunya Islam. Ia memutuskan untuk menjadi mualaf pada 1997, saat berusia 23 tahun, meskipun sempat ditentang oleh sang ayah.

Menariknya, setelah melihat keyakinan putrinya, sang ayah akhirnya juga memutuskan untuk memeluk Islam. Inggrid menceritakan bahwa keputusannya berawal dari banyaknya diskusi dan pembelajaran tentang berbagai agama.

Wulan Guritno merupakan artis yang sudah beragama Islam sejak lahir, namun kedua orang tuanya memiliki keyakinan yang berbeda. Ayahnya, Joko Guritno, adalah seorang Muslim, sedangkan ibunya, Deana Battams, memeluk agama Nasrani.

Wulan merasakan keindahan bertoleransi meskipun ada perbedaan agama dalam keluarganya. Ia percaya bahwa perbedaan tersebut justru memberikan sensasi yang menentramkan hati dan memperkuat hubungan keluarga.

Ayana Moon memutuskan untuk memeluk Islam pada tahun 2012, meskipun harus menghadapi penolakan dari keluarganya. Ia bahkan sempat diancam oleh orangtuanya untuk tidak diakui sebagai anak.

Namun, Ayana tetap teguh pada keyakinan barunya, didukung oleh paman yang membimbingnya. Adiknya, Aydin Moon, juga mengikuti jejaknya menjadi mualaf pada tahun 2019.

Astrid Kuya, yang berasal dari keluarga pendeta, juga mengalami penolakan ketika memutuskan untuk menjadi mualaf. Ia mengaku sempat bertengkar dengan ibunya saat menyampaikan keputusannya.

Walau begitu, Astrid merasa bahagia karena ibunya akhirnya menerima keputusannya dan mereka kini semakin dekat. Ia telah lama meyakini Islam meskipun tumbuh di lingkungan non-Muslim.

Larissa Chou menjadi mualaf pada tahun 2015 dan tetap menjaga hubungan baik dengan keluarganya yang berbeda keyakinan. Ia menunjukkan konsistensi dalam keyakinannya dan tetap merayakan hari besar agama bersama keluarganya.

Keharmonisan antara Larissa dan ibunya, Julie Tan Harisman, meskipun memiliki perbedaan keyakinan, menjadi contoh toleransi yang baik. Mereka tetap kompak dan rukun dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Angel Lelga menjadi mualaf pada tahun 2003 dan mengalami banyak penolakan dari keluarganya. Meskipun mengalami resistensi, ia tetap istiqomah dalam menjalani keyakinannya dan kini merasa menemukan arah hidup yang lebih baik.

Angel percaya bahwa ajaran agama Islam selalu mengarah pada kebaikan dan membantu dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Perjalanannya sebagai mualaf membawanya pada pemahaman yang lebih mendalam tentang hidup.