Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Ahli Diagnosa dan Pengobatan Berbagai Penyakit

Mengenal dokter spesialis penyakit dalam, keahliannya dalam menangani berbagai penyakit organ dalam hingga subspesialisasinya, dan kapan Anda perlu memeriksakan diri.

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 15 Apr 2025, 16:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2025, 16:30 WIB
ilustrasi dokter
ilustrasi dokter (Foto: Pexels.com/Raw Pixel)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis penyakit dalam, atau internis, adalah garda terdepan dalam penanganan berbagai masalah kesehatan pada orang dewasa dan lansia. Mereka ahli dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit yang menyerang organ-organ dalam tubuh, mulai dari jantung hingga sistem pencernaan. Peran mereka sangat krusial dalam sistem kesehatan, menangani berbagai kondisi medis kompleks dan memberikan perawatan komprehensif bagi pasien.

Bidang keahlian dokter spesialis penyakit dalam sangat luas. Mereka tidak hanya menangani satu jenis penyakit, tetapi berbagai macam gangguan kesehatan. Mulai dari penyakit infeksi hingga gangguan metabolik, semuanya menjadi ranah keahlian mereka. Kemampuan mendiagnosis dan memberikan solusi tepat menjadi kunci keberhasilan pengobatan yang mereka berikan kepada pasien.

Dengan cakupan yang luas, dokter spesialis penyakit dalam sering menjadi rujukan pertama untuk berbagai gejala kesehatan yang tidak jelas penyebabnya. Mereka bertindak sebagai detektif medis, menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab penyakit dan memberikan perawatan yang tepat sasaran. Hal ini membuat peran mereka sangat penting dalam sistem perawatan kesehatan modern.

Untuk lebih mengenal profesi dokter spesialis penyakit dalam, berikut ini telah Liputan6.com rangkum tugas dan peran pentingnya, pada Selasa (15/4).

Peran dan Tugas Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Peran dan Tugas Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Peran utama seorang dokter spesialis penyakit dalam adalah mendiagnosis, merawat, dan mengelola berbagai macam penyakit pada organ dalam tubuh manusia. Sebagai seorang internis, dokter memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai kondisi medis yang melibatkan organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, lambung, dan sistem organ lainnya. Keahlian mereka tidak terbatas pada satu sistem organ saja, melainkan mencakup pemahaman komprehensif tentang bagaimana berbagai sistem organ saling berinteraksi.

Dalam praktik sehari-hari, dokter spesialis penyakit dalam melakukan konsultasi dengan pasien untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatan mereka. Proses ini melibatkan anamnesis atau wawancara medis yang mendalam, pemeriksaan fisik menyeluruh, serta evaluasi hasil tes dan pemeriksaan penunjang. Melalui pendekatan sistematis ini, internis berupaya mengidentifikasi penyebab dari gejala yang dialami pasien dan memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat.

Selain mendiagnosis dan merawat pasien, dokter spesialis penyakit dalam juga berperan penting dalam pencegahan penyakit. Mereka memberikan edukasi kepada pasien tentang gaya hidup sehat, faktor risiko penyakit, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk menghindari komplikasi atau kekambuhan penyakit. Internis juga sering menjadi koordinator perawatan bagi pasien dengan kondisi medis kompleks yang memerlukan penanganan dari beberapa spesialis berbeda.

Dokter spesialis penyakit dalam juga memiliki peran dalam memberikan pengobatan intensif bagi pasien yang berada dalam kondisi kritis. Mereka memantau perkembangan kondisi pasien secara teliti, melakukan penyesuaian terapi sesuai respons pasien, dan mengambil keputusan medis yang tepat dan cepat ketika terjadi perubahan kondisi pasien. Dalam banyak kasus, internis menangani pasien secara jangka panjang, terutama bagi mereka yang menderita penyakit kronis yang memerlukan pengelolaan berkelanjutan.

Berbagai Penyakit yang Ditangani Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Dokter spesialis penyakit dalam menangani berbagai penyakit dan kondisi, termasuk penyakit organ dalam seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan saluran pencernaan. Mereka juga ahli dalam menangani gangguan metabolik seperti diabetes dan gangguan tiroid, serta penyakit infeksi, gangguan imunologi, dan gangguan hematologi. Bahkan, masalah hipertensi dan gangguan psikosomatik pun termasuk dalam lingkup keahlian mereka.

Lebih detailnya, beberapa contoh penyakit yang ditangani meliputi penyakit jantung koroner, gagal jantung, pneumonia, gagal ginjal, sirosis hati, penyakit radang usus, diabetes tipe 1 dan 2, hipotiroidisme, infeksi bakteri seperti pneumonia, infeksi virus seperti influenza, penyakit autoimun seperti lupus, anemia, dan gangguan pembekuan darah. Kondisi seperti hipertensi sering ditangani oleh subspesialis ginjal dan hipertensi (Sp.PD-KGH), sementara gangguan psikosomatik ditangani oleh subspesialisasi psikosomatik (Sp.PD-KPsi).

Meskipun tidak selalu menjadi fokus utama, dokter spesialis penyakit dalam juga dapat memberikan penanganan awal untuk masalah kulit ringan, cedera ringan, dan beberapa masalah kesehatan seksual. Namun, untuk penanganan lebih lanjut, biasanya pasien akan dirujuk ke spesialis terkait.

Karena luasnya bidang penyakit dalam, banyak dokter memilih untuk berspesialisasi lebih lanjut. Ini memastikan penanganan yang lebih spesifik dan mendalam terhadap berbagai penyakit.

Subspesialisasi Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Kedokteran penyakit dalam merupakan bidang yang sangat luas, sehingga terdapat subspesialisasi yang memungkinkan dokter untuk fokus pada area tertentu. Terdapat 11 cabang subspesialisasi dokter penyakit dalam yang masing-masing menangani penyakit spesifik sesuai bidang ilmu yang dipelajari. Dokter penyakit dalam yang mendalami salah satu subspesialisasi ini disebut sebagai konsultan, dengan gelar tambahan yang menunjukkan keahlian khususnya.

1. Kardiologi (Sp.PD-KKV)

Fokus: Sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah)

Penyakit yang ditangani: Gagal jantung, penyakit jantung koroner, serangan jantung, aritmia, kardiomiopati, syok kardiogenik, penyakit katup jantung, penyakit arteri perifer

2. Endokrinologi dan Metabolik (Sp.PD-KEMD)

Fokus: Sistem kelenjar dan hormon tubuh serta kelainan metabolik

Penyakit yang ditangani: Diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit kelenjar adrenal, hiperkalsemia, hipokalsemia, obesitas terkait gangguan hormon

3. Gastroenterologi dan Hepatologi (Sp.PD-KGEH)

Fokus: Sistem pencernaan (lambung, usus, hati, kantong empedu, pankreas)

Penyakit yang ditangani: Gastritis, penyakit asam lambung, tukak lambung, hepatitis, gagal hati, perlemakan hati, sirosis, irritable bowel syndrome, pankreatitis

4. Hematologi dan Onkologi (Sp.PD-KHOM)

Fokus: Kelainan darah dan kanker

Penyakit yang ditangani: Anemia, thalasemia, hemofilia, leukemia, limfoma, kelainan sumsum tulang

5. Pulmonologi (Sp.PD-KP)

Fokus: Penyakit sistem pernapasan

Penyakit yang ditangani: Asma, pneumonia, bronkitis, emfisema, tuberkulosis, PPOK, efusi pleura

6. Nefrologi dan Hipertensi (Sp.PD-KGH)

Fokus: Penyakit ginjal dan tekanan darah tinggi

Penyakit yang ditangani: Gagal ginjal akut dan kronis, nefropati diabetik, glomerulonefritis, infeksi saluran kemih, batu ginjal

7. Reumatologi (Sp.PD-KR)

Fokus: Penyakit sendi, otot, tulang dan jaringan ikat

Penyakit yang ditangani: Lupus, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, radang tulang belakang, fibromyalgia, penyakit asam urat

8. Alergi dan Imunologi (Sp.PD-KAI)

Fokus: Penyakit akibat alergi dan gangguan kekebalan tubuh

Penyakit yang ditangani: Asma, rinitis alergi, urtikaria (biduran), angioedema

9. Geriatri (Sp.PD-KGer)

Fokus: Gangguan medis pada pasien lansia terkait proses penuaan

Penyakit yang ditangani: Sindrom geriatri, demensia, inkontinensia urin, osteoarthritis, osteoporosis

10. Psikosomatik (Sp.PD-KPsi)

Fokus: Gangguan psikosomatik dan gangguan fungsi tubuh terkait masalah psikologis

Penyakit yang ditangani: Sindrom kelelahan kronik, sakit kepala tegang, disfungsi seksual, nyeri terkait masalah psikologis

11. Penyakit Tropik-Infeksi (Sp.PD-KPTI)

Fokus: Penyakit infeksi menular (virus, bakteri, jamur, parasit)

Penyakit yang ditangani: Demam berdarah dengue, chikungunya, malaria, demam tifoid, tetanus, sepsis

Subspesialisasi ini memungkinkan penanganan yang lebih terfokus dan efektif untuk berbagai kondisi medis yang kompleks. Dengan keahlian yang lebih spesifik, dokter dapat memberikan perawatan terbaik bagi pasien.

Kapan Harus ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam?

Anda perlu mengunjungi dokter spesialis penyakit dalam jika mengalami gejala yang menetap atau memburuk, atau jika dokter umum Anda merekomendasikan rujukan. Gejala-gejala ini bervariasi tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Beberapa contoh gejala yang mungkin membutuhkan konsultasi dengan spesialis penyakit dalam antara lain: demam tinggi yang berkepanjangan, nyeri dada, sesak napas, nyeri perut hebat, perubahan berat badan yang drastis, dan kelelahan yang ekstrem.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan Anda. Mereka dapat membantu menentukan apakah Anda memerlukan rujukan ke dokter spesialis penyakit dalam atau spesialis lainnya.

Dokter spesialis penyakit dalam memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Keahlian dan pengalaman mereka dalam mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit menjadikan mereka aset berharga dalam sistem perawatan kesehatan. Dengan memahami peran dan keahlian mereka, kita dapat memanfaatkan layanan kesehatan secara optimal.

Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya