Mengenal PPDS, Program Pendidikan yang Harus Dilewati Dokter Spesialis

Selama PPDS, peserta didik akan mendapatkan pelatihan yang mencakup berbagai aspek klinis dan teknis yang relevan dengan spesialisasi mereka.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 16 Agu 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 20:30 WIB
Contoh ilustrasi dokter
Studi menemukan benturan kepala dapat mempengaruhi volume otak anak yang berujung pada dampak kecerdasan mereka. (Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska)

Liputan6.com, Jakarta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) adalah tahap penting dalam perjalanan seorang dokter yang ingin mendalami bidang spesialisasi tertentu. Setelah menyelesaikan pendidikan dokter umum, calon spesialis akan memasuki fase PPDS yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan mendalam di bidang spesialisasi pilihan mereka. 

PPDS tidak hanya mencakup teori, tetapi juga pengalaman praktis yang sangat penting. Selama PPDS, peserta didik akan mendapatkan pelatihan yang mencakup berbagai aspek klinis dan teknis yang relevan dengan spesialisasi mereka. Pendidikan ini sering kali melibatkan rotasi di berbagai sub-spesialisasi dan unit rumah sakit, memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan praktis serta pengetahuan teoritis yang mendalam. 

Selain itu, mereka akan berinteraksi dengan pasien, melakukan prosedur medis, dan terlibat dalam penelitian yang berhubungan dengan spesialisasi mereka. Hal ini memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang akan mereka temui di lapangan kerja. Berikut ulasan lebih lanjut tentang PPDS yang Liputan6.com rangkum deri berbagai sumber, Jumat (16/8/2024).

Apa itu PPDS?

Periksa Pasien Sambil Merokok, Dokter Ini Didenda Rp 4 Juta
Ilustrasi dokter | Via: istimewa

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) merupakan langkah penting dalam perjalanan seorang dokter yang ingin memperdalam pengetahuan dan keterampilan di bidang spesialisasi tertentu. Setelah menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran dan meraih gelar profesi dokter (dr), seorang dokter umum dapat melanjutkan ke PPDS untuk menjadi dokter spesialis. 

Program ini dirancang khusus untuk melatih dokter dalam bidang spesialisasi yang diinginkan. Tujuannya agar mereka menguasai ilmu dan keterampilan yang diperlukan untuk praktik medis yang lebih mendalam dan terfokus.

Selama menjalani PPDS, dokter umum, yang dikenal sebagai residen, akan melalui serangkaian pelatihan intensif yang mencakup teori, praktik klinis, serta pengalaman langsung di lapangan. Program ini meliputi berbagai spesialisasi seperti Andrologi, Bedah Toraks Kardiovaskular, Ilmu Kesehatan Anak, Neurologi, Psikiatri, dan banyak lagi. 

Setiap spesialisasi memiliki kurikulum dan pelatihan khusus yang dirancang untuk mempersiapkan residen menghadapi tantangan dan kebutuhan di bidang mereka. Pengalaman langsung ini sangat penting untuk mengembangkan keterampilan praktis dan pemahaman mendalam mengenai kasus-kasus medis yang spesifik.

Durasi PPDS

Dokter
Ilustrasi alat-alat dokter. (Sumber foto: Pexels.com)

Durasi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) bervariasi tergantung pada jenis spesialisasi yang dipilih, umumnya berlangsung antara 7 hingga 8 semester, atau sekitar 4 tahun. Program ini adalah tahap lanjutan setelah seorang dokter menyelesaikan pendidikan kedokteran dan mendapatkan gelar profesi dokter (dr).

Sebelum memasuki PPDS, calon dokter harus melalui beberapa tahap pendidikan lainnya. Termasuk menyelesaikan kuliah kedokteran untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran, mengikuti pendidikan profesi selama sekitar dua tahun sebagai koas atau co-assistant, dan menyelesaikan program internship selama satu tahun untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia.

Setelah menyelesaikan PPDS, dokter harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mendapatkan sertifikat spesialis dan diakui secara resmi sebagai dokter spesialis oleh pemerintah. Jika seorang dokter ingin lebih mendalami bidang spesialisasinya, mereka dapat melanjutkan ke program subspesialis setelah menyelesaikan PPDS. 

Program subspesialisasi biasanya berlangsung selama dua hingga tiga tahun tambahan, dan juga memerlukan ujian akhir untuk mendapatkan sertifikat subspesialis dari IDI. Dengan berbagai tahapan pendidikan dan pelatihan ini, total waktu yang diperlukan untuk menjadi dokter spesialis atau bahkan subspesialis dapat mencapai lebih dari satu dekade.

Gelar Dokter Spesialis di Indonesia

Ilustrasi Tulisan Tangan Dokter dan Dokter (iStockphoto)
Suatu Saat Bisa Saja Rekam Medik Harus Dibuka Saat Pasien Bermasalah Sehingga Tulisan Tangan Dokter Tidak Boleh Mirip Cakar Ayam (Ilustrasi/iStockphoto)

Berikut adalah gelar dokter spesialis di Indonesia.

  1. Sp.A: Spesialis Anak
  2. Sp.An: Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi
  3. Sp.And: Spesialis Andrologi
  4. Sp.B: Spesialis Bedah
  5. Sp.BS: Spesialis Bedah Saraf
  6. Sp.Ak: Spesialis Akupuntur Medik
  7. Sp.FK: Spesialis Farmakologi Klinik
  8. Sp.GK: Spesialis Gizi Klinik
  9. Sp.OK: Spesialis Kedokteran Okupasi
  10. Sp.KO: Spesialis Kedokteran Olahraga
  11. Sp.KP: Spesialis Kedokteran Penerbangan
  12. Sp.MK: Spesialis Mikrobiologi
  13. Sp.N: Spesialis Neurologi
  14. Sp.Onk.Rad: Spesialis Onkologi Radiasi
  15. Sp.M: Spesialis Ilmu Kesehatan Mata
  16. Sp.Par.K: Spesialis Parasitologi Klinik
  17. Sp.PK: Spesialis Patologi Klinik
  18. Sp.PA: Spesialis Patologi Anatomik
  19. Sp.PD: Spesialis Penyakit Dalam
  20. Sp.DV: Spesialis Dermatologi dan Venereologi (Penyakit Kulit dan Kelamin)
  21. Sp.KJ: Spesialis Kedokteran Jiwa
  22. Sp.Rad: Spesialis Radiologi Klinik
  23. Sp.U: Spesialis Urologi
  24. Sp.KL: Spesialis Kedokteran Kelautan

Beda PPDS dan Magister

kenali kemampuan
Ilustrasi berkuliah di jurusan impian/Copyright unsplash.com/javiertrueba

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan program magister (S2) di perguruan tinggi memiliki tujuan dan fokus yang berbeda, meskipun keduanya menawarkan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan di bidang masing-masing. PPDS adalah jalur pendidikan khusus bagi dokter umum yang ingin menjadi dokter spesialis. 

Program ini dirancang untuk memberikan pelatihan klinis yang intensif dan praktis dalam spesialisasi medis tertentu, seperti kardiologi, bedah, atau neurologi. Tujuan utama PPDS adalah mempersiapkan dokter dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk praktik spesialis yang mendalam dan berbasis pada pengalaman langsung dengan pasien serta prosedur medis.

Sementra, program magister atau S2 adalah pendidikan akademik yang lebih umum dan tidak khusus untuk profesi medis. Program ini fokus pada pengembangan teori, riset, dan keahlian dalam bidang akademik atau profesional yang lebih luas, seperti manajemen, pendidikan, atau ilmu sosial. 

Magister bertujuan untuk memperluas wawasan akademik dan keterampilan penelitian, serta memberikan dasar yang kuat untuk karir di bidang non-klinis. Meskipun program magister dan PPDS berbeda dalam fokus dan tujuan, tidak ada larangan untuk mengikuti keduanya secara bersamaan. Dokter yang tertarik dapat memilih untuk mengejar gelar magister sambil menjalani PPDS, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan tambahan di luar praktik klinis dan menambah keahlian mereka di bidang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya