Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dianggap sebagai partai peserta pemilu yang tidak konsisten dan komitmen dalam mendukung kebebasan beragama atau berkeyakinan di Indonesia.
Berdasarkan hasil survei tentang Kebebasan Beragama atau Keyakinan, Pemilu, dan Kepemimpinan yang dirilis Setara Institute, partai pimpinan Anis Matta itu mendapat perolehan 0 persen.
"Hanya PKS saja satu-satunya partai yang tidak mendapatkan suara dari korban kebebasan beragama," kata Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos di kantor Setara Institute, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014).
Sementara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan partai peserta pemilu yang dianggap paling konsisten dan komitmen dalam mendukung kebebebasan beragama atau berkeyakinan di Indonesia.
"PDIP berada pada posisi teratas dengan memperoleh suara responden sebanyak 68%, disusul dengan Gerindra, PKB, dan NasDem yang memperoleh 6%," tambahnya.
Bonar menuturkan, Partai Golkar mendapatkan 4% suara disusul Partai Demokrat dengan 3% suara responden. Kemudian Hanura dan PKPI mendapat 2% suara respoden.
"Sedangkan PBB, PAN, dan PPP mendapat 1% suara responden sebagai partai yang komitmen untuk kebebasan beragama/berkeyakinan," ucap Bonar.
Bonar menjelaskan, PDIP mendapat posisi teratas sebagai parpol yang mendukung kebebasan beragama atau berkeyakinan itu tidak bisa dilepas dari sosok kadernya yang juga capres PDIP Joko Widodo.
"Banyak responden merasa PDIP sebagai parpol yang komitmen kebebasan beragama itu tidak bisa dilepas dari pengaruh Jokowi, meski itu memang masih butuh pembuktian juga," tandas Bonar.
Survei ini melibatkan 100 korban kebebasan beragama dan berkeyakinan. Para korban yang disurvei tersebut berasal dari komunitas Syiah, Ahmadiyah, Katolik, Protestan, dan Penghayat Kepercayaan.
Survei ini dilakukan melalui metodologi purposive sampling. Dalam menetapkan sampel survei, Setara Institute memilih dan menetapkan secara cermat 100 korban kebebasan beragama yang memiliki ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu. Survei ini dilakukan pada 5 Maret hingga 30 Maret 2014.
(Shinta Sinaga)
Baca juga:
Advertisement
Survei Setara: SBY Kurang Memperjuangkan Kebebasan Beragama
Survei: Jokowi Capres Paling Mampu Jamin Kebebasan Beragama